Surya Irayani Yunus
Poltekkes Kemenkes Makassar

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PERBANDINGAN KELARUTAN KALSIUM DAN MAGNESIUM EMAIL GIGI TERHADAP MINUMAN BERKARBONASI DAN ISOTONIK Rini Irmayanti Sitanaya; Hans Lesmana; Surya Irayani
Media Kesehatan Gigi : Politeknik Kesehatan Makassar Vol 19, No 2 (2020)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mkg.v19i2.1579

Abstract

Email gigi terdiri dari 92-93% zat anorganik, 1-2% zat organik dan 3-4% air. Zat anorganik yang utama berupa hidroksiapatit [Ca10(PO4)6(OH)2] sekitar 90-92% dari volumenya yang tersusun atas komponen-komponen kalsium dan magnesium. Kehilangan ion kalsium dan magnesium karena demineralisasi sangat mempengaruhi kerusakan email. Demineralisasi terjadi karena adanya paparan asam dari makanan atau minuman yang dalam waktu  lama di dalam mulut menyebabkan pH rongga mulut menjadi asam. Konsumsi minuman karbonasi dan minuman isotonik (sports drink) meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan konsumsi minuman karbonasi dan minuman isotonik yang bersifat asam akan diikuti kejadian erosi gigi.  Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan minuman berkarbonasi dan minuman isotonik terhadap kelarutan kalsium dan magnesium setelah perendaman gigi secara AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Penelitian ini merupakan eksperimen laboratorium (spectrophotometer) dengan desain penelitian time series yang menggunakan 4 gigi permanen manusia post ekstraksi sebagai subyek penelitian. Keempat gigi tersebut dimasukkan ke dalam minuman karbonasi dan minuman isotonik lalu diukur kelarutan kalsium dan magnesium email gigi tersebut selama 30 menit sampai pada hari keenam dangan menggunakan spektrophotometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ion kalsium lebih banyak mengalami kelarutan daripada magnesium dari kedua minuman tersebut.Kata kunci : Minuman karbonasi, Minuman isotonik, Kelarutan Kalsium dan Magnesium 
PENGARUH KONSUMSI MINUMAN MADU HUTAN (Apis dorsata) TERHADAP TINGKAT KEASAMAN pH SALIVA PADA PERAWAT INSTALASI BEDAH SENTRAL (IBS) DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR Badai Septa W; Surya Irayani; Rini Irmayanti Sitanaya
Media Kesehatan Gigi : Politeknik Kesehatan Makassar Vol 19, No 1 (2020)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mkg.v19i1.1581

Abstract

Sebelum ditemukannya gula, madu telah digunakan sebagai minuman manis dan sebagai bahan pemberi rasa manis. Madu mengandung glukosa, fruktosa, serta sukrosa. Walaupun madu mengandung sukrosa rendah, madu tetap saja merupakan larutan karbohidrat yang mengandung gula dan dapat menyebabkan pH saliva menurun. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah madu hutan. Penelitian dilaksanakan di RSUD Labuang Baji Makassar. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 25 orang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2019 – Januari 2020. Pengambilan data menggunakan lembar observasi, pH meter dan pembagian Informed Consent. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen. Penelitian menggunakan rancangan Pretest Posttest Control Group dengan menggunakan teknik Total Sampling. Data diolah dengan menggunakan SPSS dengan analisis Uji T-Test. Rata-rata tingkat keasaman pH saliva sebelum mengkonsumsi minuman madu hutan adalah 6.99 dan setelah mengkonsumsi minuman madu hutan adalah 6.67 atau mengalami penurunan sebesar 0.32 menjadi lebih asam. Pada uji T dihasilkan nilai 2.063. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pH saliva sebelum dan setelah pemberian minuman madu hutan.Kata Kunci: Madu Hutan, pH Saliva 
GAMBARAN ORAL HYGIENE WANITA PASCA MENOPAUSE DI DESA JONJO KECAMATAN PARIGI KABUPATEN GOWA Rini Irmayanti Sitanaya; Surya Irayani Yunus
Media Kesehatan Gigi : Politeknik Kesehatan Makassar Vol 17, No 1 (2018)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.769 KB) | DOI: 10.32382/mkg.v17i1.168

Abstract

Menopause adalah suatu keadaan seorang wanita yang tidak mengalami menstruasi secara permanen atau berhentinya menstruasi selama 12 bulan atau satu tahun lamanya. Saat menopause terjadi penurunan produksi hormon estrogen dan progesteron. Penurunan level estrogen dan progesteron tersebut juga diiringi dengan perubahan klinis di rongga mulut yaitu beresiko mengalami gingivitis dan juga mempengaruhi oral hygiene. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran oral hygiene wanita menopause di Desa Jonjo Kecamatan Parigi Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. Jenis penelitian yang digunakan  merupakan penelitian dekriptif.Penelitian ini dilakukan pada 30 orang perempuan menopause di Desa Jonjo Kecamatan Parigi Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan Desember 2017. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dan pemeriksaan OHI-S.              Dari hasil penelitian yang dilakukan pada wanita menopause gambaran Oral Hygiene Index  Simplified (OHI-S) perempuan menopause di Desa Jonjo Kecamatan Parigi Kabupaten Gowa sebagian besar termasuk dalam kategori buruk.              Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan pada wanita menopause dapat disimpulkan sebagai berikut gambaran Oral Hygiene Index  Simplified (OHI-S) perempuan menopause di Desa Jonjo Kecamatan Parigi Kabupaten Gowa sebagian besar termasuk dalam kategori buruk. Diharapkan kepada wanita menopause agar setidaknya menjaga kebersihan gigi dan mulutnya baik itu kontrol enam bulan sekali kedokter gigi terdekat baik puskesmas maupun klinik.
Berkumur Rebusan Bunga Rosella Terhadap Perubahan pH Saliva Hans Lesmana; Rini Irmayanti Sitanaya; Surya Irayani Yunus; Badai Septa; Roosi Purwaningsih
Media Kesehatan Gigi : Politeknik Kesehatan Makassar Vol 21, No 1 (2022)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mkg.v21i1.2833

Abstract

Rosella (Hibiscus Sabdariffa L) adalah tanaman hias dari keluarga kembang sepatu, tanaman ini dapat hidup di daerah tropis maupun subtropis dan dikenal sebagai teh herbal. Di Indonesia penggunaan rosella dibidang kesehatan belum terlalu populer serta pembudidayaan tanaman ini masih terbatas dan hanya terpusat di daerah-daerah tertentu namun di negara-negara lain rosella bukan tanaman yang asing. Polifenol dan flavonoid yang terdapat pada bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa L) berperan sebagai antivirus, antioksidan dan antibakteri yang dapat mempengaruhi akumulasi bakteri dan dapat meningkatkan pH saliva di rongga mulut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan pH saliva setelah berkumur dengan air rebusan bunga rosella. Jenis penelitian ini dilakukan dengan disain squasi eksperimental study dengan rancangan pre-test dan post test. Penelitian ini melibatkan 20 orang sampel yang diperoleh dengan teknik random sampling yang dibagi dalam 2 kelompok. pH saliva diukur dengan menggunakan pH meter,  sebelum dan sesudah berkumur dengan rebusan bunga rosella. Efektivitas pemberian perlakuan diselidiki dengan menggunakan uji Wilcoxon, sementara data yang diperoleh kemudian di analisis dengan menggunakan uji Mann-Withney (a<0,05). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan pH saliva sebelum dan setelah berkumur air rebusan bunga rosella. Kesimpulan penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan antara pH saliva sebelum dan sesudah berkumur dengan air rebusan bunga rosella dibandingkan dengan kelompok kontrol. Disarankan kepada subjek penelitian untuk menggunakan obat kumur dari bahan alami seperti rebusan rosella untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Kata kunci : Berkumur; bunga rosella; pH saliva
Penggunaan Casein Phospopeptide Amorphous Calsium Phosphate (CPP-ACP) Terhadap Perubahan pH Saliva Pada Warga Binaan Rutan Kelas IIB Kolaka Sulawesi Tenggara Hans Lesmana; Rini Irmayanti Sitanaya; Surya Irayani Yunus; Badai Septa; Novia Hadrin
Media Kesehatan Gigi : Politeknik Kesehatan Makassar Vol 21, No 2 (2022)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mkg.v21i2.3141

Abstract

          Proses demineralisasi permukaan gigi yang mengakibatkan karies dapat disebabkan oleh penurunan derajat keasaman (pH) secara berulang-ulang dalam waktu tertentu. Casein phosphopeptide amorphous calcium phosphate (CPP- ACP) pasta dapat digunakan sebagai bahan untuk proses remineralisasi dan berpengaruh dalam peningkatan pH saliva, sehingga pH saliva dapat menjadi netral. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan casein phospopeptide amorphous calsium phosphate (CPP-ACP) pasta terhadap pH saliva pada warga binaan rutan kelas IIB Kolaka. Metode penelitian yang digunakan adalah pre-eksperimen dengan desain pretest-posttest one group. Sampel penelitian diperoleh menggunakan teknik purposive sampling yaitu warga binaan Rutan Kelas IIB Kolaka pada blok 2 kamar 10 dengan 10 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan pH saliva responden sebelum dan sesudah penggunaan casein phospopeptide amorphous calsium phosphate (CPP-ACP) pasta dengan p value 0,004 (<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa casein phosphopeptide amorphous calcium phosphate (CPP-ACP) pasta efektif terhadap perubahan pH saliva menjadi netral.Kata Kunci : Casein Phosphopeptide Amorphous Calcium Phosphate (CPP- ACP), Saliva, pH Saliva