Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Konflik Klas dan Gender dalam Politik Agama Jainudin
TABYIN: JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Vol 1 No 2 (2019): Desember
Publisher : STAI Ihyaul Ulum Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/tabyin.v1i2.20

Abstract

Agama dipandang sebagai sumber moral, sementara di sisi lain dianggap sebagai sumber konflik. Teori konflik beranggapan bahwa masyarakat adalah suatu keadaan konflik yang berkesinambungan diantara kelompok dan berkecenderungan ke arah perselisihan, ketegangan dan perubahan. Penganut suatu agama adalah manusia bagian dari masyarakat, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat menjadi lahan konflik sebagaimana diisyaratkan oleh teori konflik. Dan agama memiliki potensi yang dapat melahirkan berbagai konflik (intoleransi), baik antar agama maupun intra suatu agama. Namun masih ada masyarakat yang memandang agama sebagai suatu yang positif yang didasarkan pada pandangan kaum fungsional (fungsionalisme). Disisi lain agama dipandang sebagai sesuatu yang mengakibatkan adanya disfungsi dan terwujudnya disintegrasi sosial. Disisi lain disamping agama sebagai sumber konflik masih ada lagi sumber konflik yang lain yaitu peran jender dalam masyarakat, yang merupakan kultur yang menentukan harapan-harapan pada laki-laki dan perempuan dalam berinteraksi antara satu dengan yang lain dalam masyarakat. Korelasi antara perbedaan jender dan status sosial. Semakin besar perbedaan semakin timpang pula status sosial, dan semakin kecil pula perbedaan status sosial itu. Karl Marx memahami seluruh kehidupan sosio budaya ditentukan oleh pertentangan antara dua kelas sosial yang terlibat dalam proses produksi yaitu kaum industriawan yang mengontrol alat produksi dan kaum proletar sebagai pekerja. Feminisme memandang secara khusus kedudukan perempuan ditengah-tengah masyarakat. Secara umum dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu: 1. Feminis liberal kelompok ini berpendapat bahwa laki-laki maupun perempuan diciptakan seimbang tidak terjadi penindasan antara satu dengan lain. 2. Feminis Marxis-Sosialis; aliran ini berupaya menghilangkan struktur kelas dalam masyarakat berdasarkan jenis kelamin. Dengan melontarkan isu bahwa ketimpangan peran antara kedua jenis kelamin itu sesungguhnnya lebih disebabkab oleh faktor alam. 3. Feminis radikal dalam kelompok ini perempuan tidak harus bergantung pada laki-laki, bukan saja dalam hal kebendaan tetapi juga dalam hal pemenuhan kebutuhan sek. Perempuan bisa mendapatkan kepuasan sek dengan sesama perempuan. Gender dalam perspektif teori konflik bahwa perempuan sebagai kelompok penyumbang yang paling banyak dalam menyediakan tenaga murah dalam produksi yang sangat menguntungkan bagi kapitalis. Konstruksi jender sudah mengakar pada masyarakat sebagai inspirator munculnya persepsi masyarakat sistem patriarkhi sebagai bias jender. Agama dilihat dari sudut pandang konflik membuka celah lebar untuk menjadikan sebab munculnya ketegangan sosial dalam masyarakat. Namun di sisi lain bahwa konflik yang bersifat fungsional atau konsensus baru yang bermuara pada perbaikan.
Manajemen Pendidikan Islam dan Penyiapan Bonus Demografi Indonesia Tahun 2045 Jainudin .
TABYIN: JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Vol 2 No 1 (2020): Juni
Publisher : STAI Ihyaul Ulum Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/tabyin.v2i1.29

Abstract

Pertumbuhan penduduk yang terus mengalami berubahan perlu adanya upaya dalam menyiapkan sumber daya manusia. Penyiapan ini dibutuhkan agar mampu bersaing di era bonus demografi. Dalam tulisan ini akan menyinggung tentang penjelasan bonus demografi, manajemen pendidikan Islam dan upaya penyiapan sumber daya manusia di era bonus demografi. Bonus demografi merupakan ledakan penduduk usia produktif sehingga angka ketergantungan usia non produktif yang berakibat peluang peningkatan laju pertumbuhan ekonomi. Manajemen pendidikan Islam adalah kegaiatan pengelolaan pendidikan yang dilakukan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Upaya manajemen pendidikan Islam dalam penyiapan sumber daya manusia yaitu mengkosep kembali proses pendidikan Islam dalam rangka menghasilkan manusia-manusia produktif yang siap berkompetisi dalam era bonus demografi, dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen.
Mitologi Buyut Cili Kepercayaan dan Habituasi Transendental Suku Using, Banyuwangi jainudin jainudin
Religió: Jurnal Studi Agama-agama Vol. 9 No. 1 (2019): March
Publisher : Department of Religious Studies, Faculty of Ushuluddin and Philosophy, Sunan Ampel State Islamic University Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.548 KB) | DOI: 10.15642/religio.v9i1.1234

Abstract

The history of the mythology of Using Tribe in Banyuwangi has been rooted within the ancestral beliefs of Hinduism and Buddhism. Using Tribe used to do a pilgrimage (ziarah) to what so called Petilasan Buyut Cili which is believed as ground-breaker of the construction of Using. This research aims to describe history of Petilasan Buyut Cili, cultural changes of the ancestral faith, and transcendental habituation. Using phenomenological approach, this research attempts to elucidate that social belief could create a basically well-balanced connection between human and God. This research found that (1) the growth of the belief of Using Tribe has been influenced by Department of Tourism which established Kemiren Village as a traditional and cultural village; (2) urbanization changes religious patterns of Using Tribe; and (3) the tribe has been transformed to be a religious-based tourist destination. The tribe practiced annual religious rites which are conserved simultaneously to become a transcendental habituation for the people of Desa Kemiren.
Kesejahteraan Psikologis pada Penderita Kusta di Sumberglagah Kec. Pacet. Kab. Mojokerto Jainudin Jainudin; Fidia Astuti
Indonesian Psychological Research Vol. 4 No. 1 (2022): IPR Januari 2022
Publisher : Program Studi Psikologi UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29080/ipr.v4i1.649

Abstract

Lepra atau kusta adalah penyakit infeksi yang kronis yang dampaknya adalah kecacatan dan keterbatasan. Dengan kondisi tersebut memunculkan berbagai masalah pada diri penderita secara psikologis, penderita akan mendaptkan diskriminasi dan stigma dari masyrakat, namun penderita tetap merasa berbesar hati dan menerima keadaan diri sebagai manusia dihadapan Tuhan adalah sama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran psychological well-being pada penderita Kusta di Sumber Glagah Mojokerto. Subjek penelitian ini adalah sebanyak 3 informan penderita kusta, informan yang digunakan sebagai subjek dalam penelitian ditentukan berdasarkan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen dalam penelitian ini adalah pedoman observasi dan pedoman wawancara. Dimensi yang diteliti meliputi penerimaan diri, hubungan posotif dengan orang lain, kemandirian, penguasaan lingkungan, tujuan hidup dan pertumbuhan personal. Data yang didapatkan selanjutnya dianalisis melewati beberapa tahap reduksi, penyajian data dan dilanjutkan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa diawal terjadinya secara klinis dari penyakit kusta ini adalah terlihat pada kulit penderita kusta diantaranya makula berwarna keputihan, rambut alis rontok, kelumpuhan pada kulit muka, terjadi penebalan dikulit muka dan hidup seperti pelana. Masalah yang muncul lainnya adalah setelah subjek didiagnosa kusta maka akan mengalami penurunan kepercayaan diri, merasa malu, kehilangan harapan, dan memiliki harga diri rendah. Diungkap juga semua subjek sebagai anteseden menurunnya kesejahteraan psikologi mereka. Sedangkan peningkatan kesejahteraan psikologis yang menarik di sini adalah terungkap bahwa dimensi penerimaan diri sebagai dimensi pertama yang membantu subjek dalam mencapai dimensi – dimensi kesejahteraan psikologi yang lainnya, yaitu huhungan positif dengan orang lain, kemadirian, penguasaan lingkungan, tujuan hidup dan pertumbuhan personal. Keenam dimensi ini muncul secara tidak bersama – sama, tetapi temuanya sesuai dengan gambaran dimensi.
Involvement of School Committee In Budgeting Control: A Case Study At Primary School Bani Hasyim Malang Indonesia Yoyok Amirudin; Jainudin; Zobi Mazhabi
Edukasia Islamika Vol. 7 No. 1 (2022): Volume 7, Number 1 2022, Edukasia Islamika: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, Institut Agama Islam Negeri Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jei.v7i1.5662

Abstract

This research objective is to discuss how the involvement school committee in budgeting control. In the private school, some of the finances came from parents. The parent is the primary teacher’s partner in collaboration with the school programs. They were joined in the school committee to catch on to the school budgeting. The education system obligated schools to report the school budgeting upon approval school committee. The research subject consisted of understanding the role policy of the school committee and how far the school committee is involved in the budgeting control. This research design was field research with a descriptive qualitative approach. The data has been collected by interviewed teachers, school principals, and school committees. The result showed that the school committee in Bani Hasyim primary school Malang Indonesia was involved in budgeting control. They were actively with schools to discuss once three months, in the beginning, year to make a plan and budget together with the school.
Pendidikan Karakter dan Pergeseran Sosiopsikologis Penganut Aliran Tarekat Qadiriyahwanaqsabandiyah Surabaya Jainudin Jainudin
JOIES (Journal of Islamic Education Studies) Vol. 1 No. 2 (2016): December
Publisher : Program Studi Doktor Pendidikan Agama Islam Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/joies.2016.1.2.247-276

Abstract

This article discusses the character education and socio-psichological shift among the followers of Tarekat QadiriyahwaNaqsabandiyah Surabaya. Tarekat QādiriyyahwaNaqshabandiyyah is a tarekat which combines QādiriyyahwaNaqshabandiyyah carried out by Syekh Aḥmad Khaṭīb al-Sambasī from Kalimantan who practiced dhikr khafī and jahr by reciting Lāilāha illā Allāh. The tarekat has prescribed several teachings, such as the perfectness of sulūk, the adab of the adherents, dhikr, and murāqabah. Some of its basic tenets are: dhikr, murāqabah, rābiṭah, performing sharī‘ah, doing optional worships, showing wara‘ and zuhd behaviors, khalwah and‘uzlah. Among its rites, moreover, are: bay‘ah and dhikr. This article reveals that the adherents of QādiriyyahwaNaqshabandiyyah turn out to have better socio-psychological characters, such as patience, endurance, sincerity, satisfaction, and persistence in doing pure as well as social worships than they were before.Those are some indicators of good characters. In other words, the article concludes that the teachings, tenets, and rites of the tarekat can be used as a media to build noble characters of the society by undergoing socio-psychological changes in their daily behaviors.