Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Manfaat Pemberian Probiotik pada Usia Lanjut Terhadap Hitung Bakteri Asam Laktat, Coliform, Aerob, Anaerob serta Enzim β-glukosidase dan β-glukuronidase Ernawaty Tamba
Jurnal Kedokteran Meditek Vol. 18 No. 48 September - Desember 2012
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v18i48.905

Abstract

Asbtrak         Pribiotik adlah salah satu mikroorganisme hidup yang jika dikomsumsi dalam jumlah adekuat ,dapat mengubah keadaan bakteri dan aktivitas enzim di saluran cerna dengan meningkatkan bakteri baik,menurunkan aktivitas enzim yang berperan pada perubahan suatu prokarsinogen menjadi karsinogen,sehingga di harapkan pemberian probiotik akan menurunkan risiko terjadi kanker kolorektal dalam jangka panjang. Penelitian dilakukan di Panti Werda Hana, jakarta selatan,penelitian ini merupakan suatu penelitian eksprimental dengan desain pre-post test pada satu kelompok mendapat susu yang di tambahkan pribiotik yg mengandung leuconostoc mesenteroides.sampel sebanyak 34 orang diambil dri populasi yg memenuhi kriteria penerimaan .Periode perlakuan di lakukan selama 6 minggu yang terbagi atas dua tahap pemberian susu selama 3minggu dan tahap pemberian susu yang di tambahkan probiotik selama 3 minggu . Setelah pemberian susu dan setelah pemberian probiotik dilakukan pemeriksaan hitung bakteri asam laktat,coliform,aerob,anaerob,serta enzim β-gukuronidase dan β-glukuronidase. Hasil  penelitian dengan uji test berpasanhgan di dapatkan setelah pemberian susu probiotik, terjadi kenaikan hitungan bakteri asa laktat penurunan total bakteri coliform dan aktivitas enzim β-glukuronidase. Penelitian ini menunjukan potensi probiotik dalam mencegah kanker kolorektal,oleh karena itu disarankan pemberian probiotikpada lansia,karena kelompok ini mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya kanker kolorektal .Kata kunci :probiotik,bakteri,asamlaktat,coliform,bakteri,aerob, β-glukosidase, β-glukuronidase,lanjut usia
Karsinogenesis Kanker Kolorektal, Hubungannya dengan Diet dan Mikroflora Usus Ernawaty Tamba
Jurnal Kedokteran Meditek Vol. 18 No. 48 September - Desember 2012
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v18i48.908

Abstract

Abstrackcolorectual cancer is a type of cancer that exists in the colon and rectum. In Indonesia, the number of patients who suffer the disease under the age of 40 years old, rose up until 35.26% and placed in the rank of 10th. In the highly advanced country. the disease climbs sharply as the patient with age more than 50 years old, only 3% less compared to the patient less than 40 years old. Colorectal cancer has become the 2nd most frequent disease that causing death at the end. Diet has also become one of the significant factor that may cause the cancer. The diet mechanism goes to be one of the etiology of colorectal cancer, which actually still undiscovered. For individuals who had high opprtunity for colorectal cancer to be exist, there are significant alteration in the feces’ microflora. Diet gives huge role with the changes in the microflora’s activity, which reflected in the changes of enzyme’s activities.Key words : colorectal cancer, microflora, enzyme’s activities
Gambaran Pencemaran Merkuri terhadap Masalah Kesehatan Penambang dan Masyarakat di Sekitar Aliran Sungai Behe Bulan Juli - Agustus 2016 Veneranda Venny Grishela; Ernawaty Tamba
Jurnal Kedokteran Meditek VOL. 23 NO. 61 JANUARI-MARET 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v23i61.1459

Abstract

AbstrakBahan logam merkuri yang digunakan dalam penambangan emas rakyat skala kecil di sekitar aliran Sungai Behe, Kabupaten Landak, Kalimantan barat, dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi penambang emas dan masyarakat di sekitar yang mengkonsumsi air Sungai Behe untuk kebutuhan sehari-hari misalnya  kebiasaan  mandi  di  sungai  dan  mengkonsumsi  ikan  sungai.Penelitian  ini bertujuan untuk mengetahui distribusi masalah kesehatan penambang dan masyarakat di sekitar aliran Sungai Behe akibat pencemaraan merkuri. Penelitian ini menggunakan jenis observasional deskriptif-analitik dengan studi cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode convenient sampling. Data yang didapat berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dan data sekunder dari pemerintah daerah. Berdasarkan hasil penelitian univariat, didapatkan pekerja penambang (70,8%) dengan lama kerja lebih  dari  lima  tahun  (49,1%).  Lama  tinggal  terbanyak adalah  lebih  dari  lima  tahun  (66,7%). Kebiasaan konsumsi ikan sungai (86,7%) dengan frekuensi lebih dari tiga kali seminggu (80%). Kebiasaan mandi di sungai (69,1%) dengan jangka waktu mandi lebih dari lima tahun (56,7%). Jarak tempat tinggal dengan tempat pengolahan emas didapatkan 66,7% orang yang tinggal kurang   dari 261 meter dari lokasi pengolahan emas. Hasil penelitian bivariat didapatkan adanya hubungan antara lama tinggal, lama kerja penambang, kebiasaan makan ikan sungai, kebiasaan mandi di sungai, dan jarak tempat tinggal dengan tempat pengolahan emas dengan masalah kesehatan (kulit dan saraf) penambang dan masyarakat di sekitar aliran Sungai Behe. Kata kunci    : Merkuri, Sungai Behe, Penambangan Emas   AbstractMercury materials which used in the small-scale public gold mining around Behe River, Landak Regency, West Kalimantan, could cause health problems for miners and people who use the water of Behe River for their daily needs such ashabits of bathing at the river and consuming some fishes. This research aims to review the distribution health problems for miners and people around Behe River due to mercury pollution. This  research  uses  descriptive-analytic  observational  with  cross-sectional  study.  The  sample collection done with the methods convenient sampling. Data obtained based on the results of questionnaire deployment and secondary data from the regional government. Based on the result of univariat research, obtained mine workers (70.8%) with a longer work over five years (49.1%). The most longer stay is more than five years (66.7%). Habits of consuming river fish (86.7%) with more than three times a week (80%). Habits of bathing at the river (69.1%) by the long bathe over 5 years (56.7%). The distance of a residence to a gold processing area obtained 66.7% of people who live less than 261 meters from the location of the gold processing. The results of bivariate study obtained that it has correlation between the longer of stay, longer miners working, river fish consumption habits, bathing in the river habits and distance of a residence to a gold processing area with the health problems (skin and nerves) of miners and people around Behe River. Keywords: Mercury, Behe River, Gold Mining 
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Nilai Apgar Persalinan per Vaginam di RS UKI 2016 Diravita CFL Marsaulina; Ernawaty Tamba; Donna Mesina Pasaribu
Jurnal Kedokteran Meditek VOL. 23 NO. 62 APRIL-JUNI 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v23i62.1555

Abstract

Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum adanya tanda persalinan. Ketuban pecah dini merupakan salah satu penyebab terjadinya asfiksia neonatorum dan infeksi yang meningkatkan mortalitas dan morbiditas perinatal. Nilai Apgar adalah cara untuk menilai kondisi bayi yang mencerminkan menurunnya fungsi-fungsi vital. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripsi dengan pendekatan cross-sectional dengan teknik pengambilan sampel. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 100 sampel. Dari hasil penelitian, terdapat 53 bayi (77,9%) memiliki nilai Apgar kategori baik pada persalinan normal, dan 20 bayi (74,1%) memiliki nilai Apgar kategori asfiksia sedang pada persalinan ketuban pecah dini. Pada ibu yang memiliki riwayat hipertensi, terdapat 5 bayi (18,5%) memiliki nilai Apgar kategori asfiksia sedang. Uji statistik dengan Chi square menggunakan SPSS 16 for Windows didapatkan nilai X2 dengan nilai a = 0,05, dengan demikian p value yang dimiliki 0,031, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa dalam penelitian ini terdapat hubungan antara penyakit infeksi saluran kemih ibu dengan nilai Apfar bayi.Kata kunci: persalinan, ketuban pecah dini, nilai Apgar
Gambaran Kejadian Obesitas dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi pada Usia di Atas 40 Tahun di Kelurahan Tanjung Duren Jakarta Tahun 2016 Abdul Siddiq Bin Rahani; Ernawaty Tamba
Jurnal Kedokteran Meditek VOL. 24 NO. 65 JANUARI-MARET 2018
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v24i65.1657

Abstract

Obesity in adulthood is important to be considered due to its association with various diseases such as coronary heart disease. This study aimed to determine the incidence of obesity in adults and its affecting factors such as age, gender, education level, occupation, frequency of eating per day, total calories consumption per day, level of physical activity and parental obesity status. This was a cross sectional study with analytic observational approach. The study was carried out in 2016 among adults aged above 40 years old residing in Kelurahan Tanjung Duren, Jakarta. Primary data were obtained through interviews and questionnaires. Weight and height measurements were taken to assess the Body Mass Index (BMI) of the respondents. The study found that 44 (41,12%) of the respondents were obese (BMI ≥ 25 kg/m2). Chi-square analysis between obesity and independent variables showed that the incidence of obesity was negatively related to gender (p = 0.351), age (p = 0,520), education level (p = 0.352), occupation (p = 0.141), physical activity (p = 0,220), and parental obesity status (p = 0,109). Two variables were observed to have a positive relationship with the incidence of obesity, i.e. meal frequency per day (p = 0.029) and total calories consumption per day (p = 0,000). This study recommends obese adults to have healthy diet and run appropriate physical activities to reduce the incidence of obesity and avoid obese-related diseases.Keywords: Obesity, Body Mass Index (BMI), Adults