Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Konsep Pengelolaan Perikanan Tangkap Cakalang (Katsuwonus pelamis) di Kawasan Teluk Bone Dalam Perspektif Keberlanjutan Jamal, Muhammad; Sondita, Fedi A.; Wiryawan, Budi; Haluan, John
Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.88 KB)

Abstract

Fisheries management ideally could prevent the occurrence of overfishing which nowadays has occurred globally, including in Indonesia.  On the basis of fishing status and biology of skipjack tuna, as well as analysis of relationship between sea surface temperature and chlorophyll-a with skipjack tuna catches,  the fisheries management should implement zoning regulation. The north zone was suggested to be prioritized as a conservation area for protecting skipjack juvenile (< 46,5 cm FL) from fishing activity.  The middle and south zones were suggested to be fishing area where sustainable fishing is applied.  The Application of these regulations has an implication on total allowable catches from Bone Bay.  The number has lower value than the previous MSY and F-opt values.  Number of skipjack tuna which was allowed to be caught in the north zone is 573 ton yr -1 , in the middle zone was 5,820 ton yr and in the south zone was 2,210 ton yr -1 .   Overall, the value of allowed number of skipjack tuna catches in Bone Bay was estimated to be 8,600 ton yr effort per year is equivalent with 5,376 operational trips from pole and line boats.   -1 with fishing-1
Pemanfaatan Data Biologi Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) dalam Rangka Pengelolaan Perikanan Bertanggung Jawab di Perairan Teluk Bone Jamal, Muhammad; Sondita, Muhammad Fedi Alfiadi; Haluan, John; Wiryawan, Budy
Jurnal Natur Indonesia Vol 14, No 1 (2011)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.512 KB) | DOI: 10.31258/jnat.14.1.107-113

Abstract

The Bone Bay is part of Fisheries Management Zone WPPI 713 that covers Makassar strait, Flores sea and Bali sea. To such vast marinearea, fisheries management can be started from smaller region, e.g. embayment waters. Biological characteristics of skipjack tuna (Katsuwonuspelamis) are some of important information for developing fisheries management in the area. This research was aimed to determine length-weight relationship, size composititon, growth pattern and biologically feasible size of the fish. Data were obtained from fish caught byfisherman from Januari to December 2007. The bay was divided into three study areas, i.e. Northern, Centre and Southern Zones. The bcoefficients for length-weight relationship in the three zones were equal 3 [not significant]. The average fork-length (FL) in each zoneshowed similar trends: increased from January to June, then stabilized until December. Using von Bertalanffy’s growth model, the maximumFL (L ∞ of 759.75 mm is estimated for fish at age of 84 months. The length at first maturity of the fish is 465 mm (FL).
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRIORITAS WILAYAH PENGAWASAN PERIKANAN (WPP-711) MENGGUNAKAN METODE AHP-TOPSIS Krisnafi, Yaser; Hozairi, Hozairi; Iskandar, Budhi Hascaryo; Wisudo, Sugeng Hari; Haluan, John
Seminar Nasional Ilmu Terapan Vol 1 No 1 (2017): Seminar Nasional Ilmu Terapan (SNITER) 2017
Publisher : Universitas Widya Kartika Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.671 KB)

Abstract

Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia atau sering disingkat dengan WPP NRI merupakan wilayah pengelolaan perikanan untuk penangkapan ikan, konservasi, penelitian, dan pengembangan perikanan yang meliputi perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut teritorial, zona tambahan, dan zona ekonomi ekslusif Indonesia (ZEEI). Setiap tahun Pemerintah Indonesia mengalami kerugian yang besar akibat pencurian ikan dibeberapa wilayah di WPP 711, salah satu permasalahan disebabkan oleh belum terpilihnya satuan kerja utama di WPP 711, memilih satuan kerja utama tidaklah mudah karena harus mempertimbangkan banyak kriteria sehingga Kementrian Kelautan dan Perikanan dalam mengambil keputusan harus melalui perhitungan dan pemikiran jangka panjang agar keputusan yang diambil tidak salah, maka diperlukan suatu sistem pendukung keputusan yang dapat memperhitungkan segala kriteria yang mendukung pengambilan keputusan dalam menentukan wilayah satuan kerja utama di WPP 711. Metode yang digunakan dalan mengambil keputusan adalah AHP (Analytical Hierarcy Process) dan TOPSIS (Technique For Order Preference by Similarity to Ideal Solution). Dengan menggunakan metode tersebut, maka diperoleh wilayah satuan kerja utama dari beberapa kriteria (Daerah perbatasan, potensi sumber daya ikan, alur laut international, fasilitas & sarana prasarana, jumlah armada, penegakan hokum) adalah Satker Pontianak (0.780), Satker Natuna (0.778) dan Satker Batam (0.769). Hasil perangkingan tersebut akan dijadikan acuan sebagai dasar penentuan strategi peningkatan pengawasan wilayah perikanan di WPP 711 sehingga mampu meminimalisasi kerugian Negara akibat pencurian SDA di wilayah WPP 711 Indonesia.