Ariyani Kiranasari
Departemen Mikrobiologi Klinik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Comparison of N-Acetyl-L-Cysteine-Sodium Hydroxide-Based and Modified Petroff's Decontamination Method for Mycobacterium tuberculosis Culture ARIYANI KIRANASARI; MUHAMMAD RAYHAN
Microbiology Indonesia Vol. 15 No. 3 (2021): September 2021
Publisher : Indonesian Society for microbiology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.868 KB) | DOI: 10.5454/mi.15.3.5

Abstract

Indonesia is one of 22 countries with a high incidence of tuberculosis in the world, particularly related to TBHIV and MDR-TB cases. Contamination of normal flora from nasopharyngeal tract is the main problem to isolate Mycobacterium tuberculosis (MTB) from sputum. Therefore, a safe solution to decontaminate sputum without killing MTB bacilli is needed. N-acetyl-L-cysteine-sodium hydroxide (NALC-NaOH)-based method and Petroff's method, which was modified with NaOH (4%) are widely used in laboratories. In the present study, we will evaluate the different of these methods. Of the 110 sputum samples were collected from suspected cases of Pulmonary TB, and the decontamination of sputum by these methods was performed, after acid-fast bacillus (AFB) smear, then the samples were cultured in Lowensteins Jensen slant medium. The positive culture was validated by chromatography test for detecting the antigen of MPT-64 and PNB. Based on the investigation, it has been shown that neither NALC-NaOH (71%) nor modified Petroff's methods (66%) had a significant effect on the positivity rate of AFB smear. However, the contamination on culture was significantly higher in samples treated with NALC-NaOH (21%) compared to Modified Petroff methods (13%) (p< 0.05). In addition, the proportion of positive culture in NALC-NaOH was lower than modified Petroff. In conclusion, our study proved that modified Petroff methods are still more effective on sputum decontamination than NALC-NaOH based on the positivity rate of MTB culture. Though, not significantly different on AFB microscopic examination.
Ekstrak Moringa oleifera Sebagai Antiseptik Terhadap Escherichia coli dan Streptococcus pyogenes Menggunakan Metode Percentage Kill Conny Riana Tjampakasari; Ariyani Kiranasari; Alfia Chairunnisa; Fatindhiya Mahira Hilmy
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol. 8 No. 2 (2022): The Indonesian Journal of Infectious Disease
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32667/ijid.v8i2.145

Abstract

Latar belakang: Kandungan kimia daun kelor (M.oleifera) menunjukan sifat antibakteri terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif dengan menghambat sintesis dan metabolisme DNA serta menghancurkan dinding sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi kemampuan ekstrak daun M.oleifera sebagai antiseptik terhadap E. coli dan S. pyogenes. Metode: Uji percentage kill dilakukan untuk mengetahui persentase kematian bakteri setelah kontak dengan M. oleifera pada menit ke 1, 2 dan 5. Variabel yang digunakan yaitu kontrol dan perlakuan yang dilakukan secara bersamaan. Uji dinyatakan memenuhi standar bila memberikan hasil ≥90% untuk setiap waktu kontak. Hasil: Uji terhadap E. coli pada menit ke 1, 2 dan 5 menunjukkan hasil masing-masing 93.41%, 94.14%, dan 96.87%, sedangkan terhadap S. pyogenes masing-masing 73.27%, 83.15% dan 94.19%. Terhadap S. pyogenes pada menit ke-5 memenuhi standar. Kesimpulan: M. oleifera efektif mengeliminasi E. coli karena nilai percentage kill untuk semua waktu kontak ≥90% dengan nilai tertinggi pada menit ke-5 (96.87%), sedangkan terhadap S. pyogenes ekstrak daun M. oleifera menunjukkan aktifitas mikroba yang baik pada waktu kontak 5 menit (94.19%).
Perbandingan Tingkat Kontaminasi Kultur Mycobacterium tuberculosis pada Medium Lowenstein-Jensen dan BACTEC MGIT 960 Athira Presialia; Ariyani Kiranasari
Jurnal Kedokteran Meditek Vol 26 No 2 (2020): MEI-AGUSTUS
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v26i2.1829

Abstract

Sampai saat ini, kultur masih merupakan standar pemeriksaan diagnosis tuberkulosis. Metode yang sering dilakukan adalah menggunakan Medium Lowenstein-Jensen dan BACTEC MGIT 960, namun kontaminasi oleh bakteri lain maupun jamur dapat terjadi dan dapat mengganggu hasil interpretasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan tingkat kontaminasi kultur Mycobacterium tuberculosis pada Medium Lowenstein-Jensen dan BACTEC MGIT 960. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang dengan 204 sampel dari Laboratorium Mikrobiologi Klinik FKUI-RSCM yang memenuhi kriteria penelitian. Data dianalisis menggunakan uji McNemar untuk data komparatif kategorik berpasangan. Dari 204 subjek yang memberikan bahan kultur, mayoritas berada pada rentang usia 26-35 tahun (34,3%) dan merupakan laki-laki (62,8%). Dari hasil uji McNemar, didapatkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara tingkat kontaminasi pada medium LJ dan BACTEC MGIT 960 (p=1,000). Proporsi hasil kultur positif pada medium LJ dan BACTEC MGIT 960 juga tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p=1,000). Tidak ada perbedaan proporsi tingkat kontaminasi pada medium LJ dan BACTEC MGIT 960.