Flora Rumiati
Departemen Fisiologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, Indonesia

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Hubungan Pengunaan Smartphone dengan Kejadian Computer Vision Syndrome (CVS) pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Angkatan 2016 William William; Flora Rumiati; Isalin Silvanny Homer
Jurnal MedScientiae Volume 1 No 01 : Mei - Agustus 2022
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Ukrida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.485 KB) | DOI: 10.36452/jmedscientiae.vi.2492

Abstract

A smartphone is generally defined as a multifunctional cell phone that adds some functions of a personal digital assistant (PDA) to a cell phone or a camera phone. The American Optometric Association defines computer vision syndrome (CVS) as an eye problem with vision that starts with prolonged use of computers, electronic readers and mobile phones. The most common symptoms associated with CVS are eye strain, headaches, blurred vision, dry eyes, and pain. This study aims to analyze the relationship of smartphone use with the occurrence of computer vision syndrome in the students of the Faculty of Medicine at the Krida Wacana Christian University Class of 2016. This study was a cross sectional design with 75 respondents. The technique of collecting data and identifying CVS occurrences uses a questionnaire. Power obtained was analyzed using the chi square test. The results of this study indicate that the prevalence of CVS is 98.7% and there is no correlation between the duration of smartphone use and the CVS incidence (p 0.0404> 0.05). This shows that the relationship between the duration of smartphone use has no effect on the incidence of CVS in Krida Wacana Christian University Class of 2016 Medical Faculty students.
Hubungan Pengunaan Smartphone dengan Kejadian Computer Vision Syndrome (CVS) pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Angkatan 2016 William William; Flora Rumiati; Isalin Silvanny Homer
Jurnal MedScientiae Vol. 1 No. 1 (2022): August
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Ukrida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jmedscie.v1i1.2492

Abstract

A smartphone is generally defined as a multifunctional cell phone that adds some functions of a personal digital assistant (PDA) to a cell phone or a camera phone. The American Optometric Association defines computer vision syndrome (CVS) as an eye problem with vision that starts with prolonged use of computers, electronic readers and mobile phones. The most common symptoms associated with CVS are eye strain, headaches, blurred vision, dry eyes, and pain. This study aims to analyze the relationship of smartphone use with the occurrence of computer vision syndrome in the students of the Faculty of Medicine at the Krida Wacana Christian University Class of 2016. This study was a cross sectional design with 75 respondents. The technique of collecting data and identifying CVS occurrences uses a questionnaire. Power obtained was analyzed using the chi square test. The results of this study indicate that the prevalence of CVS is 98.7% and there is no correlation between the duration of smartphone use and the CVS incidence (p 0.0404> 0.05). This shows that the relationship between the duration of smartphone use has no effect on the incidence of CVS in Krida Wacana Christian University Class of 2016 Medical Faculty students.
Bioefikasi Neurotoksin Ekstrak Campuran Daun Permot dan Daun Batang Sereh Bentuk Semprot terhadap Kecoa Jerman (Blattella germanica) Flora Rumiati; Rina Priastini Susilowati; Sancia Nathania Legenie Banuang
Jurnal Kedokteran Meditek Vol 27 No 2 (2021): MEI - AGUSTUS
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v27i2.2060

Abstract

Kecoa Jerman (Blattella germanica) merupakan salah satu hama pembawa penyakit, yang dapat diatasi dengan insektisida yang efektif, aman dan tidak bersifat resistensi. Bahan kimia aktif yang bersifat neurotoksin dalam ekstrak daun permot (Passiflora foetida) seperti ermanin, vitexin, harmalin, harmin, dan kandungan minyak atsiri pada daun dan batang sereh (Cymbopogon nardus) dapat digunakan sebagai insektisida tersebut. Tujuan penelitian untuk mengetahui bioefikasi pemberian ekstrak daun permot dan daun batang sereh terhadap mortalitas kecoa Jerman. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Sampling dihitung dengan rumus Federer. Kecoa Jerman ditempatkan pada enam kandang sesuai kelompok perlakuan dengan 5 kali ulangan. Kelompok perlakuan adalah kontrol negatif (tanpa paparan), kontrol positif (disemprot dengan insektisida sintetik berbahan praletin 0,170%, d-alletrin 0,135% dan sipermetrin 0,100%), campuran ekstrak daun permot dan daun batang sereh (500, 1000, 2000, dan 4000 ppm). Pengamatan dilakukan setelah 10 menit pertama penyemprotan, dilanjutkan tiap jam selama 6 jam dan 24 jam. Kecoa dinyatakan mati jika badan terbalik dan tidak ada gerakan. Dari hasil penelitian diperoleh nilai LC50 sebesar 341 ppm, dan nilai LC90 sebesar 1175 ppm. Berdasarkan uji one way Anova terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa campuran daun permot dan daun batang sereh memiliki efek neurotoksik yang mematikan pada kecoa Jerman.
Hubungan Nyeri Punggung Bawah dengan Faktor yang mempengaruhi pada PT X Divisi Sorting and Production Magdalena; Flora Rumiati; William William; Susanty Dewi Winata
Jurnal Kedokteran Meditek Vol 27 No 3 (2021): SEPTEMBER - DESEMBER
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v27i3.2122

Abstract

Nyeri punggung bawah merupakan salah satu aspek kesehatan yang sering terjadi pada para pekerja. Meskipun sudah menggunakan oleh mesin dan teknologi yang canggih, namun masih ada beberapa pekerja bagian sorting dan production yang melakukan manual handling, yang memiliki risiko tinggi terhadap terjadinya nyeri punggung bawah. Jika keadaan ini tidak dideteksi dan ditangani secara dini, ada berbagai dampak negatif yang akan timbul. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji prevalensi nyeri punggung bawah dan faktor risiko yang mempengaruhi pada pekerja di divisi penyortiran dan produksi. Disain penelitian ini adalah cross-sectional yang bersifat deskriptif analitik, berlokasi di PT X dengan besar sampel sebanyak 60 orang (total sampling). Data yang dikumpulkan berasal dari kuesioner Rolland-Morris, pemeriksaan lasegue, observasi lapangan, dan wawancara. Pada penelitian ini digunakan uji statistik univariat dan bivariat. Hasil penelitian didapatkan prevalensi nyeri punggung bawah pada pekerja divisi sorting and production adalah 33,3%. Hasil uji statistika menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara lamanya duduk, beban berat angkat, umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok, mengomsumsi kafein, dan kebiasaan senam dengan nyeri punggung bawah pada pekerja di PT X divisi sorting and production (p>0,05). Hasil yang didapat mengindikasikan perlunya dilakukan pengamatan terhadap penyakit penyerta pada pekerja dan lingkungan tempat bekerja.
Hubungan Kelelahan Kerja dengan Sif Kerja pada Petugas Keamanan William; Flora Rumiati; Marcel Antoni; Wahyu Ari Agustina
Jurnal Kedokteran Meditek Vol 28 No 1 (2022): JANUARI-APRIL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v28i1.2333

Abstract

Kelelahan kerja merupakan salah satu permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya kecelakaan kerja. Risiko kelelahan kerja akan meningkat pada pekerja yang menjalankan sif kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sif kerja dengan kelelahan kerja pada petugas keamanan di Universitas X. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Responden adalah petugas keamanan yang melakukan sif pagi dan sif malam. Pengukuran kelelahan kerja objektif menggunakan waktu reaksi dan subjektif dengan kuesioner alat ukur perasaan kelelahan kerja (KAUPK2). Digunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov untuk melihat hubungan sif kerja dengan kelelahan kerja. Didapatkan 73,33% petugas keamanan sif pagi, dan 66,67% sif malam berusia dewasa. Sebanyak 80% sif pagi dan 80% sif malam berstatus sudah menikah. Petugas sif pagi 56,67% memiliki masa kerja baru, dan 76,67% petugas keamanan sif malam memiliki masa kerja lama. Sebanyak 50% responden sif pagi, dan 56,66 sif malam dalam kategori berat badan lebih. Selama menjalankan sif kerja, 60% responden sif pagi dan 83,33% sif malam tertidur di jam bertugas. Di dapatkan nilai p > 0,05 untuk perbedaan kelelahan kerja objektif dan subjektif pada petugas keamanan sif pagi dan sif malam. Dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan  antara kelelahan kerja dengan sif kerja petugas keamanan di Universitas X.
Hubungan Obesitas dengan Premenstrual Syndrome Samuel Nico Lunardi; Flora Rumiati; Marcel Antoni; Heriyanto
Jurnal Kedokteran Meditek Vol 29 No 2 (2023): MEI
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v29i2.2424

Abstract

Premenstrual syndrome memiliki prevalensi yang cukup tinggi pada perempuan. Premenstrual syndrome dapat menimbulkan gejala baik somatik maupun afektif pada 7-10 hari sebelum datangnya menstruasi dan dapat menyebabkan gangguan pada aktivitas sehari-hari perempuan. Banyak faktor yang berhubungan dengan premenstrual syndrome dan salah satu faktor yang dikaitkan adalah status gizi obesitas. Perempuan dengan status gizi obesitas berisiko lebih tinggi mengalami premenstrual syndrome dibanding perempuan berstatus gizi normal. Studi literatur ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara obesitas dengan premenstrual syndrome. Metode pada literatur ini dengan cara pencarian artikel dalam database jurnal penelitian, pencarian melalui internet, dan tinjauan ulang artikel menggunakan Google Scholar dan PubMed. Berdasarkan review jurnal-jurnal yang didapatkan disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara obesitas dan premenstrual syndrome, yang menyebabkan meningkatnya angka kejadian premenstrual syndrome pada perempuan obesitas dibanding perempuan dengan status gizi normal. Hal ini dikarenakan ketidakseimbangan hormon yang berperan juga dalam pengendalian neurotransmitter. Produksi androstenedion meningkat pada perempuan obesitas yang menyebabkan estrogen meningkat juga, sehingga menimbulkan gejala-gejala Premenstrual syndrome. Terdapat beberapa penelitian yang bertentangan dengan korelasi antara obesitas dan premenstrual syndrome, namun, hal ini diduga karena jumlah responden yang obesitas tidak signifikan sehingga mendapatkan hasil yang berbeda.