Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG) terhadap Komposisi Kimia Logam yang Dianalisa dengan Metoda Optical Emission Spectrometry(OES) Mahaputra Mahaputra; Tarmizi Tarmizi
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol 8 No 15 Juni 2014
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (16037.459 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v8i15.1553

Abstract

Spectrophotometer is an instrument use to measure the absorbance of a chemical com-position by passing light with a certain wavelength at a certain prism. Absorbance values of the light that is passed will be proportional to the concentration of the solution. This research use Optical Emission Spectrometry (OES), a method to testing chemical composition and Tungsten Inert Gas (TIG). TIG is a welding method using a tungsten electrode (not an added substance) an electric arc that occurs between the end of the tungsten electrode and the base material is a heat source. For welding, extended size method used to support testing of chemical composition and added thickness to analyze its effect on the test results chemical composition. The results of the initial test, extended size and added thicknes test indicate that the results of chemical composition of the metal being tested does not significantly change. Here is the initial test result (%) carbon: 0.447; silicon: 0.499; manganese: 0.423; phosphorus: 0.0717; sulfur: 0.237; nickel: 0.354; chrom: 12.4; molybdenum: 0.466, and for the results of the extended size method (%) carbon: 0.402; silicon: 0.435; manganese: 0.406; phosphorus: 0.0810; sulfur: 0.0424; nickel: 0,320; chrom: 12.6; molybdenum: 0.463, the added thickness method (%) carbon: 0.428; silicon: 0,467; manganese: 0.411; phosphorus: 0.0674; sulfur: 0.0553; nickel: 0.332; chrom: 12.6; molyb-denum: 0,462.ABSTRAK Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi suatu senyawa kimia dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu prisma. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan tersebut. Metoda pengujian komposisi kimia yang digunakan pada penelitian ini adalah metoda Optical Emission Spectrometry (OES), sedangkan metoda pengelasan menggunakan Tungsten Inert Gas (TIG). TIG adalah metode pengelasan yang menggunakan elektroda wolfram (bukan bahan tambah) dimana busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar merupakan sumber panas. Dalam pengelasan, metoda extended size digunakan untuk mendukung peng-ujian komposisi kimia dan added thickness serta untuk menganalisa pengaruhnya terhadap hasil pengujian komposisi kimia. Hasil pengujian awal, perlakuan extended size dan added thickness menunjukkan komposisi kimia logam yang diuji tidak mengalami perubahan secara signifikan (%) adalah sebagai berikut: carbon: 0,447; silicon: 0,499; mangan: 0,423; phospor: 0,0717; sulfur: 0,237; nickel: 0,354; chrom: 12,4; molybdenum: 0,466, dan untuk hasil uji komposisi kimia metoda extended size (%) carbon: 0,402; silicon: 0,435; mangan: 0,406; phospor: 0,0810; sulfur: 0,0424; nickel: 0,320; chrom: 12,6; molybdenum: 0,463, sedangkan untuk metoda added thickness (%) carbon: 0,428; silicon: 0,467; mangan: 0,411; phospor: 0,0674; sulfur: 0,0553; nickel: 0,332; chrom: 12,6; molybdenum: 0,462.Kata kunci : ptical Emission Spectrometry (OES), komposisi kimia, pengelasan, extended size, added thickness. 
Rancang Bangun Mesin Pemilah Biji Pinang Muhammad Nauval Fauzi; Mahaputra Mahaputra
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol 9 No 2 Desember 2015
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9768.196 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v9i2.1714

Abstract

The objective of this study is how to read the image using a camera, a program of computational image processing to determine the quality of betel nut. The betel nut sorting machine can help to reduce workload of employee where before this is done manually by human hand. Betel nut sorting process based on the color can be done using a machine that works automatically which can increase the result capacity with high level of accuracy and consistency. This study discusses approaches and theoretical frameworks as well as image processing, statistical analysis of color to create a prototype of betel nut sorting machine through several stages, both in image processing, mechanics, computing, interfacing and pneumatic. The results of this study found that the good or bad quality of betel nut can be distinguished  by chromasity analysis, good quality has higher value chromasity than the bad one with an accuracy of 94%, the maximum conveyor speed of 18 cm/sec at 20 fps camera working mode, assuming that there is one nut available on each 6 cm range, computational time on the working mode of 20 fps, the maximum tolerable time of 50 ms, so that when it is made for 6 channel, the computing time becomes large. ABSTRAKPada penelitian ini yang menjadi sasaran adalah bagaimana membaca citra menggunakan kamera, melakukan program komputasi pengolahan citra untuk menentukan kualitas biji pinang. Mesin pemilah biji pinang ini dapat mengurangi beban kerja yang selama ini pemilahan dilakukan secara manual dengan tangan manusia, proses pemilahan biji pinang berdasarkan warna dapat dilakukan menggunakan mesin yang bekerja secara otomatis yang dapat meningkatkan kapasitas hasilnya, tingkat keakurasian yang tinggi dan juga konsisten. Penelitian ini membahas tentang pendekatan dan kerangka teoritis serta image processing, statistik analisis warna biji pinang untuk membuat prototipe mesin pemilah biji pinang melalui beberapa tahapan, baik secara image processing, mekanik, komputasi, interfacing dan pneumatik. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa biji pinang yang kualitas baik dan jelek dapat dibedakan melalui analisis chromasity, pinang yang kualitas baik memiliki nilai chromasity yang lebih tinggi dibandingkan pinang kualitas jelek dengan akurasi 94%, kecepatan konveyor maksimal 18cm/detik pada mode kerja kamera 20 fps, dengan asumsi bahwa tiap 6 cm ada 1 buah pinang  yang tersedia di tiap jalurnya, waktu komputasi pada mode kerja 20 fps, maksimal waktu yang ditolerir sebesar 50ms, sehingga ketika dibuat untuk 6 jalur, waktu komputasi menjadi besar. Kata kunci : Mesin pemilah, biji pinang, image processing, komputasi, analisis chromasity
Body Dysmorphic Disorder di Layanan Estetik: Prevalensi, Problematika, dan Deteksi Dini Agustini Song; Mahaputra Mahaputra
Jurnal Kedokteran Meditek Vol 28 No 1 (2022): JANUARI-APRIL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v28i1.2236

Abstract

Body Dysmorphic Disorder (BDD) merupakan salah satu gangguan jiwa dengan prevalensi yang bermakna namun seringkali tidak terdiagnosis. Orang dengan BDD sering datang ke layanan estetik untuk merubah penampilan mereka melalui tindakan operasi. Hingga saat ini belum ada data atau literatur mengenai BDD di layanan estetik di Indonesia. Tujuan tulisan ini adalah membahas mengenai prevalensi BDD di layanan estetik, problematika yang dihadapi oleh dokter layanan estetik, dan deteksi dini BDD di layanan estetik. Metode penelusuran dengan pencarian pustaka yang relevan secara online. Prevalensi BDD di layanan estetik lebih besar daripada populasi umum karena mayoritas orang dengan BDD mencari pengobatan ke layanan non-psikiatri seperti klinik bedah plastik estetik dan dermatologi. Di sisi lain, kesadaran dokter layanan estetik terhadap klien dengan BDD masih rendah dan masih terdapat perbedaan pendapat mengenai BDD sebagai kontraindikasi tindakan operasi. Tindakan operasi pada klien dengan BDD berpotensi memperburuk BDD dan menyebabkan ancaman terhadap dokter yang menangani, seperti gugatan legal bahkan pembunuhan. Deteksi dini BDD di layanan estetik dapat dilakukan dengan alat skrining BDD dan dilanjutkan dengan rujukan ke layanan psikiatri. Kesadaran dan deteksi dini BDD di layanan estetik krusial agar orang dengan BDD mendapatkan penanganan psikiatri yang dibutuhkan dan risiko masalah legal bagi dokter yang menangani dapat dikurangi.