Diah Rakhmah Sari
Forestry Faculty Of Mulawarman University

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS WAKTU KERJA PENGUKURAN TINGGI POHON MENGGUNAKAN KLINOMETER DAN HAGAMETER Diah Rakhmah Sari; Ariyanto Ariyanto
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.458 KB) | DOI: 10.32522/ujht.v2i2.1616

Abstract

Tree height measurement is one part of the inventory activity of standing trees before logging which requires a relatively long time and quite expensive costs, so it needs to use a more productive measuring instrument. There are several commonly used tree height measuring instruments, including the clinometer and hagameter. This study aim is to determine the working time of measuring tree height with clinometer and hagameter. The research method used was to determine the sample tree randomly, then measured the height of each tree with the clinometer and hagameter.  In addition,  it also calculates the length of time the measurement of the height of each instrument by recording the start and finish time of each measurement activity carried out. The results showed that measuring the height of a tree using clinometer takes 0.68 minutes per tree in average, and using a stick meter aid takes  1.18 minutes in average, and by using haga with a scale board aids takes 0.88 minutes per tree in average. Thus the measurement of tree height by using a clinometer is faster than using haga, while measuring the height of a tree using a hagameter with a scale board is faster than a meter.
Pemanfaatan Tanaman Agroforestri Sebagai Bahan Baku Jamu Instan di Kelurahan Bukit Biru Kabupaten Kutai Kartanegara Dita Putri Dwi Ramadhanti; Karyati; Muhamad Badia; Diah Rakhmah Sari; Kusno Yuli Widiati; Karmini
Jurnal Masyarakat Madani Indonesia Vol. 1 No. 2 (2022): Agustus
Publisher : Alesha Media Digital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (770.424 KB) | DOI: 10.59025/js.v1i2.15

Abstract

Jamu atau obat tradisional merupakan bahan ramuan yang diturunkan secara turun temurun. Jamu biasa digunakan untuk pengobatan dan pemeliharaan kesehatan yang didasarkan dari pengalaman secara turun temurun. Tidak semua masyarakat di pedesaan, khususnya di Kelurahan Bukit Biru, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki pemahaman yang baik tentang pemanfaatan tanaman agroforestri sebagai bahan baku jamu instan. Sedangkan di sisi lain, masyarakat di tempat tersebut memiliki lahan yang pada umumnya baru ditanami tanaman padi saja. Potensi pemanfaatan sebagian lahan masyarakat untuk ditanami tanaman agroforestri cukup besar. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yaitu (1) untuk memberikan sosialisasi tentang pemanfaatan tanaman agroforestri sebagai bahan baku jamu instan dan (2) untuk memberikan teknik atau cara pembuatan jamu instan berbahan dasar ekstrak kunyit. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah ceramah, demonstrasi, dan praktek pembuatan jamu berbahan dasar kunyit. Umpan balik peserta merupakan data primer yang dikumpulkan dengan metode wawancara (interview) kepada 40 peserta penyuluhan yang dipilih sebagai responden dengan menggunakan lembar pertanyaan (kuesioner). Data ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Peserta penyuluhan sebagian besar (>80%) memiliki pengetahuan yang sangat baik mengenai jamu. Seluruh peserta penyuluhan (100%) memperoleh manfaat dan berencana membuat jamu instan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini memberikan hasil peningkatan pemahaman peserta terhadap pemanfaatan tanaman agroforestry sebgaia bahan baku jamu instan, peningkatan pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya jamu sebagai upaya penyembuhan dan menjaga kesehatan dengan memanfaatkan bahan baku alami, dan peningkatan keterampilan peserta penyuluhan dalam membuat jamu instan berbahan dasar kunyit.