Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Diversitas Ikan Karang pada Berbagai Variasi Substrat Karang Mati di Perairan Pulau Liukangloe, Kabupaten Bulukumba Chair Rani; Abdul Haris; Ahmad Faizal
Jurnal Kelautan Tropis Vol 23, No 2 (2020): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v23i2.6484

Abstract

Microhabitat variation was one of the key factors that determine diversity of organism associated in coral reefs. The purposed of this study was to analyze species richness and density of reef fish associated with various dead coral substrates. In addition, it also analyzes spatial distribution of reef fishes. Stationary visual census technique was applied to record data of fish speceis number and density on 4 forms of dead coral substrate (massive, branching, tabulate, rubbles, and natural/living corals as a control). The observation area was 2x 2 m and 5 replications were carried out for each substrate.The analysis of variance was to used to compare the number of species and density between substrates and correspondence analysis was used to analyse spatial distribution. Equivalent proportions were found for major, target, and indicator fish, on branching, tabulate and live coral substrates. Dead coral substrates were dominated by target and indicator fish, whereas rubbles were dominated by major and target fish groups. Individual composition was dominated by indicator fish, except for coral rubble which was dominated by target fish. The substrate in the form of branching corals have a higher species richness and fish density compared to rubble, but not significantly different from the tabulate corals and natural corals. Indicator fish (family Chaetodontidae) was spatially distributed mostly on live corals, rubbles were characterized by high Acanthurus pyropherus, Arothron mappa, Halichoeres hotulanus, Abudefduf vagiensis, Caesio xanthonota,and Dascylus auranus, and dead corals were characterized by species of major fish.  Variasi mikrohabitat di daerah terumbu karang menjadi salahsatu faktor kunci yang menentukan keragaman biota yang berasoiasi dengan terumbu karang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kekayaan jenis dan kepadatan ikan karang pada berbagai bentuk substrat karang mati. Selain itu, juga menganalisis sebaran spasial ikan karang. Teknik stationary visual censusdiaplikasikan untuk mendata ikan pada 4 bentuk substrat karang mati (masif, branching, tabulate, pecahan karang mati, dan karang alami/hidup sebagai kontrol). Luas area pengamatan sebesar 2x2 m2 dan dilakukan 5 kali pengulangan untuk setiap substrat.. Perbandingan jumlah jenis dan kepadatan ikan antara substrat dilakukan dengan analisis ragam dan sebaran spasial dengan analisis koresponden. Ditemukan proporsi yang setara untuk ikan major, indikator, dan target pada substrat branching, tabulate dan karang hidup. Substrat karang mati, didominasi oleh ikan target dan ikan indikator. Sedangkan pada substrat berupa pecahan karang mati didominasi oleh kelompok ikan major dan target. Komposisi individu didominasi oleh ikan indikator, kecuali pada substrat pecahan karang, didominasi oleh ikan target. Pada substrat dengan bentuk branching memiliki kekayaan spesies dan kepadatan ikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pecahan karang, namun tidak berbeda nyata dengan substrat karang tabulate dan karang alami.Sebaran spasial ikan indikator (famili Chaetodontidae) banyak ditemukan di substrat karang hidup, sedangkan pada substrat pecahan karang dicirikan oleh tingginya kepadatan ikan Acanthurus pyropherus, Arothron mappa, Halichoeres hotulanus, Abudefduf vagiensis, Caesio xanthonota, dan Dascylus auranus. Ikan major merupakan penciri pada substrat karang mati.
Kerapatan Clathria reinwardti dan Spheciospongia inconstans di Reef Flat Pulau Barranglompo, Kepulauan Spermonde, Makassar Abdul Haris; Widyastuti Umar; Reski Adiguna; Andi Muh. Agung Pratama
Jurnal Kelautan Tropis Vol 24, No 2 (2021): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v24i2.10761

Abstract

This study aims to determine the density of the sponges Clathria reinwardti and Spheciospongia inconstans in the reef flat of Barranglompo Island, Spermonde Archipelago, Makassar. The method used is belt transect using a roll meter as a reference for distance. The starting point of the roll meter ± 50 m from the shoreline is drawn perpendicularly to the end of the reef reef by 3 transects with a distance of ± 50m between the roll meters. At each 25m interval the observations were made using a belt transect size of 15m × 5m as the limit of the observation. In each quadrant transect, were done first is documenting of each sponge then count the number of species present in each quadrant. The results showed that the density of Clathria reinwardti at stations I and II were 0.13 and 0.14 m-2 respectively and were not significantly different, while those at stations III and IV were 0.25 and 0.31 m-2 respectively and not significantly different. Station I and II are significantly different from stations III and IV. The density of Spheciospongia inconstans at station I 0.02 m-2, station II 0.14 m-2, station III 0.67 m-2, and station IV 0.44 m-2. The sponge density of S. inconstans between stations was significantly different. The density of C. reinwardti at stations III and IV was higher and significantly different than stations I and II, while the highest density of S. inconstans was found at station III followed by station IV, station II, and station 1, and was significantly different among the four stations.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerapatan spons Clathria reinwardti dan Spheciospongia inconstans di reef flat Pulau Barranglompo, Kepulauan Spermonde, Kota Makassar. Metode yang digunakan adalah belt transect dengan menggunakan roll meter sebagai acuan jarak. Titik awal roll meter ±50 m dari garis pantai secara tegak lurus ditarik sampai batas akhir reef reef sebanyak 3 transek dengan jarak ±50m antar roll meter. Pada setiap interval 25m pengamatan dilakukan menggunakan belt transect ukuran 15m × 5m sebagai batasan pengamatan. Pada setiap transek kuadran, pertama-tama yang dilakukan adalah mengambil gambar setiap spons kemudian menghitung jumlah jenis yang terdapat pada setiap kuadran. Hasil penelitian, kerapatan spons Clathria reinwardti di stasiun I dan II masing-masing 0.13 dan 0.14 m-2 dan tidak berbeda nyata, sedangkan di stasiun III dan IV masing-masing 0.25 dan 0.31 m-2 dan tidak berbeda nyata. Stasiun I dan II berbeda nyata dengan stasiun III dan IV. Kerapatan spons Spheciospongia inconstans  pada stasiun I 0.02 m-2, stasiun II 0.14 m-2, stasiun III 0.67 m-2, dan stasiun IV 0.44 m-2. Kerapatan spons Spheciospongia inconstans antar stasiun berbeda nyata. Kerapatan Clathria reinwardti pada stasiun III dan IV lebih tinggi dan berbeda nyata daripada stasiun I dan II, sedangkan kerapatan Spheciospongia inconstans tertinggi didapatkan pada stasiun III disusul kemudian stasiun IV, stasiun II, dan stasiun 1, serta berbeda nyata di antara keempat stasiun tersebut.
Biodiversitas dan Densitas Spons Berdasarkan Zona Terumbu Karang di Pulau Barranglompo Reski Adiguna; Abdul Haris; Yayu Anugrah La Nafie
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 8 (2021): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL VIII KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia memiliki keanekaragaman spons yang kaya dan sebagian besar didominasi Kelas Demospongiae. Spons yang berhasil diinventarisasi di perairan Indonesia masih belum maksimal. Masalah ini tentu saja menimbulkan banyak hambatan terutama pada studi ekologi, biodiversitas dan ilmu terkait lainnya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2018-Februari 2019 di Pulau Barranglompo. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui keragaman jenis dan bentuk pertumbuhan spons di zona fore reef Pulau Barranglompo, Mengetahui sebaran dan densitas spons di zona fore reef Pulau Barranglompo, serta mengetahui keterkaitan sebaran, densitas spons (menurut bentuk pertumbuhan dan pelekatan pada substrat) dengan faktor lingkungan. Metode yang digunakan dalam pendataan spons adalah belt transect 2x2m dengan panjang transek 50m di masing-masing zona fore reef pada 4 stasiun. Keragaman jenis spons yang ditemukan yaitu sebanyak 27 spesies yang berasal dari 19 genus, 16 famili, dan 10 ordo dari Kelas Demospongiae dan1 spesies dari Kelas Homoscleromorpha. Adapun keragaman bentuk pertumbuhan spons yang ditemukan pada zona terumbu karang di pulau Barranglompo sebanyak 7 bentuk pertumbuhan. Selain itu, ditemukan perbedaan yang signifikan terhadap densitas spons yang terdapat pada zona fore reef. Adapun sebaran jenis spons pada zona lower fore reef memiliki sebaran jenis yang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah jenis spons yang berada di zona upper fore reef dan reef crest. Adapun Keterkaitan sebaran dan densitas spons dengan faktor lingkungan dicirikan dengan bentuk pertumbuhan encrusting, massive, arborescent pada zona lower fore reef yang melekat pada substrat karang mati maupun pecahan karang.
Sebaran Spasial Nitrat dan Fosfat Di Perairan Terumbu Karang Kabupaten Bone dan Kelayakannya Untuk Lokasi Pertumbuhan Karang Lalu Penta Sebri Suryadi; Abdul Haris; Dewi Yanuarita
Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan Vol 17, No 1 (2022): Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan Budidaya Perairan
Publisher : University of PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/jipbp.v17i1.8373

Abstract

Nitrat dan posfat dibutuhkan oleh zooxhantella yang bersimbiosis dengan terumbu karang. Kadar nitrat dan fospat perairan dipengaruhi oleh aktifitas di daratan karena sumber utama nutriaen yang ada di perairan berasal dari daratan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi distribusi spasial nitrat dan fospat perairan dan kelayakan perairan untuk mendukung pertumbuhan karang. Pengujian nitrat dan fospat dilakukan di laboratorium kualitas air FIKP UNHAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar nitrat dan fospat perairan di perairan terumbu karang kabupaten bone tidak terpengaruh oleh jaraknya dengan daratan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kadar nitrat perairan melebihi baku mutu air laut sedangkan kadar fospat perairan masih dibawah baku mutu air laut. Kondisi oseongrafi seperti suhu, salinitas dan DO tidak berada dalam kisaran optimal, sedangkan kecerahan, kecepatan arus dan pH perairan masih dalam kondisi optimal dalam mendukung pertumbuhan karang.
Dynamics of Herbivorous Fish and Its Role in Controlling Algal Coverage in Coral Reef Restoration Area Affected by the Bleaching Phenomenon in 2016 Chair Rani; Abdul Haris; Ahmad Faizal
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 9 No 4 (2023): April
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9i4.3065

Abstract

Coral reefs in the waters of Liukangloe Island were reported to have experienced a bleaching phenomenon in May 2016 and rehabilitation efforts were carried out in 2019. This study aimed to analyze the structure of the herbivorous fish community and its role in controlling algal cover in the rehabilitation area. Observations of herbivorous fish were carried out using visual census techniques on an area of ​​4m2 and observation of algae in 0.5x0.5 m2 transects on several coral attachment media from dead coral substrates. The results showed that the proportion of herbivorous fish species in the transplant area ranged from 15.81-58.67% and the proportion of individuals ranged from 12.51-34.62%. The dynamics of the number of species and abundance of herbivorous reef fish did not show significant differences between substrates and had the same dynamic pattern in all substrates uses but varied temporally according to the time of observation. The exception is the rubble area which continues to increase until the end of the observation. A high number of herbivorous fish species richness was observed in the branching and natural coral substrates and low in the rubble substrate.  The abundance of herbivorous reef fish showed a significant and negative relationship to algal cover and confirmed that the presence of herbivorous reef fish could control or reduce the value of algal cover.