Musdalifah Dachrud
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENDIDIKAN BERBASIS ISLAM DAN MULTIKULTURAL DALAM KELUARGA SEBAGAI PEMBENTUK RELIGIUSITAS PADA ANAK Musdalifah Dachrud; Yusra Yusra
Potret Pemikiran Vol 22, No 2 (2018)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v22i2.782

Abstract

Abstract. This research is motivated by the fact that the role of families in forming religiosity in children is very influential for children’s lives in the future, families, especially parents, are the first means for children to receive socialization. What children will become, parents are very influential, good and bad children in society are also influenced by parental education, especially in instilling Islamic education and multicultural education from an early age. Many people consider parents to be a reflection of children, so that religious and multicultural education given to children is expected to from good religiosity in children. Religiosity has an important role in human life and life, both personality and in groups. The low religiosity in children, illustrates that children still desperately need guidance from various parties, one of the most important is family.    Key Words : Islamic education, multicultural education, family, religiosity  Abstrak. Penelitian ini dilatar belakangi oleh kenyataan bahwa peranan keluarga dalam membentuk religiusitas pada anak sangat berpengaruh bagi kehidupan anak di masa yang akan datang, keluarga terutama orang tua merupakan sarana pertama kali bagi anak dalam penerimaan sosialisasi. Anak akan menjadi apa kelak, orang tua sangatlah berpengaruh, baik buruknya anak dalam masyarakat juga dipengaruhi oleh didikan orang tua terutama dalam menanamkan pendidikan Islam dan pendidikan mulikultural sejak usia dini. Masyarakat banyak menganggap orang tua merupakan cerminan anak, sehingga pendidikan agama dan multikultural yang diberikan terhadap anak diharapkan dapat membentuk religiusitas pada anak dengan baik. Religiusitas memiliki peranan penting dalam hidup dan kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun secara kelompok. Rendahnya religiusitas pada anak, menggambarkan bahwa anak masih sangat membutuhkan bimbingan dari berbagai pihak salah satunya yang terpenting adalah keluarga.   Kata Kunci : Pendidikan Islam, Pendidikan Multikultural, Keluarga, Religiusitas
LEGITIMASI KEKERASAN DALAM IDEOLOGI KEAGAMAAN: VARIAN DAN TIPOLOGI Musdalifah Dachrud; Rahman Mantu
Aqlam: Journal of Islam and Plurality Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.119 KB) | DOI: 10.30984/ajip.v4i2.1014

Abstract

Abstrak Dalam konteks sosial agama tidak semata dimaknai sebagai ritus liturgi, doa dan pengamalan mistik yang bersifat personal dan unik, namun agama juga hadir dengan fungsi manifest dan latent yang kadang tidak dikehendaki oleh pemeluknya sendiri. Di satu sisi, agama dapat menjadi sarana integrasi sosial, mengikat solidaritas sesama penganutnya dalam jamaah, gereja, sangha, dan komunitas-komunitas keagamaan. Akan tetapi para penganut agama punya problem yang cukup mendasar ditengah-tengah kemajemukan. Problem itu adalah ketidaksiapan untuk berbeda. Ini disebabkan oleh berbagai hal diantaranya; sejarah dan karakter masing-masing orang, jenis kelamin, serta pandangan hidup yang termasuk didalamnya adalah pemahaman keagamaan. Aksi-aksi kekerasan atas nama agama yang sering terjadi dikarenakan adanya orang atau kelompok-kelompok yang merasa terusik dengan orang atau kelompok lain yang berbeda. Namun beberapa indikasi terjadinya clash ini bukan hanya soal agama ada faktor lain, tapi paper ini akan membatasi masalah dengan inti pembahasan pada soal bagaimana keterkaitan antara pemahaman keagamaan dengan tindak kekerasan atas nama agama dari sisi historisnya, pengertian dan pengelompokkan pemahaman keagamaan, serta jenis-jenis kekerasan melalui data hasil riset yang tujuannya untuk melihat apa hubungan antara pemahaman keagamaan dengan tindak kekerasan atas nama agama.Kata Kunci : Legitimasi dan Kekerasan, Ideologi, Agama, Varian dan Tipologi Abstract:In the social context, religion is not merely interpreted as liturgical rites, prayers and mystical practices that are personal and unique, but religion also comes with manifest and latent functions that are sometimes not desired by the adherents themselves. On the one hand, religion can be a means of social integration, binding the solidarity of fellow adherents in the congregation, church, sangha, and religious communities. However, adherents of religion have a pretty basic problem in the midst of pluralism. The problem is not being ready to be different. This is caused by various things including; the history and character of each person, gender, and view of life included in it is religious understanding. Acts of violence in the name of religion that often occur due to the presence of people or groups who feel disturbed by different people or groups. However, some indications that this clash is not just a matter of religion, there are other factors, but this paper will limit the problem with the core discussion on how the relationship between religious understanding and violence in the name of religion in terms of its historical, understanding and grouping of religious understanding, as well as the types violence through research data whose purpose is to see what is the relationship between religious understanding and violence in the name of religion.Keywords: Legitimacy and Violence, Ideology, Religion, Variants and Typology.
LEGITIMASI KEKERASAN DALAM IDEOLOGI KEAGAMAAN: VARIAN DAN TIPOLOGI Musdalifah Dachrud; Rahman Mantu
Aqlam: Journal of Islam and Plurality Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/ajip.v4i2.1014

Abstract

Abstrak Dalam konteks sosial agama tidak semata dimaknai sebagai ritus liturgi, doa dan pengamalan mistik yang bersifat personal dan unik, namun agama juga hadir dengan fungsi manifest dan latent yang kadang tidak dikehendaki oleh pemeluknya sendiri. Di satu sisi, agama dapat menjadi sarana integrasi sosial, mengikat solidaritas sesama penganutnya dalam jamaah, gereja, sangha, dan komunitas-komunitas keagamaan. Akan tetapi para penganut agama punya problem yang cukup mendasar ditengah-tengah kemajemukan. Problem itu adalah ketidaksiapan untuk berbeda. Ini disebabkan oleh berbagai hal diantaranya; sejarah dan karakter masing-masing orang, jenis kelamin, serta pandangan hidup yang termasuk didalamnya adalah pemahaman keagamaan. Aksi-aksi kekerasan atas nama agama yang sering terjadi dikarenakan adanya orang atau kelompok-kelompok yang merasa terusik dengan orang atau kelompok lain yang berbeda. Namun beberapa indikasi terjadinya clash ini bukan hanya soal agama ada faktor lain, tapi paper ini akan membatasi masalah dengan inti pembahasan pada soal bagaimana keterkaitan antara pemahaman keagamaan dengan tindak kekerasan atas nama agama dari sisi historisnya, pengertian dan pengelompokkan pemahaman keagamaan, serta jenis-jenis kekerasan melalui data hasil riset yang tujuannya untuk melihat apa hubungan antara pemahaman keagamaan dengan tindak kekerasan atas nama agama.Kata Kunci : Legitimasi dan Kekerasan, Ideologi, Agama, Varian dan Tipologi Abstract:In the social context, religion is not merely interpreted as liturgical rites, prayers and mystical practices that are personal and unique, but religion also comes with manifest and latent functions that are sometimes not desired by the adherents themselves. On the one hand, religion can be a means of social integration, binding the solidarity of fellow adherents in the congregation, church, sangha, and religious communities. However, adherents of religion have a pretty basic problem in the midst of pluralism. The problem is not being ready to be different. This is caused by various things including; the history and character of each person, gender, and view of life included in it is religious understanding. Acts of violence in the name of religion that often occur due to the presence of people or groups who feel disturbed by different people or groups. However, some indications that this clash is not just a matter of religion, there are other factors, but this paper will limit the problem with the core discussion on how the relationship between religious understanding and violence in the name of religion in terms of its historical, understanding and grouping of religious understanding, as well as the types violence through research data whose purpose is to see what is the relationship between religious understanding and violence in the name of religion.Keywords: Legitimacy and Violence, Ideology, Religion, Variants and Typology.