Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Kajian Sistem Tumpangsari Jagung Manis dan Kedelai di Lahan Kering Kabupaten Musi Rawas Haris Kriswantoro; Hermanto Hermanto
Jurnal Lahan Suboptimal : Journal of Suboptimal Lands Vol. 2 No. 2 (2013)
Publisher : Research Center for Sub-optimal Lands (PUR-PLSO), Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.272 KB) | DOI: 10.33230/JLSO.2.2.2013.68

Abstract

Potensi lahan kering di Kabupaten Musi Rawas cukup luas, dari luas lahan 1,2 juta hektar, 92,1 persen merupakan lahan kering, umumnya didominasi oleh tanah Ultisol.  Tanah jenis ini bersifat masam (pH tanah rendah), miskin hara, mudah tererosi, mempunyai kandungan Al dan Fe yang tinggi serta kandungan bahan organik tanah yang rendah.  Pengkajian sistem tumpangsari jagung manis dan kedelai di lahan kering yang bertujuan untuk menentukan pengaruh sistem tumpangsari terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis dan kedelai, telah dilaksanakan di Desa Lubuk Rumbai Kabupaten Musi Rawas pada bulan November 2012 hingga Maret 2013.  Pengkajian dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimental yang terdiri dari 4 macam perlakuan sistem penanaman, yaitu: tumpangsari jagung manis dan kedelai tanpa pengapuran, tumpangsari jagung manis dan kedelai tanpa pengapuran, monokultur jagung manis dan monokultur kedelai.  Varietas jagung manis yang digunakan adalah Master Sweet dan varietas kedelai adalah Anjasmoro.  Kedelai menggunakan jarak tanam 40 cm x 15 cm untuk perlakuan tumpangsari dan monokultur, sedangkan tanaman jagung pada perlakuan tumpangsari menggunakan jarak tanam 200 cm x 75 cm dan jarak tanam 75 cm x 50 cm untuk monokultur.  Hasil ansira memperlihatkan bahwa pada tanaman jagung manis perlakuan sistem penanaman memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah tongkol, panjang tongkol, pengaruh nyata terhadap berat basah berangkasan dan pengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun dan berat tongkol per tanaman, sedangkan terhadap tanaman kedelai perlakuan sistem penanaman memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah polong, berat 100 biji, produksi per petak dan memberikan pengaruh tidak nyata terhadap berat polong per tanaman. Berdasarkan hasil uji BNJ dan tabulasi menunjukan bahwa perlakuan sistem tumpangsari jagung manis dan kedelai dengan pengapuran memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis dan kedelai
KERAGAMAN ARTHROPODA PREDATOR PADA TANAMAN PADI DI KECAMATAN TUGUMULYO Sumini; Samsul Bahri; Hermanto; Sutejo
Jurnal Agrotech Vol 11 No 2 (2021)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/agrotech.v11i2.72

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keragaman arthropoda predator pada tanaman padi di Kecamatan Tugumulyo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Agustus 2018. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan menggunakan metode acak sederhana, dan diambil 4 Desa sebagai tempat pengambilan sampel. Adapun sampel yang dipilih secara acak dengan rincian sebagai berikut: Desa D Tegalrejo, Desa E Wonokerto, Desa H Wukirsari, dan Desa A Widodo. Dari setiap desa ditetapkan 3 petakan sawah dengan luas petakan 10 m x 10 m. Pengambilan sampel data dilakukan dengan menggunakan jaring serangga pada setiap petakan. Serangga yang didapat dibersihkan dan diidentifikasi di Laboratorium Hama dan Penyakit Fakultas Pertanian Universitas Musi Rawas. Hasil penelitian diketahui bahwa keanekaragaman arthropoda predator yang ditemukan baik di permukaan tanah maupun ditajuk tanaman termasuk ke dalam kriteria sedang dengan indeks keragaman 1 < H’ < 3. Nilai keanekaragaman di tajuk tanaman dan di permukaan tanah tertinggi di Desa D Tegalrejo yaitu H’ = 2,16 dan H’ = 2,17 dengan indeks dominasi yaitu 0,3 pada tajuk tanaman dan 0,5 di permukaan tanah sehingga tergolong rendah.
STUDI PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) MAIN NURSERY DENGAN PERLAKUAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK NPK MAJEMUK hermanto hermanto; Iqbal Effendy; Yandi Anarsis
Jurnal AGROHITA: Jurnal Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Vol 6, No 2 (2021): Jurnal AGROHITA
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jap.v6i2.4856

Abstract

Tujuan enelitian ini untukmelihatpertumbuhan bibit tanaman kelapa sawit (elaeis guinnensis Jacq) Main Nursery dengan pemberian pupuk organik cair dan NPK majemuk di Desa Karang Dapo Kecamatan Karang Dapo Kabupaten Musi Rawas Utara, sedangkan waktu penelitian dimulai dari bulan Februari sampai April 2021, dengan metode experimental menggunakanRAK Faktorial dengan dua faktor perlakuan dengan ulangan tiga kali.Perlakuan yang dicobakanadalahfaktorPOC (P) terdiri 3 taraf perlakuan yaitu: P1 = 3/ liter air, P2 = 6 / liter air, P3 = 9 /liter air, dan Faktor pupuk NPK majemuk(M) terdiri 3 perlakuan, yaitu: M1 = 1,5 g/polybag M2 = 2,5 g/polybag, dan M3 = 3,5 g/polybag. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1. Pemberian pupuk organik cairdengan konsentrasi 9 ml/liter air (P3) menghasilkan pertumbuhan bibit tanaman kelapa sawit yang terbaik, 2. Dosis pupuk NPK majemuk 3,5 g/polybagk(M3) menghasilkan pertumbuhan bibit tanaman kelapa sawit yang terbaik, 3. Interaksi perlakuan pupuk organik cair dan pupuk NPK9 /liter air dan 3,5 g/polybag (P3M3), menghasilkan pertumbuhan bibit terbaik.
Efektifitas Lama Perendaman Air Kelapa Muda Terhadap Pertumbuhan Benih Pinang (Area catechu L) Samsul Bahri; Hermanto; Agus Santoso
Jurnal Agrotek Indonesia (Indonesian Journal of Agrotech) Vol 5 No 2 (2020): Jurnal Agrotek Indonesia (Indonesian Journal of Agrotech)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33661/jai.v5i2.4343

Abstract

This study was to determine the length of time soaking in young coconut water was the most effective against the growth of areca seeds. The method used in this study was a non-factorial completely randomized design (CRD) consisting of six treatments with four replications. The treatments are as follows R0: Without immersion, R1: Immersion for 8 hours R2: Immersion for 16 hours, R3: Immersion for 24 hours R4: Immersion for 32 hours R5: Immersion for 40 hours. So that 24 experimental units were obtained with 4 samples of each plant seed, so that 96 samples of plant seeds were obtained. The results showed that the best treatment was immersion for 24 hours and the lowest was in the treatment without immersion.
Studi Pertumbuhan Tanaman Serai Wangi dengan Perlakuan Dosis Biochar (Cymoopogon nardus L ) pada Tanah Ultisol dalam Polybag Hermanto; Nely Murniati; Samsul Bahri
Jurnal Agrotek Indonesia (Indonesian Journal of Agrotech) Vol 7 No 1 (2022): Jurnal Agrotek Indonesia (Indonesian Journal of Agrotech)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33661/jai.v7i1.6353

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis biochar terhadap pertumbuhan tanaman serai wangi (Cymoopogon nardus L) pada tanah ultisol. Penelitian ini dimulai pada bulan April sampai dengan Juni 2020, menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial. Adapun perlakuan yang dicobakan sebagai berikut : B0 : Tanpa Biochar/ Kontrol , B1 : Dosis Biochar sekam padi 5 g. kg-1 tanah tanah, B2 : Dosis Biochar sekam padi g. kg-1 tanah tanah, B3 : Dosis Biochar sekam padi 15 g. kg-1 tanah tanah, B4 : Dosis Biochar sekam padi 20 g. kg-1 tanah tanah, B5 : Dosis Biochar sekam padi 25 g. kg-1 tanah tanah. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian biochar pada dosis 25 g. kg-1 tanah memberikan hasil yang paling baik pada pertumbuhan tanaman serai wangi.
Respon Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merrill) terhadap Perlakuan Pengolahan Tanah dan Jarak Tanam di Lahan Sawah Irigasi Teknis: Growth Response of Soybean (Glycine max (L) Merrill) to the Treatment of Soil Treatment and Planting Distance in Technical Irrigation Paid Land Hermanto Hermanto
J-Plantasimbiosa Vol 4 No 1 (2022)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jplantasimbiosa.v4i1.2538

Abstract

This study aims to determine the response of the growth and production of soybean (Glycine max (L) merrill) to the treatment of tillage and plant spacing. This research was carried out in irrigated rice fields in Ketuan Jaya Village, Muara Beliti District, Musi Rawas Regency with an altitude of 110 meters above sea level (masl). The research was carried out from june to oktober 2020. This study used an experimental method with a Split Plot Design, which was arranged in a factorial manner consisting of tillage treatment as the main plot and spacing as subplots. The factors that were tested were as follows: The first treatment was tillage (P) as the main plot consisting of 3 factors: P1 = No Tillage (TOT), P2 = minimum (minimum tillage) and P3 = maximum (maximum tillage) ). The second treatment was planting distance (J) as sub-plots consisting of: J1 = 30 cm x 10 cm, J2 = 30 cm x 20 cm and J3 = 30 cm x 30 cm. In this study, there were nine treatment combinations, each treatment was repeated three times to obtain 27 experimental units. The results of this study are; 1. The maximum tillage treatment (P2) gave the best results on the variables of number of pods, weight of 1000 grains, production of plots, weight of wet plant and dry plant weight. 2. Treatment with a spacing of 30 x 20 cm (J2) gave the best results on plant height, number of branches, number of pods, weight of wet plant and dry plant weight, while the best production variable was spacing of 30 x 30 cm, and 3. The combination of P3J2 treatment gave the best results on the number of branches, number of pods, weight of 1000 grains and production of plots. Keywords: no tilage (TOT), response, tillage, pods
APLIKASI KOMPOS JERAMI PADI DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays sacharata Sturt) Etty Safriyani; Hermanto Hermanto
Jurnal Ilmu Pertanian Kelingi Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : LPPM Universitas Musi Rawas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.416 KB)

Abstract

Kompos jerami padi merupakan salah satu pupuk organik yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimis dan biologo tanah sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis. Penelitian bertujuan untuk untuk mengevaluasi peran kompos jerami padi dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat. Penelitian telah dilaksanakan di di Desa Wonosari Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas. Penelitian berlangsung dari Maret sampai Mai 2021. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial. Yang terdiri  dua faktor perlakuan dan tiga kali ulangan.  Perlakuan yang dicobakan sebagai berikut : Varietas Jagung Manis (V) yang terdiri dari:V1 = Bonanza, V2 = Secada, V3 = Paragon. Kompos Jerami Padi (J) terdiri dari: J1 = 10 ton/ha setara dengan 1,8 kg per/petak, J2 = 15 ton/ha setara dengan 2,7 kg per/ petak, J3 = 20 ton/ha setara dengan 3,6 kg per/ petak. Analisis data menggunakan analisa sidik ragam yang dilanjutkan dengan uji BNJ.  Aplikasi varietas  paragon (V3), kompos jerami 20 ton/ha (J3), dan interaksi varietas  parago dan kompos jerami 20 ton/ha (V3J3) mengasilkan pertumbuhan dan produksi jagung manis terbaik dibanding kan dengan perlakuan lainnya.
PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA BERBAGAI VOLUME MEDIA DAN APLIKASI DOSIS PUPUK NPK DI PEMBIBITAN Nely Murniati; Hermanto Hermanto; John Bimasri
Jurnal Ilmu Pertanian Kelingi Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : LPPM Universitas Musi Rawas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (671.258 KB)

Abstract

Keberhasilan perkebunan kelapa sawit adalah pembibitan . Hal ini menjadi sangat penting karena pembibitan adalah awal kegiatan yang harus dimulai setahun sebelum pindah tanam ke lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan bibit kelapa sawit pada berbagai volume media dan aplikasi dosis pupuk NPK di Pembibitan. Penelitian ini di laksanakan di Kebun Percobaaan Fakultas Pertanian Universitas Musi Rawas Kecamatan Lubuklinggau Selatan I, Kota Lubuklinggau. dengan ketinggian tempat 135 m dari permukaan laut (dpl) Mulai dari bulan April sampai Juni 2020. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan dua faktor perlakuan dan tiga kali ulangan. Volume Media Polybag (P) yang digunakan P1 = Volume media 5 kg dengan ukuran polybag 35 x 40 cm, P2 = Volume media 10 kg dengan ukuran polybag 50 x 40 cm dan P3 = Volume media 15 kg dengan ukuran polybag 50 x 50 cm, sedangkan Dosis pupuk NPK (N) yang aplikasikan NI = Dosis NPK 2 gram/polybag, N2 = Dosis NPK 4 gram/polybag, N3 = Dosis NPK 6 gram/polybag. Parameter yang amati Persentase tanaman hidup, penambahan tinggi tanaman, penambahan jumlah tangkai daun dan berat basah berangkasan. Data yang dihasilkan dianalisa menggunakan analisis keragaman (Anova) pada taraf uji 5% dan 1%. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan volume media 10 kg dengan ukuran polybag 50 x 40 cm polybag secata tabulasi memberikan hasil terbaik pada peetumbuhan bibit kelapa sawit da aplikasi pupuk NPK dosis 4 gram/polybag secata tabulasi memberikan hasil terbaik pada peetumbuhan bibit kelapa sawit
RESPON TANAMAN TOMAT RANTI (Lycopersicon pimpinellifolium) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KOTORAN KELELAWAR DALAM POLYBAG Wahyuni; Hermanto; Wartono
Jurnal Agro Silampari Vol. 11 No. 1 (2022): MARET 2022
Publisher : LPPM UNIVERSITAS MUSI RAWAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.672 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon tanaman tomat ranti terhadap pemberian pupuk kandang kelelawar dalam polibag. Penelitian ini dilaksanakan di kelurahan jawa kanan kecamatan lubuklinggau timur II kota lubuklinggau dengan ketinggian ±110 m di atas permukaan laut (dpl) dari bulan januari 2018 sampai maret 2018. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak kelompok non faktorial yang dieksplorasi sebanyak 4 kali. Adapun tingkat perlakuan yang akan diuji sebagai berikut: KE : Tanpa perlakuan kotoran kelelawar, T1 : 45 gram/polybag, T2 : 60 gram/polybag, T3 : 75 gram/polybag, T4 : 90 gram/polybag, T5 : 105 gram/polybag dari 6 taraf faktor perlakuan dan 4 ulangan akan diperoleh 24 satuan percobaan yang masing-masing terdiri dari 4 tanaman contoh sehingga diperoleh 96 tanaman. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut: Pada hasil penelitian respon terhadap perlakuan pemberian rantil tumbuhan kelelawar, dapat disimpulkan bahwa: 1. Perlakuan pupuk kandang kelelawar tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah tanaman, umur cabang, kekuatan bobot basah, dan jumlah tanaman buah, serta berpengaruh nyata terhadap variabel bobot buah. 2. Tabulasi dengan pupuk kotoran kelelawar dosis 60 gram (T2) memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan tanaman tomat.
STUDI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (ZEA MAYS SACCHARATA STURT) TERHADAP PEMBERIAN BERBAGAI JENIS PUPUK KOTORAN TERNAK Hermanto; Muhammad Yulvani; Novianto
Jurnal Agro Silampari Vol. 11 No. 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : LPPM UNIVERSITAS MUSI RAWAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui studi pertumbuhan dan produksi tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Strut) terhadap pemberian berbagai jenis pupuk kotoran ternak. yang telah dilaksanakan di Kecamatan Sumber Harta Kabupaten Musi Rawas dengan ketinggian tempat 83 mdpl dan waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2022. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara Non Faktorial, terdiri dari 6 perlakuan dan 4 ulangan sehingga didapat 24 unit percobaan, masing masing unit petakan terdiri dari 12 tanaman setiap petakan diambil 5 sampel tanaman secara acak. Perlakuan yang akan dicobakan dalam penelitian ini adalah berbagai jenis Pupuk Kotoran hewan Pupuk Kotoran hewan 20 ton/ha setara 4 kg/petak, P1 = Pupuk Kotoran Sapi , P2 = Pupuk Kotoran Kambing , P3 = Pupuk Kotoran Ayam ,P4 = Pupuk Kotoran Magot , P5 = Pupuk Kotoran Kelelawar , P6 = Pupuk Kotoran Itik. Berdasarkan hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa pemberian berbagai jenis pupuk kotoran ternak menghasilkan pengaruh sangat nyata terhadap kadar gula dan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan diameter tongkol, serta berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun, panjang tongkol, berat tongkol berkelobot, berat tongkol tanpa kelobot dan produksi jagung perpetak. pemberian pupuk kotoran kelelawar (P5) mampu memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil produksi tanaman jagung manis.