Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Feasibility of Swamp Paddy Farming with New Superior Varieties and Different Planting System Alfayanti Alfayanti; Wilda Mikasari; Taupik Rahman
Jurnal Lahan Suboptimal : Journal of Suboptimal Lands Vol. 9 No. 1 (2020): JLSO
Publisher : Research Center for Sub-optimal Lands (PUR-PLSO), Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.235 KB) | DOI: 10.33230/JLSO.9.1.2020.467

Abstract

Alfayanti A, Wilda M, Taupik R. 2020. Feasibility of swamp paddy farming with new superior varieties and different planting system. Jurnal Lahan Suboptimal: Journal of Suboptimal Lands 9(1): 50-56.Efforts to fulfil the community food demands could be achieved by swamp land optimization. One technology that can be developed on swamp land is utilization of new superior variety and planting system. Economic feasibility is one of considerations for  farmers to adopt a technology innovation. The study aimed to determine the combination of the most economically viable new superior variety and planting system to be developed in swamp rice farming. The study was conducted from May-August 2016 in Karang Anyar Village Semidang Alas Maras district, Seluma Regency. There are 7 New Superior Varieties  of swamp paddy cultivated; Inpara 1, 2, 3, 6, 7, 8, and Dendang and 1 existing variety as benchmark variety, Cigeulis. The planting system applied were legowo planting system (2:1) with insertion and without insertion. The data used to achieve the research objectives is primary data in the form of farming data to calculate economic benefits and feasibility. Farm profit is calculated using partial analysis whereas economic feasibility is calculated by evaluating the break even point and R/C ratio. The results showed that Inpara 6 with legowo planting system with insertion yield the largest profit Rp 15.096.600,-/ha with R/C ratio of 2.92.
Pengaruh Kosentrasi Edible Coating Sarang Lebah Terhadap Susut Bobot, Tekstur, dan TPT Jeruk RGL Selama Penyimpanan Taufik Hidayat; Lina Ivanti; Wilda Mikasari
AGRITEPA: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian Vol 5 No 2 (2018)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.806 KB) | DOI: 10.37676/agritepa.v5i2.775

Abstract

Jeruk merupakan komoditas hortikultura yang sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia karena paling banyak dikonsumsi masyarakat dan menempati urutan pertama untuk pengeluaran belanja buah rata-rata masyarakat Indonesia, baik di desa maupun di kota. Jeruk Rimau Gerga Lebong (RGL) atau yang biasa dikenal dengan sebutan jeruk Gerga merupakan salah satu komoditas hortikultura unggulan daerah di provinsi Bengkulu. Penanganan pascapenen jeruk RGL perlu dilakukan untuk mempertahankan kualitas jeruk RGL agar sampai ditangan konsumen dalam keadaan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kosentrasi edible coating dari sarang lebah terhadap penurunan susut bobot, tekstur dan TPT buah jeruk RGL selama penyimpanan. Rancangan penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap Faktorial yang terdiri dari dua faktor perlakuan yaitu faktor kosentrasi edible coating dari sarang lebah L1 = 6%, L2 = 9% dan L3 = 12 % serta L0 = 0% sebagai kontrol dan faktor kedua umur simpan T1 = 0 hari, T2 = 3 hari, T3 = 6 hari, T4 = 9 hari, T5 = 12 hari, T6 = 15 hari, T7 = 18 hari, T8 = 21 hari, T9 = 24 hari, T10 = 27 hari dan T11 = 30 hari dengan jumlah sampel yang diukur sebanyak 30 butir buah jeruk sebagai ulangan. Variabel yang diamati antara lain adalah susut bobot, tekstur kekerasan kulit jeruk (penetrometer) dan total padatan terlarut/TPT (refraktometer). Data yang diperoleh kemudian dianalisis statistik menggunakan sidik ragam. Apabila hasil F hitung > atau sama dengan F tabel maka dilakukan uji beda DMRT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan edible coating sebagai lapisan pelindung di bagian luar kulit jeruk diketahui mampu menahan kerusakan dan mempertahankan kualitas jeruk RGL. Perbedaan kadar edible coating yang diberikan untuk melapisi permukaan kulit luar jeruk RGL menekan laju respirasi sehingga mengurangi susut bobot yang terjadi. Kadar edible coating 12% diketahui yang paling baik dalam melindungi jeruk RGL selama penyimpanan terlihat dari susut bobot dan tekstur jeruk RGL, sementara peedible coatingan jeruk RGL tidak memberi pengaruh terhadap total padatan terlarut (TPT) jeruk RGL tetapi dipengaruhi oleh lama penyimpanan. Kata Kunci: kualitas jeruk RGL, peedible coatingan, umur simpan, susut bobot