Helda Helda
Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

THE EFFECTS OF SECTION CAESAREA TO EARLY BREASTFEEDING INITIATION: A SYSTEMATIC REVIEW Fauziyah, Nur Annisa; Helda, Helda
Proceedings of the International Conference on Applied Science and Health No 3 (2018)
Publisher : Proceedings of the International Conference on Applied Science and Health

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.1 KB)

Abstract

Background: The early breastfeeding initiation is one of the crusial process for successful in exclusive breastfeeding, unfortunately based on UNICEF, globally only 45% of newborns were put to the breast within the first hours of life. The other condition, nowdays caesarean sections have become increasingly common in both developed and developing countries, research showed that mothers who delivered their baby section caesarea have a higher percentage failure of early breastfeeding initiation than mother with vaginal delivery, from that condition his research aims to analyze effects section caesarea to early breastfeeding initiation. Methods: This study used systematic review based on the Prisma (Preferred Reporting Items For Systematic Reviews & Meta-Analyses) Protocol to identify all the published literature using relevant keywords. The initial screening was conducted by human population, the year of publication (5 years) and free full text, then reading the titles, abstracts than assessed for eligibility founded 6 articles, those studies included in this review after selected using inclusion and exclusion criteria. Inclusion are journal from rearch reported in english, has no accompanying disease or health problem as cardiac disease, cancer, herpes, HIV/AIDS, obesity ect. The baby is normal, baby can drink orally. Exclusion: the articles published less than 2013, after sectio caesarea mother and infant require special therapy. Results: The studies showed there were effects of section caesarea to early breastfeeding initiation, the mothers who birth their babies with caesarea most of them failure to initiate early breastfeeding. Conclusions: The way to Improve the rates of early breastfeeding initiation with giving antenatal breastfeeding education to all mothers especially who known to be having a cesarean section and health care professionals must support. All of the hospitals must apply baby friendly hospital initiative to support success of early breastfeeding initiation 
HUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN KESINTASAN BAYI TERHADAP INFEKSI ALIRAN DARAH (IAD) DI UNIT PERINATOLOGI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL DR. CIPTO MANGUNKUSUMO TAHUN 2012 Winarti, Wiwin; Helda, Helda
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol 1 (2014): Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52020/jkwgi.v1i0.834

Abstract

Health Care-Associated Infection (HAIs) telah menjadi topik besar dari tahun ketahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan berat lahir dengan kesintasan bayi terhadap infeksi aliran darah (IAD). Variabel lain yang ikut dianalisis hubungannya dengan kesintasan bayi terhadap IAD adalah, jenis kelamin, usia gestasi, APGAR, kelainan kongenital, usia ibu saat melahirkan, penyakit maternal dan penggunaan alat invasif seperti kateter intravena, ETT dan NC-CPAP. Desain penelitian adalah kohort retrospektif dengan menggunakan metode Kaplan Meier, menggunakan rekam medis pasien perinatologi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo tahun 2012. Selama periode pengamatan, dari 298 bayi yang memenuhi kriteria inklusi penelitian, diketahui kesintasan terhadap IAD pada non BBLR 72,4% dibandingkan dengan BBLR 69,3%. Insiden IAD  sebesar 8,7 % (5,9/1000) dengan median waktu kesintasan terhadap infeksi adalah 10 hari. Berat lahir memiliki efek protektif terhadap IAD sebesar 0,54 (p > 0,05), sedangkan kateter sentral diketahui memiliki efek resiko yang besar terhadap kejadian IAD (HR= 6,5; 95% CI: 2,4-17,6; p< 0,001).
HUBUNGAN KELAHIRAN KEMBAR DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI INDONESIA: ANALISIS DATA SDKI 2012 Sarinah Bintang; Syahrizal Syarif; Helda Helda; Nikson Sitorus
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol 9 No 2 (2018): JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI VOLUME 9 NO. 2 TAHUN 2018
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.111 KB) | DOI: 10.22435/kespro.v9i2.906.87 - 97

Abstract

Background: Neonatal Mortality Rate (NMR) is one indicator of the Sustainable Development Goals (SDGs) and contributes to the infant mortality rate. Twin birth is one of the risk factors for neonatal death, 6 times compared to single birth. The possibility of an increase in twin birth rates, and the high risk posed, could contribute negatively to efforts to reduce neonatal deaths in Indonesia.Objective: This study aims to determine the proportion of twin births, also analyzing association of twin birth with neonatal mortalityMethod: This study used the 2012 Indonesian Health Demographic Survey (IDHS), a cross-sectional designs that covers all provinces. The population was all children born alive in 2007-2012 from women of childbearing age who met the inclusion and exclusion criteria. The study sample was 15,083 live births. Result: The twin births rate in Indonesia by 14 per 1,000 births, increased from previous study 7,2 per 1.000 births in 1997-2007. There was significant association between twin births with neonatal mortality (POR 2,39; 95% CI 1,43-4,01; p-value 0,00), after controlled parity and birth weight. Conclusion: The proportion of twin births in Indonesia has increased almost doubled. Twins is high risk of neonatal death because they are born with low birth weight.
Dukungan Tenaga Kesehatan dalam Meningkatkan Pemberian ASI Eksklusif Ibu di Posyandu Wilayah Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Najah Syamiyah; Helda Helda
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan (Journal of Research and Development in Health Services)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.667 KB) | DOI: 10.22435/jpppk.v2i1.54

Abstract

Abstrak Cakupan ASI eksklusif di wilayah Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan masih rendah, sementara pendidikan tentang ASI eksklusif kepada masyarakat harus terus dilakukan karena dapat memberikan informasi penting untuk calon ibu dan keluarga. Penelitian dilakukan untuk mengetahui dukungan tenaga kesehatan terhadap perilaku pemberian ASI eksklusif pada Ibu bayi usia 0-5 bulan 29 hari di Posyandu Wilayah Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan. Penelitian dengan disain cross sectional ini dilakukan terhadap 250 ibu bayi yang terdaftar di Posyandu yang diwawancara menggunakan kuesioner terstruktur pada bulan November–Desember 2017. Berdasarkan hasil analisis multiple cox regression didapatkan bahwa peluang kelompok ibu yang mendapatkan dukungan tenaga kesehatan dengan baik untuk memberikan ASI eksklusif adalah 1,6 (CI 95% 1,02-2,34) kali dibandingkan dengan kelompok ibu yang kurang mendapatkan dukungan dari tenaga kesehatan. Disimpulkan bahwa Ibu yang mendapatkan 4 atau lebih dari 5 perlakuan diantaranya konseling ASI saat ANC, dilakukan IMD, dirawat gabung bersama bayi, bayinya tidak diberikan makanan dan minuman selain ASI selama masa perawatan, serta ibu pernah mendapatkan penyuluhan, maka peluangnya untuk memberikan ASI eksklusif lebih besar dibandingkan dengan ibu yang hanya mendapatkan 0-3 perlakuan tersebut. Diharapkan kepada penyedia layanan kesehatan Ibu dan anak dapat menetapkan kebijakan terkait pelayanan manajemen laktasi. Kata kunci: Dukungan Tenaga Kesehatan, ASI Eksklusif, Posyandu Abstract The coverage of exclusive breastfeeding in Mampang Prapatan Public Health Center was still low. Meanwhile, education about exclusive breastfeeding to the community should continue to be done because it can provide important information for prospective mothers and families. Then conducted a study to determine the support of health workers to exclusive breastfeeding on the mother of the baby aged 0-5 months 29 days in Posyandu Mampang Prapatan Public Health Center. This cross sectional study was conducted on 250 infant mothers enrolled at Posyandu who were interviewed using structured questionnaire in November-December 2017. Based on data analysis with multiple cox regression, it was found that the opportunity of maternal group that get good health support to give exclusive breastfeeding is 1,547 (95% CI 1.023-2,339) times bigger than those group of mothers who get less support from health worker. It can be concluded that if the mothers get 4 or more of 5 treatments such as breastfeeding counseling during ANC, early breastfeeding initiation, treated together with baby, the baby is not given any food and drink other than breastmilk during the treatment period, and the mother has got counseling, the possibility to give exclusive breastfeeding greater than mothers who only get 0-3 of these treatments. It was expected that health providers can establish policies related to lactation management services. Keywords: Health Workers Support, Exclusive Breastfeeding , Posyandu
Hubungan Riwayat Komplikasi Saat Hamil dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia Pebrina Manurung; Helda Helda
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Department of Epidemiology, FoPH, UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/epidkes.v4i2.4069

Abstract

Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) berisiko mengalami banyak masalah kesehatan seperti jatuh sakit dalam enam hari pertama kehidupannya atau mengalami infeksi, serta dapat juga menderita masalah jangka panjang seperti perkembangan motorik dan sosial yang tertunda atau ketidakmampuan belajar. WHO memperkirakan BBLR sekitar 15% hingga 20% dari jumlah yang lahir, mewakili tiap tahunnya ada sekitar 20 juta kelahiran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan riwayat komplikasi saat hamil dengan kejadian BBLR. Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu study cross sectional dengan menganalisis data IFLS tahun 2014. Sebanyak 372 responden diikutkan dalam studi ini. Analisis chi square test untuk mengetahui hubungan antara exsposure (riwayat komplikasi saat hamil) dan outcome (BBLR) serta variabel lain yang diikutkan dalam penelitian ini yaitu jenis kelamin, urutan kelahiran dan konsumsi tablet Fe saat hamil sedangkan untuk analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda. Ada hubungan antara riwayat komplikasi saat hamil dengan kejadian BBLR dengan nilai asosiasi PR  2,123 (95% CI 0,999-4,529), artinya ibu yang memiliki riwayat komplikasi saat hamil lebih beresiko 2,123 kali dibandingkan dengan ibu yang tidak memiliki riwayat komplikasi saat hamil untuk melahirkan anak BBLR. Riwayat komplikasi saat hamil berhubungan dengan terjadinya BBLR. Ibu hamil diharapkan dapat mencegah terjadinya komplikasi kehamilan dengan selalu memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan untuk dapat mendeteksi dini adanya komplikasi serta menanganinya agar tidak berdampak pada janin, dan ibu hamil juga sebaiknya patuh minum tablet Fe sesuai anjuran agar dapat mencegah terjadinya komplikasi anemia.
Hubungan Preeklamsia dengan Kejadian BBLR di RSU Kabupaten Tangerang Tahun 2018 Astrisa Faadhilah; Helda Helda
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Department of Epidemiology, FoPH, UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/epidkes.v4i1.3199

Abstract

Berat badan lahir rendah didefinisikan oleh World Health Organization. sebagai berat saat lahir kurang dari 2500 gram. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) meningkatkan angka kesakitan dan kematian dua kali lipat dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan 2500 gram atau lebih. Berat lahir rendah menjadi masalah kesehatan masyarakat berkelanjutan secara signifikan dan global dikaitkan dengan serangkaian konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang. Faktor resiko utama yang berhubungan dengan tingginya kejadian BBLR adalah faktor demografi, penyakit kronis sebelum hamil, status gizi ibu hamil, komplikasi dalam kehamilan, dan status pemeriksaan kehamilan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian ini menggunakan analisis cox regression dengan hasil ukur prevalence ratio (PR). Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara preeklamsia dengan kejadian BBLR dengan P-value = 0,001 dengan nilai PR adjusted 1,483 (CI 95% 1,192-1,846) setelah dikontrol oleh variabel Confounding. Variabel confounding adalah usia hamil, oligohidramnion, dan IUFD dengan nilai ΔPR >10%. Angka kejadian BBLR berhubungan dengan penanganan kasus preeklamsia dan eklamsia yang gawat memerlukan tindakan aktif, yaitu terminasi kehamilan segera tanpa memandang usia kehamilan dan perkiraan berat badan janin sehingga dapat melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Oleh sebab itu, sangat diperlukan pemantauan oleh tenaga kesehatan terhadap ibu-ibu yang mengalami komplikasi dalam kehamilannya terutama yang memiliki tekanan darah yang tinggi dalam kehamilannya agar dapat ditangani secara dini dan dilakukan perawatan konservatif sehingga kejadian BBLR dapat dicegah.