Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

HUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN KESINTASAN BAYI TERHADAP INFEKSI ALIRAN DARAH (IAD) DI UNIT PERINATOLOGI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL DR. CIPTO MANGUNKUSUMO TAHUN 2012 Winarti, Wiwin; Helda, Helda
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol 1 (2014): Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52020/jkwgi.v1i0.834

Abstract

Health Care-Associated Infection (HAIs) telah menjadi topik besar dari tahun ketahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan berat lahir dengan kesintasan bayi terhadap infeksi aliran darah (IAD). Variabel lain yang ikut dianalisis hubungannya dengan kesintasan bayi terhadap IAD adalah, jenis kelamin, usia gestasi, APGAR, kelainan kongenital, usia ibu saat melahirkan, penyakit maternal dan penggunaan alat invasif seperti kateter intravena, ETT dan NC-CPAP. Desain penelitian adalah kohort retrospektif dengan menggunakan metode Kaplan Meier, menggunakan rekam medis pasien perinatologi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo tahun 2012. Selama periode pengamatan, dari 298 bayi yang memenuhi kriteria inklusi penelitian, diketahui kesintasan terhadap IAD pada non BBLR 72,4% dibandingkan dengan BBLR 69,3%. Insiden IAD  sebesar 8,7 % (5,9/1000) dengan median waktu kesintasan terhadap infeksi adalah 10 hari. Berat lahir memiliki efek protektif terhadap IAD sebesar 0,54 (p > 0,05), sedangkan kateter sentral diketahui memiliki efek resiko yang besar terhadap kejadian IAD (HR= 6,5; 95% CI: 2,4-17,6; p< 0,001).
PENGARUH PELATIHAN (BHD) TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT Nirmalasari, Vina; Winarti, Wiwin
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52020/jkwgi.v4i2.1909

Abstract

Abstrak  Out-of-Hospital Cardiac Arrest (OHCA) merupakan keadaan hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba yang terjadi di luar rumah sakit dan membutuhkan pertolongan cepat. Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan pertolongan pertama kepada korban OHCA yang dapat meningkatkan angka keberlangsungan hidup pasien henti jantung. Setiap lapisan masyarakat khususnya mahasiswa kesehatan harus memiliki pengetahuan dan keterampilan BHD. Pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa jurusan kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan bantuan hidup dasar terhadap pengetahuan dan keterampilan pada Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat (HMKM) di UPN “Veteran” Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain Quasi Experiment Design (Eksperimental Semu) dengan Pre-Post Without Control Group. Teknik Consecutive sampling digunakan untuk merekrut 23 mahasiswa sebagai responden penelitian. Hasil analisis menggunakan Paired t-test menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara pelatihan BHD  dengan pengetahuan (p=0,000) dan keterampilan (p=0,000). Hal tersebut menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara pelatihan BHD dengan pengetahuan dan keterampilan HMKM UPN “Veteran” Jakarta. Kata Kunci : BHD; Keterampilan; Pelatihan; Pengetahuan ABSTRACT Out of Hospital Cardiac Arrest (OHCA) is a state of a sudden loss of heart function that occurs outside the hospital and requires rapid relief. Basic Life Support (BLS) is the first aid that can increase the survival rate of patients with cardiac arrest of OHCA victims. Every level of society, especially healthcare students, is mandatory to have BLS knowledge and skills. Training can improve healthcare students' knowledge and skills. The purpose of this study was to determine the effect of basic life support training on the knowledge and skills of the members of the Public Health Student Association at UPN "Veteran" Jakarta. This study used a Quasi Experiment with Pre-Post Without Control Group design. The consecutive sampling method was used to recruit 23 students as respondents. The results of a Paired t-test showed that there was a significant effect of BLS training on the knowledge (p = 0,000) and skills (p = 0,000). This study showed that there is a significant effect of BLS training on the knowledge and skills of the members of the Public Health Student Association at UPN "Veteran" Jakarta. Keywords: BLS; Knowledge; Skill; Training
FAKTOR DETERMINAN KESIAPAN PERAWAT DI DUA RUMAH SAKIT DAERAH BANTEN DALAM PENUGASAN KEBENCANAAN Winarti, Wiwin; Barbara, Laksita
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52020/jkwgi.v5i1.2180

Abstract

Karakteristik geografis dan iklim Indonesia menjadikannya negara yang rawan bencana. Provinsi Banten merupakan daerah  multirawan bencana antara lain gempa, tsunami, banjir, longsor, dan abrasi. Dengan tingginya jumlah bencana yang terjadi, kesiap-siagaan bencana tentu saja harus menjadi prioritas di Provinsi Banten, terutama dalam hal mitigasi bencana dan kesiapan bantuan kesehatan di daerah bencana untuk mengurangi korban jiwa maupun angka kesakitan. Penelitian ini menggunakan desain crossectional yang melibatkan 136 perawat dari dua RSUD di Banten yaitu RSUD Drajat Prawiranegara dan RSUD Banten. Metode yang digunakan adalah kuisioner JDNREI yang diapatasi kedalam Bahasa Indonesia dan disebarkan secara online kepaa responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variable jenis kelamin secara statistic berhubungan dengan domain Keterampilan keperawatan gawat darurat, keterampilan praktis tanggap bencana, dan keterampilan komunikasi dalam kesiapsiagaan bencana perawat (p<0,05). Jenis kelamin merupakan factor dominan yang berpengaruh dalam kesiapsiagaan bencana. Saran: Pelatihan terkait keterampilan dalam enam domain kesiapsiagaan bencana perlu dilakukan pada semua perawat.
Persepsi Perlindungan Hukum dan Aspek Etik terhadap Keinginan Perawat IGD Melakukan CPR pada Out-of-Hospital Cardiac Arrest (OHCA) Winarti, Wiwin; Rosiana, Rosiana
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 6, No 2 (2020): VOL 6, NO 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v6i2.23438

Abstract

ABSTRAKKejadian henti jantung dapat terjadi dimana saja baik di rumah sakit maupun di luar rumah sakit atau Out-of-Hospital Cardiac Arrest (OHCA). Usaha untuk meningkatkan survival rate kejadian henti jantung adalah pemberian Cardiopulmonary resuscitation (CPR)/ resusitasi jantung paru (RJP) yang berkualitas. Faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mau menjadi bystander CPR bukan hanya terkait pengetahuan dan teknik melakukan CPR namun juga dipengaruhi oleh faktor sosial, kerelaan melakukan, kesiapan psikologis dan faktor lainnya seperti aspek etik dan hukum. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh persepsi perlindungan hukum dan aspek etik terhadap keinginan perawat dalam memberikan tindakan CPR pada kejadian Out-of-Hospital Cardiac Arrest. Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan metode kuisioner yang dikembangkan oleh peneliti dan menggunakan total sampling yang melibatkan seluruh perawat IGD RSUD Budhi Asih sebanyak 30 orang. Analisis menggunakan uji Fisher’s Exact dan Cochran-Mantel Haenszel. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden (56,7%) memiliki persepsi yang negatif terhadap perlindungan hukum terhadap bystander CPR pada OHCA. Meskipun demikian, perawat cenderung memiliki persepsi yang positif ketika menjawab pertanyaan terkait isu etik CPR pada korban anak-anak, wanita maupun lansia. Sebanyak 43,33% (13 perawat) memiliki keinginan positif untuk melakukan CPR pada OHCA sementara 56,67% (17 perawat) lainnya memiliki keinginan negatif sebagai bystander CPR. Hasil uji Cochran-Mantel Haenszel menunjukkan persepsi terhadap perlindungan hukum mempengaruhi keinginan perawat dalam memberikan CPR pada OHCA dan akan diperbesar kemungkinan memberikan CPR apabila perawat tersebut berusia ≥ 30 tahun (p 0,014; OR 14,133; 95% CI 2,081-95,947) dan memiliki masa kerja ≥ 5 tahun (p 0,008; OR 25,667; 95% CI 2,253-292,462). Promosi mengenai aspek legal dan etik, serta landasan hukum perlindungan terhadap bystander CPR menjadi penting untuk dapat meningkatkan keinginan perawat dan jumlah bystander CPR. ABSTRACTCardiac arrest can occur anywhere in the hospital or outside the hospital, which is called Out-of-Hospital Cardiac Arrest (OHCA). An effort to increase the survival rate of cardiac arrest is the provision of quality Cardiopulmonary resuscitation (CPR). Factors that influence a person's willingness to become a bystander CPR are not only related to the knowledge and techniques of conducting CPR but are also influenced by social factors, willingness, psychological readiness, and other factors such as ethical and legal aspects. The purpose of this study is to determine the effect of perceptions of legal protection and ethical issues on the nurses' willingness to provide CPR in the OHCA incident. This study used a cross-sectional design using a questionnaire developed by researchers, conducted at Emergency Department Budhi Asih Regional Hospital in East Jakarta, and used a total sampling method involving 30 ED nurses. Fisher's Exact and Cochran-Mantel Haenszel tests were used to analyze the data. The study findings show that the majority of respondents (56.7%) have a negative perception of the legal protection of bystander CPR in OHCA. However, nurses have a positive perception when answering questions related to the ethical issue of CPR in victims of children, women, and the elderly. 43.33% (13 nurses) have a positive willingness to perform CPR on OHCA, while 56.67% (17 nurses) have a negative willingness as a bystander CPR. The results of the Cochran-Mantel Haenszel test show that perceptions of legal protection may influence nurses' willingness to provide CPPR to OHCA patient, and it will increase the likelihood of giving CPR if the nurse age is ≥ 30 years old (p 0.014; OR 14,133; 95% CI 2,081-95,947) and has been working for ≥ 5 years (p 0.008; OR 25,667; 95% CI 2,253-292,462). Promotion of the legal aspects, ethical issues, and protection to bystander CPR are essential to increase the willingness of nurses and the number of bystander CPR. 
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kader kesehatan melalui pelatihan bantuan hidup dasar Santi Herlina; Wiwin Winarti; Chandra Tri Wahyudi
Riau Journal of Empowerment Vol 1 No 2 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.835 KB) | DOI: 10.31258/raje.1.2.11

Abstract

Depok City has status as RW Siaga which has been upgraded to RW Siaga Aktif. So that the community, especially health cadres involved in it, are more active in preventing and managing diseases within the community. The government's efforts to reduce mortality are one of forming health cadres in each region. Health cadres have the role in assisting health workers in day-to-day health emergency response. Therefore, basic community-based life assistance training needs to be developed. The purpose of this community service activity is to increase the knowledge and skills of the Limo City Depok health cadre about providing basic life support in emergency conditions within the community so that first aid can be given before the patient taken to the hospital. The method of carrying out activities is training health cadres on basic life support and preparing the modules of basic life support which can later be the guide for health cadres. The result of this activity is that the increasing independence of the community in the health sector with the results of basic life support knowledge increased to 53%, and 80% of health cadres were able to carry out basic life support skills.
DETERMINAN PENGETAHUAN BHD DAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA GURU SEKOLAH DASAR Wiwin Winarti
Indonesian Journal of Health Development Vol 1 No 2 (2019): IJHD
Publisher : Fakultas Ilmu kesehatan UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.2 KB) | DOI: 10.52021/ijhd.v1i2.24

Abstract

Kejadian gawat darurat dapat terjadi dimana saja, kapan saja, dan menimpa siapa saja. Upaya yang dilakukan untuk menyelamatkan korban harus dilakukan secara cepat dan tepat, karena dapat mengakibatkan kecacatan permanen hingga kematian. Anak-anak usia sekolah dasar merupakan kelompok usia yang beresiko tinggi mengalami kecelakaan. Guru sebagai pendidik dan pendamping anak disekolah menjadi bagian penolong pertama bagi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan bantuan hidup dasar (BHD) dan pertolongan pertama. Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional dengan rancangan Desckriptif Analisis dan menggunakan metode Total Sampling sebagai cara dalam pengambilan sampel. Sampel penelitian sebanyak 44 guru sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukan jenis mata ajar yang diampu, pengalaman pelatihan, pengalaman menolong, paparan sumber informasi, motivasi terhadap pengetahuan BHD dan pertolongan pertama menjadi faktor yang mempengaruhi pengetahuan para guru sekolah dasar (p< 0,05). Hasil penelitian memberikan saran kepada pemerintah untuk dapat membekali setiap guru sekolah dasar pengetahuan BHD dan pertolongan pertama. Kata kunci: guru sekolah dasar, pengetahuan, pertolongan pertama, bantuan hidup dasar
PENDIDIKAN KESEHATAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PADA LANSIA HIPERTENSI Wiwin Winarti; Sang Ayu Made Adyani; Aldin Aditya Fareza; Triyono Triyono
KOMMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 2 (2022): KOMMAS: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : KOMMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.853 KB)

Abstract

 Hipertensi merupakan penyakit kronik penyebab kematian tertinggi diseluruh dunia. Pola makan yang salah, usia, obesitas, merokok, dan gaya hidup kurang gerak, urbanisasi dan layanan kesehatan yang kurang memadai berkontribusi terhadap peningkatan prevalensi hipertensi di Indonesia. Intervensi pendidikan kesehatan pada lansia terbukti dapat meningkatkan pengetahuan lansia untuk dapat mengambil keputusan dalam mengendalikan hipertensinya melalui penerapan pola hidup sehat. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk untuk meningkatkan pengetahuan mayarakat tentang pengelolaan gaya hidup untuk mencegah komplikasi hipertensi dan mengajarkan terapi koplementer Isometric Handgrip Exercise Training (IHET) yang merupakan terapi efektif, mudah dan murah untuk menurunkan tekanan darah yang dapat dilakukan dirumah. Program ini dilakukan selama satu bulan mulai dari pengkajian, penyiapan metode, bahan ajar, serta implementasi pendidikan kesehatan. Kegiatan PKM melibatkan 20 lansia hipertensi di dua area yaitu kecamatan Jatitujuh, kabupaten Majalengka, Jawa Barat dan kelurahan Pejaten Timur, Jakarta Selatan. Metode pendidikan kesehatan dilakukan melalui pertemuan langsung dan daring dengan pendampingan fasilitator. Dari hasil evaluasi diketahui bahwa pendidikan kesehatan yang dilakukan mampu meningkatkan pengetahuan lansia sebanyak 5,213 poin (p=0,000). Program pendidikan kesehatan ini terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan lansia hipertensi dalam pemeliharaan kesehatannya dan perlu untuk diperluas cakupannya. 
PKM BAROS MUDA SIAGA: PENINGKATAN PENGETAHUAN KESIAPSIAGAAN BENCANA DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI Wiwin Winarti; Laksita Barbara
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP Vol 2 (2020): PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP 2020
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.721 KB)

Abstract

Provinsi Banten merupakan daerah multirawan bencana antara lain gempa, tsunami, banjir, longsor, danabrasi. Pada tahun 2020, Pandemik covid-19 menyebar di Indonesia termasuk Banten dengan jumlah kematianmencapai 280 jiwa. Kesiap-siagaan menjadi prioritas untuk mengurangi korban jiwa maupun angka kesakitan.Kelompok usia muda memiliki potensi yang besar untuk menjadi penggerak masyarakat dengan memanfaatkanteknologi informasi dalam menyebarkan informasi dan meningkatkan kesiap-siagaan bencana di daerahnya.PKM Baros Muda Siaga ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kelompok Karang Taruna Baros terkaitkesiapsiagaan bencana dan kemampuan mengelola sumber informasi manajemen bencana untuk mewujudkanmasyarakat tangguh bencana. Metode: PKM ini mencakup pembuatan website BarosMudaSiaga, pelatihanpengelolaan website, dan pemberian serta pengembangan materi-materi siaga bencana dengan mengakomodasikearifan lokal. Materi siaga bencana yang disampaikan meliputi: (a) bahaya yang timbul oleh bencana; jenisbencana, dan daerah yang aman untuk menghindari bencana. (b) menyiapkan jalur evakuasi dan titik kumpul, (c)adaptasi kebiasaan baru. Hasil: Kegiatan PKM yang diberikan kepada karang taruna menunjukkan pengetahuankarangtaruna meningkat sebanyak 5,04 poin dan anggota karagtaruna yang mampu mengelola website siagabencana meningkat dari 2 menjadi 4 orang. esimpulan: Dengan keterbatasan mobilisasi dan meningkatnyapenggunaan teknologi di masa pandemik, pemberdayaan masyarakat kelompok karang taruna memiliki potensiuntuk meningkatkan kesiap-siagaan bencana masyarakat.
Peningkatan Pengetahuan Dan Deteksi Dini Hipertensi Pada Lansia Santi Herlina; Wiwin Winarti; Diah Tika Anggraeni; Nadia Shahidda; Nirmala; Aulia Marshanda Apsarie; Sila Aimanatul Afifah; Putri Rahayu
Literasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Vol 2 No 2 (2022)
Publisher : Pengelola Jurnal Politeknik Negeri Ketapang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.848 KB) | DOI: 10.58466/literasi.v2i2.537

Abstract

Hypertension is a silent killer disease that is often not felt so when someone comes to a health facility with a complicated condition. Hypertension in Indonesia has increased from the previous 25.8% in 2013 to 34.11% in 2018. Age is one of the risk factors for this disease. The incidence rate at the age of 75 years and over is 69.53%. The purpose of this activity is to determine the level of knowledge about hypertension, conduct early detection targeting the elderly with implementation methods in the form of education and health checks (measurement of blood pressure, current blood sugar and nutritional status). The results showed that the average age of the elderly was 59 years with the lowest age being 52 years and the highest being 77 years, all genders were female, the knowledge of the elderly was 100% good after being educated, 36.8% of the elderly had a history of hypertension, 26.3% who had been drinking regularly. medication, 52.6% who received family support in the management of hypertension. The average blood pressure of the elderly is 131/86mmHg. The average value of blood sugar while (GDS) is 165 g/dl. Nutritional status in the elderly seen from the average BMI is 25.9. Management of hypertension needs to involve all elements, both from patient compliance and from the surrounding environment, especially families, therefore providing information through education can improve understanding of the elderly and early detection as part of prevention to prevent further complications. Community-based preventive programs need to be improved along with the increasing incidence of hypertension.
Peningkatan Kemampuan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di SMP Negeri 1 Miri dengan Metode Simulasi Arief Wahyudi Jadmiko; Wiwin Winarti; Chandra Triwahyud; Arum Pratiwi
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 3, No 1 (2019): April 2019
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.183 KB) | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v3i1.207

Abstract

ABSTRACTInjuries caused by accidents in children have increased. The most frequent place to cause an accident that is at home and school environment. Children are vulnerable to accident, high curiosity and the inability of children to analyze risks in every activity is a frequent cause of accidents. Improper first aid causes worsening injuries and death threats. An effort needs to be made to improve the ability of lay people in providing theoretical first aid, skill and confidence level. This activity aims to improve the ability of theoretical, skill and level of confidence in conducting the management of first aid in an accident. The method that is done is by using the method of simulation and evaluation learning with pretest and posttest method. The result of this activity is simulation method have positive impact to knowledge, skill and level of self confidence of participant in helping casualty by accident. This is known from the acquisition of theoretical value and the prakek of the participants at the postest level compared with the pretest valueKeywords: first aid in accident, simulation, injury, child ABSTRAKCedera yang disebabkan oleh kecelakaan pada anak mengalami peningkatan. Tempat yang paling sering menyebabkan terjadinya kecelakaan yaitu dirumah dan dilingkungan sekolah. Anak merupakan usia yang rentan dengan kejadian kecelakaan, keingintahuan yang tinggi dan ketidakmampuan anak dalam menganalisa resiko dalam setiap aktifitasnya merupakan hal yang sering menyebabkan kecelakaan. Pertolongan pertama yang tidak sesuai menyebabkan bertambah parahnya cedera yang terjadi dan ancaman kematian. Perlu suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan penolong awam dalam memberikan pertolongan pertama secara teoritik, skill dan tingkat kepercayaan diri. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan ssecara teoritik, skill dan kesadaran/ tingkat kepercayaan diri dalam melakukan penatalaksanaan pertolongan pertama pada kecelakaan. Metode yang dilakukan yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran simulasi dan evaluasi dengan metode pretest dan posttest. Adapun hasil dari kegiatan ini yaitu metode simulasi mempunyai dampak positif terhadap pengetahuan, skill dan tingkat kepecayaan diri peserta dalam menolong korban dengan kecelakaan. Hal ini diketahui dari hasil perolehan nilai teori dan prakek peserta saat postest yang dibandingkan dengan nilai pretest.Kata Kunci: pertolongan pertama pada kecelakaan, simulasi, cedera, anak