Desy Qomarasari
Politeknik Tiara Bunda

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN STATUS GIZI, POLA MAKAN DAN SIKLUS MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS VIII DI SMPN 3 CIBEBER Desy Qomarasari; Ana Mufidaturrosida
Jurnal Ilmiah Kesehatan Ar-Rum Salatiga Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : STIKES Ar-Rum Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36409/jika.v6i2.150

Abstract

Prevalensi anemia pada remaja putri berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2013 ke tahun 2018. Pada tahun 2013 prevalensi anemia remaja putri sebesar 22,7% sedangkan pada tahun 2018 menjadi sebesar 32%. Anemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor misalnya kurang mengkonsumsi sumber makanan yang mengandung protein dan zat besi, kehilangan darah yaitu siklus dan lama menstruasi, status gizi dan pola sarapan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi, pola makan dan siklus menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri kelas VIII di SMPN 3 Cibeber. Metode penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Lokasi penelitian di SMPN 3 Cibeber. Populasi dalam penelitian ini yaitu remaja putri VIII A-E berjumlah 82 Orang. Sedangkan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi. Jumlah sampel 40 responden. Analisis data dengan univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistik chi square. Hasil penelitian dari 40 responden yang diteliti mayoritas responden mengalami anemia (70%), status gizi normal sebanyak (52,5%), pola makan baik (67,5%), dan sebagian besar responden siklus mentruasi tidak normal (62,5%). Ada hubungan status gizi (0,035), pola makan (0,022) dan siklus mentruasi (0,013) dengan kejadian anemia. Kesimpulan dari penelitian ini ada hubungan antara status gizi, pola makan dan siklus mentruasi dengan kejadian anemia.
HUBUNGAN UMUR KEHAMILAN, PARITAS, STATUS KEK, DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK EL’MOZZA KOTA DEPOK Desy Qomarasari; Lusy Pratiwi
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 14 No. 2, Juli 2023
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34035/jk.v14i2.1050

Abstract

Di Indonesia ibu hamil dengan anemia mengalami peningkatan dari tahun 2007 sejumlah 24,5% dan tahun 2018 menjadi 48,9 %. Di Kota Depok prevalensi anemia tahun 2020 sebanyak 3.496. Hal ini menunjukkan masih tingginya kejadian anemia pada ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan umur kehamilan, paritas, status KEK dan tingkat pendidikan ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dan dikaji secara analitik di Klinik El ‘Mozza Kota Depok. Populasi penelitian semua ibu hamil yang periksa kehamilan di Klinik El’Mozza bulan Juni-Agustus 2022 berjumlah 52 responden. Sedangkan sampelnya sejumlah 52 responden dengan menggunakan teknik total sampling. Analisis data dengan univariat dan bivariat yang menggunakan uji statistik chi square. Hasil penelitian yang mengalami anemia pada ibu hamil 21 responden (40,4%), umur kehamilan Trimester 1 dan 3 sebanyak 34 responden (65,4%), paritas ≤3 44 responden (84,6%), status KEK 26 responden (50,0%), dan pendidikan menengah 27 responden (51,9%). Hasil uji statistik chi square tidak ada hubungan umur kehamilan dengan anemia pada ibu hamil (0,873). Ada hubungan paritas (0,030), status KEK (0,002) dan tingkat pendidikan (0,001) dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Kesimpulan tidak ada hubungan antara umur kehamilan dengan kejadian anemia pada ibu hamil tetapi ada hubungan antara paritas, status KEK dan tingkat Pendidikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil. In Indonesia, anemia in pregnant women has increased from 2007 at 24.5% and in 2018 it increased to 48.9%. In Depok City, the prevalence of anemia in 2020 is 3,496. This shows the high incidence of anemia in pregnant women. The purpose of this study was to determine the relationship between gestational age, parity, KEK status and education level of the mother with the incidence of anemia in pregnant women. The research method Quantitative with a cross sectional approach and analyzed analytically at the El 'Mozza Clinic, Depok City. The study population of all pregnant women who checked their pregnancies at the El'Mozza Clinic in June-August 2022 totaled 52 respondents. While the sample is 52 respondents using total sampling technique. Data analysis with univariate and bivariate using the chi square statistical test. The results of the study who experienced anemia in pregnant women were 21 respondents (40.4%), gestational age Trimester 1 and 3 were 34 respondents (65.4%), parity ≤3 44 respondents (84.6%), KEK status 26 respondents (50.0%), and secondary education 27 respondents (51.9%). The results of the chi square statistical test showed no relationship between gestational age and anemia in pregnant women (0.873). There is a relationship between parity (0.030), KEK status (0.002) and level of education (0.001) with the incidence of anemia in pregnant women. In conclusion, there is no relationship between gestational age and the incidence of anemia in pregnant women, but there is a relationship between parity, KEK status and education level and the incidence of anemia in pregnant women.
PENGARUH PEMBERIAN OLAHAN DAUN KELOR TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS DI PMB “N” TANGERANG Desy Qomarasari; Niati Ambarsari; Neng Euis Komala Rizki
Jurnal Ilmiah Kesehatan Ar-Rum Salatiga Vol 9, No 1 (2024)
Publisher : STIKES Ar-Rum Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36409/jika.v9i1.251

Abstract

Salah satu bahan makanan asli, daun kelor, mengandung senyawa metabolit sekunder berupa steroid dan alkaloid (sterol). Zat kimia ini memiliki aksi laktagogum, yang berarti zat ini merangsang alveoli untuk menghasilkan ASI dengan cara memengaruhi refleks prolaktin. Mengetahui bagaimana suplai ASI ibu pascapersalinan berubah setelah mengonsumsi daun kelor olahan menjadi pendorong utama penelitian ini. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain eksperimen yang dikenal sebagai Two Group Pretest Posttest pada dua kelompok partisipan yang terpisah. Wanita pascapersalinan di PMB "N" merupakan populasi yang terdiri dari 30 orang yang diikutsertakan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan total sampling untuk memilih 30 partisipan; dari jumlah tersebut, 15 orang secara acak dimasukkan ke dalam kelompok intervensi dan 15 orang dimasukkan ke dalam kelompok kontrol. Daun kelor olahan diberikan kepada kelompok intervensi, sedangkan kelompok kontrol tidak menerima perlakuan tersebut. Uji-T Sampel Independen digunakan untuk analisis data univariat dan bivariat. Dengan 30 peserta, penelitian menemukan bahwa kelompok intervensi menghasilkan rata-rata 975 mL ASI, sedangkan kelompok kontrol menghasilkan rata-rata 490,63 mL. Kedua kelompok dipisahkan oleh rata-rata 484,37. Perbedaan substansial dalam produksi ASI terlihat antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol, seperti yang ditunjukkan oleh temuan uji Shapiro-Wilk, yang memperoleh nilai p sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa suplai ASI ibu pascapersalinan secara signifikan dipengaruhi oleh jumlah daun kelor olahan yang diberikan kepada mereka. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan rata-rata sebesar 484,37 dalam suplai ASI antara ibu pascapersalinan yang menerima daun kelor olahan dan yang tidak.