Niati Ambarsari
Politeknik Tiara Bunda

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH KONSUMSI AIR SERAI (CYMBOPOGON CITRATU), JAHE (ZINGIBER OFFICINALE), JERUK NIPIS (CITRUS AURANTIIFOLIA) DAN MADU HANGAT DALAM MENGATASI HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER I Lusy Pratiwi; Niati Ambarsari; Ani Nuraeni
Jurnal Ilmiah Kesehatan Ar-Rum Salatiga Vol 9, No 1 (2024)
Publisher : STIKES Ar-Rum Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36409/jika.v9i1.252

Abstract

Pada paruh pertama hingga tiga perempat masa kehamilan, mual dan muntah dialami oleh sekitar lima puluh persen hingga tujuh puluh lima persen wanita Indonesia, menurut statistik dari Kementerian Kesehatan. Terdapat metode farmakologis dan nonfarmakologis untuk menurunkan hiperemesis . Infus jahe, madu, serai, dan jeruk nipis merupakan salah satu jenis pengobatan herbal yang tidak mengandung bahan farmasi. Penelitian ini menggunakan one-group pretest-posttest design untuk penelitian pendahuluannya. Hiperemesis gravidarum dialami oleh 25 wanita hamil trimester pertama yang menjadi subjek penelitian ini. Metode pengambilan sampel menggunakan strategi pengambilan sampel yang komprehensif. Sebelum dan sesudah diberikan seduhan air serai, jeruk nipis, jahe, dan madu, partisipan akan mengisi kuesioner observasi pada lembar instrumen PUQE-24. Data akan dianalisis menggunakan metode univariat dan bivariat. Nilai p sebesar 0,000 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara hiperemesis gravidarum dengan trimester pertama kehamilan dan konsumsi infus serai, jeruk nipis, jahe, dan madu oleh ibu hamil. Karena nilai p kurang dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan, ibu hamil trimester pertama dapat terbebas dari hiperemesis gravidarum setelah minum campuran jahe, serai, jeruk nipis, dan madu.
PENGARUH PEMBERIAN OLAHAN DAUN KELOR TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS DI PMB ā€œNā€ TANGERANG Desy Qomarasari; Niati Ambarsari; Neng Euis Komala Rizki
Jurnal Ilmiah Kesehatan Ar-Rum Salatiga Vol 9, No 1 (2024)
Publisher : STIKES Ar-Rum Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36409/jika.v9i1.251

Abstract

Salah satu bahan makanan asli, daun kelor, mengandung senyawa metabolit sekunder berupa steroid dan alkaloid (sterol). Zat kimia ini memiliki aksi laktagogum, yang berarti zat ini merangsang alveoli untuk menghasilkan ASI dengan cara memengaruhi refleks prolaktin. Mengetahui bagaimana suplai ASI ibu pascapersalinan berubah setelah mengonsumsi daun kelor olahan menjadi pendorong utama penelitian ini. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain eksperimen yang dikenal sebagai Two Group Pretest Posttest pada dua kelompok partisipan yang terpisah. Wanita pascapersalinan di PMB "N" merupakan populasi yang terdiri dari 30 orang yang diikutsertakan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan total sampling untuk memilih 30 partisipan; dari jumlah tersebut, 15 orang secara acak dimasukkan ke dalam kelompok intervensi dan 15 orang dimasukkan ke dalam kelompok kontrol. Daun kelor olahan diberikan kepada kelompok intervensi, sedangkan kelompok kontrol tidak menerima perlakuan tersebut. Uji-T Sampel Independen digunakan untuk analisis data univariat dan bivariat. Dengan 30 peserta, penelitian menemukan bahwa kelompok intervensi menghasilkan rata-rata 975 mL ASI, sedangkan kelompok kontrol menghasilkan rata-rata 490,63 mL. Kedua kelompok dipisahkan oleh rata-rata 484,37. Perbedaan substansial dalam produksi ASI terlihat antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol, seperti yang ditunjukkan oleh temuan uji Shapiro-Wilk, yang memperoleh nilai p sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa suplai ASI ibu pascapersalinan secara signifikan dipengaruhi oleh jumlah daun kelor olahan yang diberikan kepada mereka. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan rata-rata sebesar 484,37 dalam suplai ASI antara ibu pascapersalinan yang menerima daun kelor olahan dan yang tidak.