Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

DESAIN BANGUNAN PENANGKAP SEDIMEN DENGAN TEKNOLOGI BAFFLE (SEKAT) Hanwar, Suhendrik; Herdianto, Revalin
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 9, No 2 (2007): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Suspended load transported by irrigation water should be inhibited to enter irrigation channels and farms due to its effects on channel and land aggradations. Current sediment traps are perceived to be costly in land requirement and construction cost. This research is intended to obtain an optimum length: width ratio for sediment traps, in order to minimize land requirement by extending their length without extra land. Experiment was conducted by introducing 1, 3, 5, and 7 cross baffles, and 0, 1, 2, and 3 elongated baffles into the model with 5 discharge for each configuration. From the experiment, it was found that the optimum sedimentation was gained by introducing 5 cross baffles into the current model, since the increment in discharge does not significantly increase sediment outcome.Muatan sedimen layang yang terbawa oleh air irigasi harus dicegah memasuki jaringan irigasi dan lahan karena dampaknya yang merugikan terhadap pendangkalan saluran dan peninggian lahan. Kantong lumpur yang dipakai saat ini dirasakan tidak efisien dalam hal biaya dan lahan. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh perbandingan panjang:lebar yang ideal untuk kantong lumpur, untuk meminimalkan kebutuhan lahan dengan cara meningkatkan panjangnya tanpa menambah luas lahan. Penelitian dilakukan dengan menambahkan 1, 3, 5, dan 7 sekat arah melintang,dan 1, 2, dan 3 sekat arah memanjang, dengan perlakuan 5 debit untuk masing-masing sekat. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa pengendapan sedimen yang optimum diperoleh dengan 5 sekat melintang, dimana peningkatan debit tidak meningkatkan persentase sedimen yang lolos melalui sekat secara signifikan.
DESAIN BANGUNAN PENANGKAP SEDIMEN DENGAN TEKNOLOGI BAFFLE (SEKAT) Hanwar, Suhendrik; Herdianto, Revalin
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 9, No 2 (2007): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v9i2.6928

Abstract

Suspended load transported by irrigation water should be inhibited to enter irrigation channels and farms due to its effects on channel and land aggradations. Current sediment traps are perceived to be costly in land requirement and construction cost. This research is intended to obtain an optimum length: width ratio for sediment traps, in order to minimize land requirement by extending their length without extra land. Experiment was conducted by introducing 1, 3, 5, and 7 cross baffles, and 0, 1, 2, and 3 elongated baffles into the model with 5 discharge for each configuration. From the experiment, it was found that the optimum sedimentation was gained by introducing 5 cross baffles into the current model, since the increment in discharge does not significantly increase sediment outcome.Muatan sedimen layang yang terbawa oleh air irigasi harus dicegah memasuki jaringan irigasi dan lahan karena dampaknya yang merugikan terhadap pendangkalan saluran dan peninggian lahan. Kantong lumpur yang dipakai saat ini dirasakan tidak efisien dalam hal biaya dan lahan. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh perbandingan panjang:lebar yang ideal untuk kantong lumpur, untuk meminimalkan kebutuhan lahan dengan cara meningkatkan panjangnya tanpa menambah luas lahan. Penelitian dilakukan dengan menambahkan 1, 3, 5, dan 7 sekat arah melintang,dan 1, 2, dan 3 sekat arah memanjang, dengan perlakuan 5 debit untuk masing-masing sekat. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa pengendapan sedimen yang optimum diperoleh dengan 5 sekat melintang, dimana peningkatan debit tidak meningkatkan persentase sedimen yang lolos melalui sekat secara signifikan.
DESAIN BANGUNAN PENANGKAP SEDIMEN DENGAN TEKNOLOGI BAFFLE (SEKAT) Hanwar, Suhendrik; Herdianto, Revalin
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 9, No 2 (2007): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v9i2.6928

Abstract

Suspended load transported by irrigation water should be inhibited to enter irrigation channels and farms due to its effects on channel and land aggradations. Current sediment traps are perceived to be costly in land requirement and construction cost. This research is intended to obtain an optimum length: width ratio for sediment traps, in order to minimize land requirement by extending their length without extra land. Experiment was conducted by introducing 1, 3, 5, and 7 cross baffles, and 0, 1, 2, and 3 elongated baffles into the model with 5 discharge for each configuration. From the experiment, it was found that the optimum sedimentation was gained by introducing 5 cross baffles into the current model, since the increment in discharge does not significantly increase sediment outcome.Muatan sedimen layang yang terbawa oleh air irigasi harus dicegah memasuki jaringan irigasi dan lahan karena dampaknya yang merugikan terhadap pendangkalan saluran dan peninggian lahan. Kantong lumpur yang dipakai saat ini dirasakan tidak efisien dalam hal biaya dan lahan. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh perbandingan panjang:lebar yang ideal untuk kantong lumpur, untuk meminimalkan kebutuhan lahan dengan cara meningkatkan panjangnya tanpa menambah luas lahan. Penelitian dilakukan dengan menambahkan 1, 3, 5, dan 7 sekat arah melintang,dan 1, 2, dan 3 sekat arah memanjang, dengan perlakuan 5 debit untuk masing-masing sekat. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa pengendapan sedimen yang optimum diperoleh dengan 5 sekat melintang, dimana peningkatan debit tidak meningkatkan persentase sedimen yang lolos melalui sekat secara signifikan.
Simulation of Batang Agam River Capabilities as Effect of LandUse Changes Dalrino; Hartati; Suhendrik Hanwar; Ilham Eka Putra
International ABEC Vol. 2 (2022): Proceeding International Applied Business and Engineering Conference 2022
Publisher : International ABEC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1028.852 KB)

Abstract

Batang Agam River is one of the rivers in West Sumatra Province that crosses Bukittinggi City, Agam Regency, Payakumbuh City and Limapuluh Kota Regency. The river is ± 60 Kilometers length with headwaters in Bukittinggi city and empties into Batang Sinamar in Limapuluh Kota Regency. With growth development of Bukit Tinggi, so that existing lands such as rice fields and other fields have changed functions into built-up land such as housing, offices, trade and so on. This resulted an increasement of surface runoff coefficient (coefficient C) and flow rate, which resulted in frequent flooding of Batang agam. These will induced flood, for example on 10 December 2018 flood which inundating SDN 18 Koto Tangah in Jorong Uba and 9 February 2020 flood which inundated 6 Hectare of rice fields in Kamang Hilia. To find out the magnitude of changes in land use and flood discharge that occurred in the Batang Agam watershed, a comparison of land use in 2011 with 2019 and flood discharge that occurred in 2011 with 2019. After calculating the results of the flood discharge calculation, the flood discharge was simulated using HEC-RAS software with a 5-year return period to get the overflowing water level and the area of the puddle. From the calculation results obtained an increase in the runoff coefficient value from 0.35 to 0.467, this resulted in a significant increase in flood discharge in each return period and the modeling carried out obtained the results of the maximum flood height reaching 3.13 m from the riverbed, this height is close to the flood height observed in the field, which is as high as 3.03 m.
Pengendalian Banjir Batang Kuranji Menggunakan Program HEC-RAS Hanwar, Suhendrik; Munandar, Arif
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol 14 No 1 (2017): April 2017
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (P3M), Politeknik Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1245.034 KB) | DOI: 10.30630/jirs.14.1.115

Abstract

Batang Kuranji merupakan sungai yang memunyai luas DAS sebesar 187,50 km2. Banjir yang terjadi akibat luapan Batang Kuranji apabila itensitas hujan tinggi membuat kerugian bagi masyarakat disekitar aliran sungai. Pengendalian banjir direncanakan bertujuan untuk menaggulangi banjir sepanjang aliran batang kuranji. Dalam perhitungan Debit Banjir tahunan menggunakan metoda Melchior didapat Q10 adalah 730, 48 m3/dtk. Analisa banjir dilanjutkan menggunakan Program HEC-RAS 4.0 untuk mengetahui tinggi banjir dari luapan batang kuranji. Hasil analisa menggunakan HEC-RAS terhadap 9 buah cross memberikan gambaran hampir semua titik mengalami kondisi banjir (luapan), dan hanya beberapa titik saja yang tidak mengalami luapan. Hal ini disebabkan karena kontur daerah bagian hulu rendah. Hasil menggunakan HEC-RAS 4.0 didapat tinggi banjir setinggi 0,20 meter pada bagian hilir dan setinggi 1,40 meter pada bagian hulu. Perencanaan tanggul menjadi solusi sebagai penahan luapan air Batang Kuranji dengan dimensi tinggi 2,40 meter, lebar atas 1,00 meter dan lebar bawah 1,5 meter dengan kontrol stabilitas aman terhadap guling dan memenuhi safety factor. Solusi lain untuk perencanaan Normalisasi Sungai yaitu dengan analisa dimensi penampang sungai batang kuranji, didapat tinggi penampang sungai 3,25 meter, lebar atas 56,50 meter dan lebar bawah 50,00 meter.
Evaluasi Kapasitas Eksisting Sungai Batang Mangor di Hulu Bendung Ladang Laweh Dengan Peningkatan Debit Banjir Rencana 25 Tahun Hartati, Hartati; Dalrino, Dalrino; Sari, Desnila; Mafriyal, Mafriyal; Hanwar, Suhendrik; Sadtim, Sadtim; Desvani, Maulia; Putri, Nadhia Hanifah
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol 21 No 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (P3M), Politeknik Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30630/jirs.v21i2.1611

Abstract

Ladang Laweh Irrigation District Dam is located in Sicincin nagari, Padang Pariaman Regency with an irrigation service area of 1,140 Ha. The Ladang Laweh Irrigation Area weir receives flow from the Batang Mangor river which is included in the Batang Mangor watershed. On September 22, 2021 a flood occurred on September 22, 2021 resulting in an overflow with a height of 2.5 m above the lighthouse with an estimated discharge of 141.946 m3 /dt resulting in runoff flow in the area upstream of the bending. Analysis of the capacity of the existing river upstream of the weir was carried out with a 25-year plan flood discharge. Modeling is done by analyzing 15 years of rain data and catchment area starting from the location point of the weir upstream. The validation results under full bank capacity conditions obtained the closest match to the theoretical flood discharge value of the Nakayasu method. The simulation results show that the existing cross section of segments P1 to P19 at the Korong Gadang location is inundated during flood events with river capacity in several locations exceeding the maximum capacity. The results also provide recommendations for flood management by suggesting the addition of river embankments at locations that experience inundation.