Tatang Hernas Soerawidjaja
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Studi Hidrogenasi Minyak Biji Kapok dengan Katalis Pd/C untuk Bahan Baku Biodiesel Tedi Hudaya; Tatang Hernas Soerawidjaja; Liana Liana
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2011)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3142.55 KB)

Abstract

Bahan bakar yang saat ini sangat banyak digunakan sebagai sumber energi adalahbahan bakar minyak (BBM). BBM merupakan sumber daya tak terbaharui karena prosespembentukannya yang memakan waktu yang sangat lama. Untuk mengantisipasi terjadinyakrisis bahan bakar, perlu dikembangkan bahan bakar berbasis sumber daya yang dapatdiperbaharui, salah satunya adalah biodiesel. Bahan baku biodiesel yang potensial untukdikembangkan di Indonesia adalah minyak biji kapok (Ceiba pentandra). Namun biodieselyang berasal dari biji kapok ternyata bereaksi positif pada Uji Halphen, karena masihmengandung gugus siklopropenoid. Gugus siklopropenoid bersifat reaktif sehingga membuatbiodiesel menjadi kental (viscous) dan menimbulkan deposit yang menyebabkanpenyumbatan pada nozzle mesin/motor diesel.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi proses hidrogenasi yang cocokuntuk mengkonversi gugus siklopropenoid dalam minyak biji kapok. Penelitian dilakukandengan proses hidrogenasi perpindahan minyak biji kapok menggunakan larutan kaliumformat sebagai pendonor hidrogen. Katalis 5% palladium dengan penyangga karbon dibuatdan digunakan untuk mempercepat dan mendukung terjadinya proses hidrogenasi.Temperatur hidrogenasi dilakukan pada temperatur rendah agar reaksi polimerisasi gugussiklopropenoid tidak terjadi. Jumlah katalis Pd/C ditentukan agar proses hidrogenasi terjadidengan efisien, mengingat harga Palladium yang tinggi. Metode titrasi menggunakan reagenDurbetaki dilakukan untuk mengetahui konsentrasi gugus siklopropenoid sebelum dansetelah proses hidrogenasi.Proses hidrogenasi perpindahan dengan menggunakan larutan kalium format(KCOOH) 10M sebagai sumber hidrogen dapat mengkonversi gugus siklopropenoid yangterkandung dalam minyak kapok. Semakin lama proses hidrogenasi dilakukan, maka semakinbanyak gugus siklopropenoid yang terkonversi. Namun, minyak kapok memiliki suatubatasan dimana minyak tersebut akan berubah strukturnya akibat terjadinya reaksipolimerisasi. Dalam rentang percobaan yang telah dilakukan, proses hidrogenasi lebih baikdilakukan pada temperatur 55oC.
Hidrogenasi Elektrokimia Hidrokarbon Terpen Tedi Hudaya; Tatang Hernas Soerawidjaja; Antonius Rionardi
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2012)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1277.113 KB)

Abstract

Energi merupakan kebutuhan pokok setiap manusia dan selama ini berasal dari minyak bumi yang tak terbarukan. Penggunaan minyak bumi yang berlebihan dan terus meningkat dapat menyebabkan meningkatnya suhu bumi atau pemanasan global. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber energi terbarukan yang berasal dari tumbuhan untuk mengurangi penggunaan minyak bumi. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya hayati oleh karena itu diperlukan pengembangan bahan bakar yang berasal dari tumbuhan. Salah satu sumber bahan baku yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif adalah minyak terpentin. Minyak tersebut dapat diolah agar kualitasnya menyerupai kerosin ataupun avtur. Proses pengolahan ini perlu dilakukan agar minyak terpentin dapat memenuhi syarat mutu titik asap dan titik beku sesuai ketentuan (standar) bagi kerosin dan avtur.Penelitian ini memiliki tujuan meningkatkan kadar hidrogen yang terdapat dalam minyak tepentin agar dapat meningkatkan titik asapnya. Kadar hidrogen dapat ditingkatkan dengan proses hidrogenasi. Pada penelitian ini dilakukan hidrogenasi secara elektrokimia (elektrokatalitik). Proses hidrogenasi elektrokimia (secara elektrokatalitik) dipilih karena proses ini dapat dilakukan pada kondisi temperatur dan tekanan rendah. Selain itu, resiko pelepasan gas hidrogen dapat dihindari karena dalam proses tersebut tidak digunakan gas hidrogen. Sumber listrik bagi sel elektrokimia pun dapat dibangkitkan dari sumber –sumber yang terbarukan misalnya dari kincir angin, turbin air mini (microhidro) dan lain-lain.Proses hidrogenasi elektrokimia dilakukan di dalam suatu sel elektrokimia. Percobaan – percobaan yang dilakukan terdiri dari percobaan pendahuluan dan percobaan utama. Pada percobaan pendahuluan dilakukan pengujian untuk menentukan kondisi tegangan kerja optimum bagi proses hidrogenasi elektrokimia. Pada percobaan utama dilakukan proses hidrogenasi elektrokimia terhadap minyak terpentin dengan memvariasikan konsentrasi larutan elektrolit serta waktu proses hidrogenasi yang dilakukan. Setelah proses hidrogenasi selesai dilakukan analisis tingkat kejenuhan dari minyak terpentin dengan cara uji brom (titrasi bromida-bromat) dan uji nyala api menggunakan lampu cempor lalu dibandingkan dengan kerosin maupun avtur