Bachtiar Fauzy
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Konsep Kearifan Lokal Dalam Arsitektur Rumah Tinggal Masyarakat Kota Pesisir Utara Jawa Kasus Studi : Arsitektur Rumah Tinggal di Kampung Sumber Girang - Lasem Bachtiar Fauzy
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2012)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2787.605 KB)

Abstract

Bentuk arsitektur jawa pesisiran di Pesisirutara Jawa merupakan arsitektur yang sangat dipengaruhi olehnilai-nilai budaya Arab, Kolonial dan Cina. Hal inidiperkuat dengan data sejarah tentang masuknya budaya Arabpada abad ke - 15, Kolonial abad ke – 16 dan Cina abad ke -13 di kawasan tersebut.Studi ini bertujuan untuk mengungkap konsepkearifan lokal dalam arsitektur rumah tinggal masyarakat kotaPesisir utara Jawa di kampung tumbuh mandiri Jawa, yaknikampung Sumber Girang, Lasem yang merupakan permukimanmasyarakat Jawa yang dipengaruhi oleh nilai dan unsur budayaCina. Nilai-nilai dan konsep kearifan lokal tersebutmemiliki unsur yang baku sehingga bentuk arsitekturnya dapatditelusuri melalui relasi konsep fungsi, bentuk dan maknanyayang pada akhirnya akan menemukan struktur permukaan danstruktur dalam arsitektur masyarakat kota Pesisir utara Jawa.Metode yang digunakan dalam studi ini adalahdeskriptif, analitis dan interpretatif berdasar pada buktiempiris dengan menerapkan teori budaya, strukturalisme,tipolmorfo dan relasi fungsi, bentuk dan makna yang digunakanuntuk mengungkap konsep kearifan lokal dalam arsitektur rumahtinggal masyarakat kota Pesisir utara Jawa.Hasil dari studi ini menyebutkan bahwaarsitektur pesisir memiliki konsep kearifan lokal dalamarsitektur yang dapat diterapkan pada rumah-rumah di kawasanperumahan tradisional lainnya berdasarkan latar belakangpengaruh budayanya. Studi ini diharapkan dapat memberikanmanfaat sebagai rujukan bagi kasus studi yang serupa dibeberapa kawasan Pesisir lainnya serta dapat menyumbangkanpengetahuan teori arsitektur rumah tinggal Pesisir sertaadanya konsep kearifan lokal dalam arsitektur secaraberkesinambungan.Kata kunci : Konsep, kearifan, lokal, arsitektur rumahtinggal, masyarakat kota Pesisir utara Jawa
Sintesa Arsitektur Lokal dan Non Lokal Gedung Perpustakaan Bank Indonesia di Surabaya Bachtiar Fauzy; Purnama Salura; Agatha Putri
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2012)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9300.594 KB)

Abstract

Kota Surabaya merupakan kota pelabuhan utama di bagian timur Pesisir Utara Jawa,dengan letak geografis yang strategis, maka dengan masuknya berbagai budaya pendatang,maka akan bercampur dengan budaya dan alam lokal melalui proses interaksi budaya yangsering disebut dengan akulturasi budaya. Melalui proses akulturasi budaya inilah akanterbentuk aneka ragam arsitektur sebagai bentuk akulturasi arsitektur, sehingga dengan prosestersebut akan bermunculan percampuran gaya arsitektur lokal dan non lokal. Pengaruhbudaya dalam arsitektur ini dapat terlihat pada berbagai bangunan, khususnya pada bangunangedung Perpustakaan Bank Indonesia di Surabaya.Tujuan dari penelitian ini diharapkan dapat mengungkap adanya fenomena akulturasibudaya berdasarkan pertimbangan konteks lokal pada tataran perkembangan global.Arsitektur Kolonial merupakan salah satu wujud dari kebudayaan Eropa yang ada diIndonesia melalui proses membangun dengan gaya dan keteknikannya, maka berdasarkanpada konteks kondisi alam, khususnya yang berkenaan dengan iklim tropis di Indonesia.Pendekatan yang akan digunakan dalam mengungkap fenomena arsitektur gedungPerpustakaan Bank Indonesia di Surabaya ini menggunakan metoda deskriptif, kualitatif daninterpretatif berdasarkan sintesa yang dilakukan pada aspek arsitektur lokal dan non lokal,sedangkan teori yang digunakan adalah teori archetype dan teori fungsi, bentuk dan maknayang dapat digunakan untuk menganalisis berdasarkan konteks alam dan budaya setempat(nature-culture). Sedangkan unsur arsitektur non lokal akan dianalisis menggunakan prinsipprinsippenataan dan langgam arsitektur Kolonial pada awal abad ke-19.Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan tentang bagaimana bentukperpaduan unsur budaya dan arsitektur serta ragamnya. Unsur unsur arsitektur yangberpengaruh pada gedung Perpustakaan Bank Indonesia di Surabaya ini dapat terlihat padabagian sosok,wujud, elemen dan komponen bangunan serta materialnya. Terutama sekalipada bentuk perpaduan unsur non lokal dan non lokal yang terekspresi pada bangunantersebut, sehingga kedua unsur tersebut dapat bercampur dengan baik dan menjadikanarsitektur gedung Perpustakaan Bank Indonesia di Surabaya ini sebagai representasi bentukarsitektur Indische.Kata kunci: sintesa, arsitektur, lokal, non-lokal, perpustakaan.
SINTESIS LANGGAM ARSITEKTUR KOLONIAL PADA GEDUNG RESTAURAN ‘HALLO SURABAYA’ DI SURABAYA Bachtiar Fauzy; Purnama Salura; Agnes Kurnia
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2013)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2148.184 KB)

Abstract

Pada kurun waktu setelah tahun 1900-an, perkembangan arsitektur kolonial Belanda yang dikembangkan merupakan bentuk dengan ciri bentuk modern yang berkembang pada saat itu di Eropa dan telah disesuaikan dengan iklim tropis di Indonesia. Terjadi penyesuaian antara bentuk arsitektur modern dengan kondisi iklim tropis Indonesia dengan kondisi budaya masyarakat setempat (Handinoto, 1996).Penelitian ini berkenaan dengan Sintesis Langgam Arsitektur Kolonial Pada Gedung Restauran „Hallo Surabaya‟ di Surabaya ini yang akan berpumpun pada penelitian yang bersifat deskriptif-analitis dan interpretatif, berlandas pada bukti empiris lapangan yang ditemukan dalam kasus studi, yang ditentukan berdasarkan tingkat paparan (exposure) terhadap pengaruh budaya dan arsitektur lokal dan non lokal (pendatang).Hasil dari penelitian ini dapat diketahui sejauh mana ekspresi langgam arsitektur yang dipengaruhi oleh unsur-unsur budaya dan arsitektur Kolonial berdasarkan konsep yang melandasinya, disamping itu dapat mengungkap seluruh hubungan yang terjadi antara sosok bentuk arsitektur dan elemen serta ornamen yang melekat pada bangunan serta dapat mengetahui ciri, karakteristik dan identitas arsitektur pada bangunan kasus studi.Kata Kunci : Sintesis, langgam, arsitektur kolonial, hallo surabaya.
SINTESIS ELEMEN ARSITEKTUR LOKAL DENGAN NON LOKAL Kasus Studi : Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran, di Jatinangor, Sumedang Purnama Salura; Bachtiar Fauzy
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2013)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3253.063 KB)

Abstract

Penelitian yang dilakukan pada Gedung Rektorat UNPAD di Jatinangor ini bersifat deskriptif evaluatif dan berfokus pada penelusuran proses sintesis arsitektural. Rancangan gedung ini merupakan juara pertama hasil sayembara di mana perancang menyatakan bahwa konsepnya berangkat dari sintesis antara unsur Sunda dengan unsur Modern.Alat baca yang digunakan berlandas gabungan pendekatan Evensen dan Salura yang menekankan pada relasi yang terjalin antara aspek arsitektur yaitu fungsi-bentuk-makna dan elemen arsitektur yaitu lantai, dinding, atap.Hasil penelitian menunjukkan bahwa interpretasi tampilan rancangan tidak sepenuhnya sejalan dengan konteks lokal alamnya. Demikian pula dengan konteks lokal tradisi budaya setempat. Berdasar analisis dan pendapat responden dapat diinterpretasikan bahwa rancangan yang ada justru lebih menekankan pada dominasi gaya modern ketimbang sintesis antara unsur Sunda dengan Modern.Penelitian ini penting dilakukan agar seluruh relasi yang terjalin antara Fungsi-Bentuk-Makna Gedung Rektorat Unpad dapat diposisikan pada ranah teoritik yang tentunya dapat memberi kontribusi pada proses pembelajaran serta praktik perancangan arsitektur