Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

The origin of Green Dragon (青龙) and White Tiger (白虎) icons as architectural elements at traditional Chinese temple ( 庙,廟) entrance ( at Java island) Kustedja, Sugiri; Sudikno, Antariksa; Salura, Purnama
Zenit Vol 1, No 3 (2012)
Publisher : Zenit

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada pintu masuk utama klenteng tua tradisional di pulau Jawa selalu  dapat dijumpai ikon harimau putih dan naga hijau/ biru. Apakah makna sesungguhnya dari elemen arsitektur ini? Tulisan ini menguraikan latar belakang falsafah asal muasal ikon tersebut, pemikiran konsep kosmologi tradisional, hubungannya dengan tata surya  dan astronomi, sinkronisasi beragam faham tentang semesta alam secara correlative thinking hingga penerapan pada bangunan tradisional. Konsep makrokosmos melewati interface faham feng-shui ditransformasi menjadi bangunan yang terukur oleh dimensi manusiawi. Analisis dilakukan secara semiotik, hermeneutik, dan historis-anthropologi.   Kata kunci: arsitektur vernakular Tionghoa,  ikon, budaya popular, naga , macan. 
Elaborasi Makna Pintu sebagai Simbol dalam Arsitektur Vernakular Tionghoa, pada Bangunan Klenteng Tua di Pulau Jawa. Kustedja, Sugiri; Sudikno, Antariksa; Salura, Purnama
Zenit Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Zenit

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The entrance area at a traditional Chinese temple always looks verycrowded with excessive ornaments, murals and epigraphy.  Each  point calls loudly for attention from visitors. What is  actually the philosophical ideas behind creatit? This article is based on the anthropology of traditional Chinese people’s popular cult and cosmology idea, by interpretating the symbols–while treated doors as an element of architecture-analyzed to be able to understand the meaning imply from within. A description and narration of this specific area is presented. It shows that culturally and intrinsically a traditional Chinese temple has several intense functions: documentation, didaction, continuation and preservation of Chinese culture. Keywords: hermeunatics, symbols, culture, door, vernacular architecture
PENGARUH FUNGSI RITUAL PADA BENTUK ARSITEKTUR Kasus Studi : Gereja Katedral, Gereja Theresia,Gereja Salib Suci, Gereja Santo Matias Rasul dan Gereja Stella Maris Trisno, Rudy; Antariksa, Antariksa; Salura, Purnama
Nalars Vol 15, No 1 (2016): NALARs Volume 15 Nomor 1 Januari 2016
Publisher : Nalars

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK: Fenomena pudarnya sakralitas bentuk gereja Katolik di seluruh dunia cukup merisaukan Paus Benedictus. Ternyata pudarnya sakralitas bentuk terjadi juga pada gereja Katolik di Indonesia khususnya Jakarta. Secara keseluruhan, permasalahan yang muncul dari fenomena ini adalah tidak terjalinnya relasi yang baik antara fungsi kegiatan dengan bentuk tersebut serta makna yang tampil dari relasi tersebut. Tarik-menarik antara kedua fungsi dan bentuk inilah yang kemudian dimaknai oleh manusia melalui pengamatan langsung bagi pengguna maupun pengamat arsitektur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertama, merekam fungsi liturgi dan bentuk pada gereja-gereja sebagai obyek studi  kemudian menggambarkan kembali secara rinci agar dapat dianalisis seluruh bentukan arsitektur yang ada. Kedua, menggunakan gabungan pendekatan sakralitas dari Eliade, Hoffman, Jones, dan Martasudjita untuk menelusuri seluruh fungsi kegiatan sedangkan untuk identifikasi ornamen dengan pendekatan Peirce. Sedangkan untuk menelusuri ekspresi bentuk digunakan elaborasi dari pendekatan arsitektur Salura dan Evensen. Analisis ini berlandas pada pendekatan strukturalisme yang menelusuri struktur-dalamnya. Ketiga, setelah dianalisa semua kasus studi kemudian diperbandingkan pada setiap obyek studi mana struktur-dalam. Keempat, interpretasi relasi kegiatan dan konsepsi sakral pada obyek studi. Kelima, menyimpulkan  bahwa pemaknaan relasional fungsi dengan sakralitas bentuk arsitektur gereja. Dengan demikian jika elemen sakralitas bangunan ini ada maka keseluruhan arsitektur gereja pada obyek studi dapat dikatakan memancarkan ekspresi bentuk sakral yang sarat dengan nilai ke-Katolik-an. Kata kunci:  Relasi, Fungsi  dan bentuk, Ekspresi, Sakralitas, Gereja Katolik ABSTRACT: The phenomenon of fading off form “sakralitas” of Catholic Church in the world has worried Paus Benedictus. Evidently, this phenomenon had been happened to Catholic Church in Indonesia, particularly Jakarta. Generally, problem has been occurred from this phenomenon is because there is no well relation between activities function with the form as well as the appearance meaning from that relation. The attraction between these both function and form, will be interpreted by people through direct observation for user as well as architectural researcher. This research will use some methods, firstly, will record liturgy function and form on the conducted churches as case studies then will describe in detail, thus could be analyzed all the existing architecture form. Secondly, will use combination “sakralitas” approach from Eliade, Hoffman, Jones and Martasudjita to explore all activities function, although to identify ornament will use Peirce approach. On the otherhand, to explore form expression will use elaboration from architectural approach of Salura and Evensen. This analysis will be based on to structuralism approach, which will explore the inner structure. Thirdly, after analysis process, all case studies will be compared each other on each study object which known as inner-structure. Fourthly, interpretation of activities relation and sacred conception on study objects. Fifthly,  to conclude the signification of function relational with form sakralitas of church architecture. Therefore, if this building element’s sakralitas exist, then all the church architecture on study objects could be said, they are throwing off the expression of sacred form which full of Catholic’s values.         Keywords:  relation, function and form, expression, sakralitas, Catholic Church
MAKNA RUANG PUBLIK PADA RUMAH TRADISIONAL MASYARAKAT JAWA KASUS STUDI: DESA JAGALAN KOTAGEDE YOGYAKARTA Sumardiyanto, Sumardiyanto; Antariksa, Antariksa; Salura, Purnama
Nalars Vol 15, No 1 (2016): NALARs Volume 15 Nomor 1 Januari 2016
Publisher : Nalars

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pemahaman tentang ruang publik pada rumah tinggal masyarakat Jawa. Untuk itu dipilih rumah-rumah tradisional masyarakat Jawa tipe joglo di desa Jagalan Kotagede Yogyakarta sebagai representasi aspek bentuk. Untuk representasi aspek fungsi dipilih tiga adat dan upacara daur hidup yaitu kelahiran, perkawinan dan kematian. Pendekatan dasar yang digunakan adalah strukturalisme yang dikembangkan oleh Levi Strauss dikombinasikan dengan pengkategorisasian aspek dalam arsitektur oleh Capon dan perputaran aspek fungsi – bentuk – makna oleh Salura dan Fauzy. Langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengungkap struktur permukaan aspek fungsi dengan menelusuri elemen-elemen dan relasi sintagmatik dari kegiatan pada adat dan upacara kelahiran, perkawinan dan kematian. Pada saat yang sama juga dilakukan pengungkapan struktur permukaan aspek bentuk melalui penelusuran elemen-elemen dan relasi sintagmatik dari rumah-rumah kasus studi. Langkah berikutnya adalah melakukan analisis oposisi biner untuk mendapatkan relasi paradigmatik antara struktur permukaan aspek fungsi dan struktur permukaan aspek bentuk. Hasilnya kemudian diinterpretasi lebih lanjut dengan mengkaitkannya dengan konsep-konsep yang hidup dalam masyarakat. Hasil analisis menunjukkan bahwa ruang publik pada rumah tinggal masyarakat Jawa merupakan bagian integral masyarakat Jawa dalam rangka menemukan keselamatan dalam hidup. Kata Kunci : ruang publik, makna, rumah tradisional, Kotagede. ABSTRACT. This research is aimed to explore the understanding of public space within Javanese traditional house. For this reason, it has been chosen some Javanese traditional houses known as Joglo House as case studies. Those houses are located in Jagalan Village, Kotagede Yogyakarta which will represent as form aspect. To represent function aspect, it has been conducted three ritual life cycle ceremony consist birth, marriage and death. The basic approach that has been used is structuralism which has been developed by Levi Strauss and has been combined with aspect categorization in architecture by Capon as well as rotation aspect of function-form-meaning by Salura and Fauzy. Steps taken in this research is describing the surface structure of function aspect by exploring elements and sintagmatic relation from the activities of ritual ceremony of birth, marriage and death. In the same time, it will describe the surface structure of form aspect through exploring elements and sintagmatic relation of case studies conducted. Next step is by doing binary opposition analysis to get paradigmatic relation between surface structure of function aspect and form aspect. The result will be interpretated more by relating with the concept of living within community. Analysis result has shown that public space on Javanese traditional house is an integral part of Javanese community in a term to find a safety life.         Key Words : public space, meaning, traditional house, Kotagede
IDENTITAS AKULTURASI ARSITEKTUR LOKAL (BANTEN) DAN NON-LOKAL (MODERN) PADA PEDOMAN PERANCANGAN GEDUNG PENDOPO BUPATI SERANG Pilar Saga Ichsan; Purnama Salura; Bachtiar Fauzy
Riset Arsitektur (RISA) Vol 6 No 02 (2022): RISET ARSITEKTUR "RISA"
Publisher : Department of Architecture, Faculty of Engineering Parahyangan Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/risa.v6i02.5730.167-183

Abstract

Abstract - Government buildings should have a symbolic value that represents the area. The development of architecture in an area influences the development of the culture of the region, with the abandonment of the element of the architectural locality over time the element of the locality will become extinct. Based on these problems and phenomena, it produces quite important issues especially the acculturation of government buildings that can characterize the locality of a place. So that the research conducted is very important to answer how to produce local and modern concepts that are appropriate to the Serang Regent building design that characterizes the local socio-cultural context of the people of Banten. The purpose of this study was to obtain design guidelines and design simulations in realizing the acculturation identity of local architecture (Banten) and non-local (modern) in the design of the Serang Regent's Pendopo building. The theory applied in this study refers to (1) the archetypes theory in architecture and (2) the ordering principle theory in architecture. Besides that, the methods used in this research are descriptive, qualitative and interpretative that can be used in conducting studies and in–depth searches of the object, the precedent studies that are Pontianak mayor government building and Solok regent government building. The results of the analysis of the object of the study of precedents against the theory with the method that has been described are to obtain specific design guidelines for the Serang Regent's Pendopo building. This research is expected to provide benefits to the community on the importance of localities in preserving and building local culture and architecture and can add to the wealth of existing architectural knowledge for both academics and practitioners and make a positive contribution to local governments for making regional regulations. Keywords: Identity, Acculturation, Architecture, Local, Non – Local, Banten.
GAGASAN DIBALIK KECENDERUNGAN PENGGUNAAN BENTUK KOTAK PADA ARSITEKTUR Purnama Salura; Rivana Chandra; Andreas Yanuar Wibisono
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2011)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (27.975 KB)

Abstract

We are all familiar with the tagline ”experience the modern box house” or ” the green tropical minimalist housing”. Or how about this story, about a meeting of an operating manager with his client;… after talking about his house project, the client asked ”what do you think is best for my house?’. The operating manager answered ”Well, it depends on you. What kind of style do you like, there is minimalist-style which is very popular these days. It shaped like stacks of boxes. And there is also classical-style, whatever you like”.These are the phenomenon of architectural practice nowadays. It is considered as if the only truth that is shown consistently and continuously. Style has been dominant. Life-style became the great operation tool that gave us the useful sight of information practically and academicly.The architectural data from the objects is collected in order to be compared by the theory of cultural and natural contextuality in architecture. Symbols and characteristic that is attached to the object is used to analyze the connection to the local culture and nature.Both objects that is chosen shows no connection to the earlier local culture that had exist before them. It is influencing the balance between the building and its enviromental nature. This ‘box-shaped architecture’ shows how imbalance the connection among buildings (architecture) and its local culture and nature.Keywords: style, culture, nature, contextual, fit
SINTESIS ELEMEN ARSITEKTUR LOKAL DENGAN NON LOKAL Purnama Salura
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2012)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9226.487 KB)

Abstract

Penelitian ini berfokus pada proses sintesis arsitektural. Proses ini diyakini akan dapatmemberikan kontribusi pada perancangan yang dapat bertahan dalam kurun waktu yangcukup lama atau dengan kata lain adalah dapat berkelanjutan.Penelitian ini menganalisis hasil karya arsitektur (bangunan) yang telah berumur hampirseratus tahun tetapi masih tetap dapat dikatakan bangunan yang mempunyai nilai arsitekturtinggi sampai sekarang.Alat baca yang digunakan berlandas pada relasi yang terjadi pada fungsi-bentuk-maknaarsitektur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sintesis elemen lokal dengan elemen nonlokal yang membuat hasil rancangan arsitektur dapat terus bertahan sampai saat ini.Penelitian yang bertujuan mengungkap seluruh sintesis yang tercipta pada kasus studimempunyai beberapa manfaat : pertama mengungkap elemen (lokal-non lokal) apa sajayang dapat dipadukan, kedua menguraikan operasionalisasi cara membaca sertamenerapkan proses sintesis arsitektural, ketiga memahami pentingnya kedudukan sintesisagar dapat berperan dalam tekanan perubahan yang semakin mendunia.
KONSULTASI TEKNIS PEMBANGUNAN MASJID Kasus Studi : Masjid Kompleks Perumahan GRIYA INTAN ASRI GARUT Purnama Salura; Bachtiar Fauzy; Sylvia Agustine Maharani
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2012)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.712 KB)

Abstract

Pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kompleks Perumahan Griya Intan Sari Garut. Masjid dilihat dari fungsinya bukan hanya tempat ibadah saja tetapi merupakan pusat kegiatan berdimensi luas dalam sebuah permukiman. Namun, pengembang merasa tidak punya kompetensi untuk merancang mesjid berserta fasilitasnya. Ini disebabkan karena perancangan masjid mempunyai aturan-aturan tertentu yang baku sesuai persyaratan akidah agama Islam.Menyikapi permasalahan akan kebutuhan warga Kompleks Perumahan Griya Intan Asri dan berlandas pada situasi serta permasalahan spesifik, diusulkan pembangunan menggunakan sistem Fast track. Dengan demikian perancangan dapat berjalan paralel dengan pelaksanaan di tempat. Dengan dilandasi pertimbangan-pertimbangan akidah-akidah agama Islam.
Sintesa Arsitektur Lokal dan Non Lokal Gedung Perpustakaan Bank Indonesia di Surabaya Bachtiar Fauzy; Purnama Salura; Agatha Putri
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2012)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9300.594 KB)

Abstract

Kota Surabaya merupakan kota pelabuhan utama di bagian timur Pesisir Utara Jawa,dengan letak geografis yang strategis, maka dengan masuknya berbagai budaya pendatang,maka akan bercampur dengan budaya dan alam lokal melalui proses interaksi budaya yangsering disebut dengan akulturasi budaya. Melalui proses akulturasi budaya inilah akanterbentuk aneka ragam arsitektur sebagai bentuk akulturasi arsitektur, sehingga dengan prosestersebut akan bermunculan percampuran gaya arsitektur lokal dan non lokal. Pengaruhbudaya dalam arsitektur ini dapat terlihat pada berbagai bangunan, khususnya pada bangunangedung Perpustakaan Bank Indonesia di Surabaya.Tujuan dari penelitian ini diharapkan dapat mengungkap adanya fenomena akulturasibudaya berdasarkan pertimbangan konteks lokal pada tataran perkembangan global.Arsitektur Kolonial merupakan salah satu wujud dari kebudayaan Eropa yang ada diIndonesia melalui proses membangun dengan gaya dan keteknikannya, maka berdasarkanpada konteks kondisi alam, khususnya yang berkenaan dengan iklim tropis di Indonesia.Pendekatan yang akan digunakan dalam mengungkap fenomena arsitektur gedungPerpustakaan Bank Indonesia di Surabaya ini menggunakan metoda deskriptif, kualitatif daninterpretatif berdasarkan sintesa yang dilakukan pada aspek arsitektur lokal dan non lokal,sedangkan teori yang digunakan adalah teori archetype dan teori fungsi, bentuk dan maknayang dapat digunakan untuk menganalisis berdasarkan konteks alam dan budaya setempat(nature-culture). Sedangkan unsur arsitektur non lokal akan dianalisis menggunakan prinsipprinsippenataan dan langgam arsitektur Kolonial pada awal abad ke-19.Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan tentang bagaimana bentukperpaduan unsur budaya dan arsitektur serta ragamnya. Unsur unsur arsitektur yangberpengaruh pada gedung Perpustakaan Bank Indonesia di Surabaya ini dapat terlihat padabagian sosok,wujud, elemen dan komponen bangunan serta materialnya. Terutama sekalipada bentuk perpaduan unsur non lokal dan non lokal yang terekspresi pada bangunantersebut, sehingga kedua unsur tersebut dapat bercampur dengan baik dan menjadikanarsitektur gedung Perpustakaan Bank Indonesia di Surabaya ini sebagai representasi bentukarsitektur Indische.Kata kunci: sintesa, arsitektur, lokal, non-lokal, perpustakaan.
SINTESIS LANGGAM ARSITEKTUR KOLONIAL PADA GEDUNG RESTAURAN ‘HALLO SURABAYA’ DI SURABAYA Bachtiar Fauzy; Purnama Salura; Agnes Kurnia
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2013)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2148.184 KB)

Abstract

Pada kurun waktu setelah tahun 1900-an, perkembangan arsitektur kolonial Belanda yang dikembangkan merupakan bentuk dengan ciri bentuk modern yang berkembang pada saat itu di Eropa dan telah disesuaikan dengan iklim tropis di Indonesia. Terjadi penyesuaian antara bentuk arsitektur modern dengan kondisi iklim tropis Indonesia dengan kondisi budaya masyarakat setempat (Handinoto, 1996).Penelitian ini berkenaan dengan Sintesis Langgam Arsitektur Kolonial Pada Gedung Restauran „Hallo Surabaya‟ di Surabaya ini yang akan berpumpun pada penelitian yang bersifat deskriptif-analitis dan interpretatif, berlandas pada bukti empiris lapangan yang ditemukan dalam kasus studi, yang ditentukan berdasarkan tingkat paparan (exposure) terhadap pengaruh budaya dan arsitektur lokal dan non lokal (pendatang).Hasil dari penelitian ini dapat diketahui sejauh mana ekspresi langgam arsitektur yang dipengaruhi oleh unsur-unsur budaya dan arsitektur Kolonial berdasarkan konsep yang melandasinya, disamping itu dapat mengungkap seluruh hubungan yang terjadi antara sosok bentuk arsitektur dan elemen serta ornamen yang melekat pada bangunan serta dapat mengetahui ciri, karakteristik dan identitas arsitektur pada bangunan kasus studi.Kata Kunci : Sintesis, langgam, arsitektur kolonial, hallo surabaya.