Indera penglihatan atau yang sering dikenal dengan mata pada hakikatnya sensitif tehadap warna dan cahaya. Jika kesensitifan terhadap warna terganggu maka akan dialami oleh sebagian orang yang mengidap kelainan buta warna. Adapun yang dimaksud buta warna ialah suatu kondisi dimana seseorang tidak mampu membedakan warna tertentu yang dapat dibedakan oleh mata normal. Salah satu metode yang paling umum digunakan untuk mengetahui seseorang apakah mengidap buta warna atau mata normal, yaitu metode Ishihara. Pada umumnya tes buta warna dengan metode Ishihara dilakukan secara manual. Yaitu dengan cara memperlihatkan lembaran-lembaran gambar plate Ishihara yang berisikan berbagai warna dan diantara warna itu terbentuk angka-angka. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka sistem tes buta warna yang manual bisa digantikan dengan alat tes buta warna secara otomatis berbasis digital. Otomatisasi ini tidak lepas dari peranan mikrokontroler. Pada bagian pengendali nya (control) alat tes buta warna ini menggunakan mikrokontroler Arduino Uno dan menggunakan Wemos D1 yang merupakan modul development board yang berbasis Wi-Fi dari keluarga ESP8266 yang dapat diprogram menggunakan software Arduino IDE. Sehingga sudah dilengkapi modul untuk terhubung ke jaringan nirkabel (wireless) yang memungkinkan data yang diperoleh dapat diakses melalui jaringan Wi-Fi. Arduino Uno mempunyai peran sebagai pusat kontrol yang terhubung dengan motor servo sebagai aktuator yang akan membuat putaran otomatis untuk soal tes, dan keypad sebagai alat masukan (input) dari jawaban soal tes buta warna. Selanjutnya, LCD (Liquid Crystal Display) sebagai alat keluaran (output) dalam bentuk display yang menunjukan hasil tes buta warna dan web untuk menyimpan data hasil tes yang sewaktu-waktu dapat ditampilkan.