Eka Meutia Sari
Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Karakteristik Reproduksi Kerbau Simeulue Betina di Kecamatan Salang Kabupaten Simeulue Rina Macharani Pulungan; Mohd. Agus Nashri Abdullah; Eka Meutia Sari
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/jimfp.v3i1.6484

Abstract

 Abstrak. Suatu penelitian karakteristik reproduksi kerbau Simeulue betina di Kecamatan Salang Kabupaten Simeulue telah dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi kemampuan reproduksi  ternak kerbau betina di Kecamatan Salang Kabupaten Simeulue. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Untuk memperoleh data primer dilakukan melalui teknik wawancara langsung secara terbuka di lokasi penelitian dengan pemilik ternak kerbau berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan dalam bentuk kuesioner. Sedangkan untuk data sekunder telah diperoleh dari instansi terkait di Kecamatan Salang dan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Simeulue. Pengambilan sampel dilakukan pada tiga desa dalam Kecamatan Salang yaitu: Padang Unoi, Mutiara dan Ujung Salang. Sebagai responden adalah 40 orang peternak kerbau yang tersebar dalam tiga desa terpilih tersebut. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling, yaitu mengambil sampel dengan ketentuan minimal peternak memelihara dua ekor kerbau betina yang telah beranak dua kali dan pengalaman peternak lebih dari satu tahun. Ada tiga bagian informasi data primer dalam penelitian ini yaitu: data identitas responden, profil umum peternakan kerbau, dan karakteristik reproduksi kerbau betina di Kecamatan Salang Kabupaten Simeulue. Informasi utama menyangkut parameter yang diamati adalah: (a) umur berahi pertama; (b) umur beranak pertama; (c) berahi kembali setelah melahirkan; (d) jarak beranak (calving internal); dan (e) angka kelahiran (calving rate).  Data profil peternak sebagai responden yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah: (a)   tingkat pendidikan peternak dan (b) pengalaman responden. Informasi pendukung data primer dalam penelitian ini adalah: (a) sistem pemeliharaan ternak kerbau; (b) populasi kerbau; (c)  sistem perkawinan; dan (d)  gangguan reproduksi. Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mencatat langsung data yang tersedia pada Dinas Peternakan atau yang menangani fungsi peternakan di Kecamatan Salang dan dinas-dinas terkait. Data yang diperoleh, dianalisis dengan cara menghitung nilai rataan dan dipersentasekan dengan bantuan lembar Excel. Hasil analisis data dijelaskan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerbau Simeulue betina yang dipelihara di Kecamatan Salang Kabupaten Simeulue mempunyai sifat-sifat reproduksi yang baik namun angka kelahirannya masih sangat rendah. Karakteristik reproduksi kerbau Simeulue di Kecamatan Salang Kabupaten Simeulue yaitu: dewasa kelamin pada umur 24-36 bulan dengan nilai rataan 30 bulan, beranak pertama pada umur 3,3 tahun bervariasi dari 2-4,5 tahun, rataan umur berahi kembali setelah melahirkan pada 6 bulan dengan kisaran 3-9 bulan, calving interval bervariasi dari 12-16  bulan dengan rataan 14 bulan, dan angka kelahiran kurang dari 50% yaitu 30,56%.Reproductive Characteristics of Simeulue female buffalo in Salang District of Simeulue RegencyAbstract. A research on the reproductive characteristics of the Simeulue Buffalo females in district Salang Simeulue Regency has been done. The purpose of this research was to identify the female reproductive ability of buffalo herds in district Salang District Simeulue. The methods used in this research is a survey by collecting primary data and secondary data. To obtain primary data is done through direct interview techniques openly in the location of the research with the owner of the buffalo herds based on a list of questions that had been prepared in the form of a questionnaire. As for the secondary data have been obtained from the relevant agencies in the Salang Sub-district and District animal husbandry and Fishery Agency of Simeulue. Sampling is conducted on three villages in the Salang Sub-district, namely: Padang Unoi, pearls and the ends of the Salang. As the respondents was 40 Buffalo farmers scattered in three selected villages. Sampling technique was purposive sampling, i.e. taking samples with minimal provisions breeders maintain two buffaloes females has increased twice and breeder experience more than one year. There are three primary data in the information section of the research data, namely: the identity of the respondent, the public profile of Buffalo Ranch, and reproductive characteristics of female Buffalo on Simeulue Regency Salang Sub-district. The main information regarding the parameters observed were: (a) age of first love; (b) the age of the first litter is; (c); return after childbirth; (d) the distance increased (calving internal); and (e) the birth rate (calving rate). Breeder profile data as respondents collected in this study were: (a) the level of education of breeders and (b) the experience of respondents. Information supporting the primary data in this study were: (a) the system of maintenance of the buffalo herds; (b) the population of Buffalo; (c) the system of marriage; and (d) reproductive disorders. While secondary data collection is carried out by means of direct data records are available at the Office of the farm or farms in the function that handles the Salang Sub-district and Office-related service. The data obtained, analyzed by calculating the values of the dipersentasekan and with the help of rataan sheet Excel. The results of the data analysis described in descriptive. Research results show that buffalos Simeulue females maintained in Simeulue District Salang Sub-district have reproductive traits were good but the number of his birth is still very low. Reproductive characteristics of the Simeulue Buffalo in Simeulue District Salang Sub-district, namely: mature sex at age 24-36 months value rataan first litter is 30 months, at 3.3 years varies from 2-4,5 years, rataan age love again after giving birth at 6 months with the range of 3-9 month, calving interval varied from 12-16 the month with rataan 14 months, and the birth rate is less than 50% i.e. 30.56%.   
Karakteristik Reproduksi Kerbau Betina Simeulue di Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue Sabri Rasid; Eka Meutia Sari; Mahyuddin Mahyuddin
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 2, No 1 (2017): Februari 2017
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.769 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v2i1.2180

Abstract

Abstrak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik reproduksi kerbau betina Simeulue yang dipelihara secara tradisional. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue meliputi empat desa yaitu Desa Air Pinang, Kuala Makmur, Ganting dan Linggi yang berlangsung dari tanggal 20 Desember 2015 sampai 20 Januari 2016. Data karakteristik reproduksi sangat dibutuhkan untuk mengetahui tingkat kesuburan dari seekor betina.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 348 kerbau betina dari 40 orang  peternak. Sampel yang diperoleh dianalisis menggunakan table frekuensi dan persentase dengan bantuan sheet excel. Umur dewasa kelamin terbanyak 33 – 36 bulan 40,20%, umur pertama melahirkan 3 – 4 tahun 70, 10%, birahi pertama setelah melahirkan 6 – 9 bulan 70,10%, jarak beranak 12- 18 bulan, dan gangguan reproduksi sering di temukan distokia dan abortus. Karakteristik reproduksi kerbau betina di Kecamatan simeulue Kabupaten Simeulue masih dalam kondisi baik.  Reproductive Characteristics Of Female Buffalo Simeulue, Simeulue Timur sub-district, district of SimeulueAbstract. This study was conducted to determine the reproductive characteristics of female buffalo Simeulue reared traditionally. This research was conducted in the Eastern District of Simeulue, Simeulue District includes four villages namely Air Pinang, Kuala Makmur, Ganting and Linggi which was held on December 20, 2015 to January 20, 2016. The reproduction characteristics data is needed to determine the level of fertility of a female buffalo. The sample used in this study were 348 female buffalo and 40 farmers. Samples were analyzed using frequency tables and percentages with the help sheet excel.Adulthood sex female buffalo 33-36 months 40.20%, age at first childbirth 3-4 years 70, 10%, first estrus postpartum 6-9 months 70.10%, lambing distance 12 to 18 months, and reproductive disorders frequently found distokia and abortion. Reproductive characteristics of female buffalo in the district of Simeulue, are still in good condition.
Karakteristik Reproduksi Sapi Aceh Betina di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya Lina Rahayu; Eka Meutia Sari; Mohd. Agus Nashri Abdullah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/jimfp.v3i1.6558

Abstract

Abstrak. Suatu penelitian karakteristik reproduksi sapi Aceh betina di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan reproduksi sapi Aceh betina di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.  Penelitian ini merupakan penelitian survei yang dilaksanakan menggunakan metode purposive sampling, yaitu mengambil sampel dengan ketentuan minimal peternak memelihara 2 ekor sapi betina produktif yang telah beranak dua kali. Kegiatan observasi langsung dilakukan ke lokasi penelitian yang terdapat peternak pemelihara sapi Aceh betina. Sebagai responden adalah 40 orang peternak pemelihara sapi Aceh betina di Kecamatan Kuala yang tersebar dalam 3 desa terpilih yaitu peternak yang terdapat di Desa Ujong Fatihah, Ujong Padang, dan Blang Tengoh. Data penelitian dikumpulkan berdasarkan hasil wawancara langsung dengan responden di lokasi penelitian berdasarkan kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada tiga bagian informasi. Data utama adalah karakteristik sapi Aceh betina yang diamati meliputi: (a) dewasa kelamin: (b) umur sapi betina kawin pertama kali; (c) sapi kawin kembali setelah beranak; (d) calving interval; dan (e) penyapihan pedet. Informasi pendukung data primer dalam penelitian ini adalah profil peternak sebagai responden dan profil umum peternakan sapi di Kecamatan Kuala. Data profil peternak sebagai responden yang diamati adalah: (a) tingkat pendidikan peternak dan (b) Pekerjaan Utama Responden.. Profil umum peternakan sapi yang diamati yaitu: (a) sebaran populasi sapi Aceh betina di lokasi penelitian; (b) sistem pemeliharaan ternak oleh responden, (c)  sistem perkawinan, dan (d) gangguan reproduksi dan pencegahan penyakit. Semua data yang telah terkumpul, ditabulasikan dalam sheet Excel dan diolah dengan menggunakan tabel frekuensi dan persentase. Karakterisasi reproduksi sapi betina dilakukan perhitungan nilai rataan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sapi Aceh betina yang dipelihara di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya mempunyai karakteristik reproduksi yang baik. Karakteristik reproduksi sapi Aceh di Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Rata yaitu: dewasa kelamin pada umur 18 bulan dengan kisaran 16-20 bulan, sapi Aceh betina mengalami kawin pertama sekali pada 21 bulan dengan kisaran 20-24 bulan, kawin kembali setelah beranak pada 4 bulan dengan kisaran 3-5 bulan, calving interval pada 13,5 bulan dengan kisaran 12-15 bulan, dan penyapihan pedet sapi Aceh pada umur 6 bulan.Charateristics of Reproduction of Fimale Aceh Cattle in Sub Kuala Nagan Raya DistrictAbstract. Beef cattle are potential commodities that are potential to be developed in various sub-districts, especially Kuala sub district in Nagan Raya District. A study on Reproductive Characteristics of Aceh Cattle conducted in District Kuala Nagan Raya with the aim to know the reproductive characteristics of Aceh Cattle genital and can understand the properties and reproductive ability. With the benefits of data obtained can be used by interested parties such as related agencies to determine the direction of development of Aceh cattle in District Kuala Nagan Raya District. The formulation of the problem is the Aceh Cattle  which is maintained by farmers breeders in Kuala District Nagan Raya District still follow the old ways with traditional management. The research that has been conducted is a survey research using Purposive Sampling method, which is taking samples with minimum requirement of breeder to keep 2 productive cows. The observation activity was done directly to the location of the research which contained cow breeder of Aceh female. As respondents are as many as 40 farmers spread in 3 selected villages namely farmers located in the village of Ujong Fatihah, Ujong Padang, and Blang Tengoh Village. The results show that, adult female genital cows in Kuala subdistrict that is at 18 months, the first female cow is mated at the age of 20-24 months, the system of mated of cows of Aceh made by natural mating, breeding distance 13.6 months, mated back after childbirth at age 3 -5 months or average 4 months, calf weaning done at the age of 6 months