Siti Hafsah
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian

Pemanfaatan Ekstrak Kirinyuh (Chromolaena odorata L.) pada Stadia Pertumbuhan yang Berbeda sebagai Bioherbisida untuk Mengendalikan Bayam Duri (Amaranthus spinosus L.) Muhammad Arief; Hasanuddin Hasanuddin; Siti Hafsah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 1, No 1 (2016): November 2016
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.007 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v1i1.841

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stadia pertumbuhan dan konsentrasi ekstrak kirinyuh terhadap pertumbuhan gulma bayam duri, serta interaksi diantara kedua faktor tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu stadia pertumbuhan (vegetatif dan generatif) dan konsentrasi (10%, 20%, 30%, dan 40%). Hasil penelitian menunjukkan stadia pertumbuhan berpengaruh terhadap tinggi gulma pada 2 dan 3 MSA (Minggu Setelah Aplikasi), diameter batang pada 1, 2 dan 3 MSA, dan luas daun. Stadia pertumbuhan vegetatif lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan gulma bayam duri. Konsentrasi berpengaruh terhadap tinggi gulma pada 2 dan 3 MSA, diameter batang pada 2 dan 3 MSA, dan luas daun. Konsentrasi 40% merupakan penekanan terbaik terhadap tinggi gulma pada 2 dan 3 MSA, diameter batang pada 2 dan 3 MSA, dan luas daun bayam duri. Terdapat interaksi antara stadia pertumbuhan dan konsentrasi ekstrak kirinyuh terhadap tinggi gulma pada 2 dan 3 MSA, diameter batang pada 2 dan 3 MSA, dan luas daun bayam duri. Interaksi terbaik terdapat pada stadia pertumbuhan vegetatif dengan konsentrasi 40% yang efektif untuk mengendalikan bayam duri.
Aplikasi Herbisida Pendimethalin dan sulfentrazone Secara Tunggal dan Campuran serta Pengaruhnya terhadap Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merrill) Azika Fardia; Siti Hafsah; Hasanuddin Hasanuddin
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 4 (2022): November 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.751 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v7i4.22378

Abstract

Abstrak. Pemakaian satu tipe herbisida secara berulang akan menyebabkan gulma resisten hingga sulit dikendalikan. Maka dilakukan pencampuran dua tipe herbisida yang berinteraksi dan mampu meningkatkan efektifitas dalam upaya menekan perkembangan gulma. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh hasil tanaman kedelai akibat aplikasi herbisida pendimethalin dan sulfentrazone  secara tunggal dan kombinasi. Rancangan penelitiaan  yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola non faktorial terdiri dari 8 perlakuan dengan 3 pengulangan. Aspek yang diamati ialah herbisida pendimethalin dan sulfentrazone dengan perlakuan: kontrol; pendimethalin 1,50 kg b.a ha-1; sulfentrazone 1,50 kg b.a ha-1; pendimethalin 0,75 kg b.a ha-1 + sulfentrazone 0,75 kg b.a ha-1; pendimethalin 1,00 kg b.a ha-1 + sulfentrazone 1,00 kg b.a ha -1; pendimethalin 0,50 kg b.a ha-1+ sulfentrazone 1,00 kg b.a ha-1; pendimethalin 1,00 kg b.a ha-1 + sulfentrazone 0,50 kg b.a ha-1; pendimethalin 0,50 kg b.a ha-1 + sulfentrazone 0,50 kg b.a ha-1. Aplikasi herbisida pendimethalin dan sulfentrazone tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per tanaman, jumlah biji per tanaman dan bobot 100 butir.Application of  Pendimethalin and Sulfentrazone Herbicides Single and Mixed and their Effect on Soybean Yield Glycine max L. MerrillAbstract. The repeated use of one type of herbicide causes weeds to become resistant and difficult to control. Then mixing 2 types of herbicides and interacting and able to increase effectiveness in an effort to suppress weed development. This study aimed to examine the effect of soybean yield due to the application of the herbicides pendimethalin and sulfentrazone singly and in combination. The research design used was a non-factorial randomized block design (RAK) consisting of 8 treatments with 3 replications. The aspects studied were the herbicides pendimethalin and sulfentrazone with the following treatments: control; pendimethalin 1.50 kg a.i ha-1; sulfentrazone 1.50 kg a.i ha-1; pendimethalin 0.75 kg a.i ha-1 + sulfentrazone 0.75 kg a.i ha-1; pendimethalin 1.00 kg a.i ha-1 + sulfentrazone 1.00 kg a.i ha -1; pendimethalin 0.50 kg a.i ha-1+ sulfentrazone 1.00 kg a.i ha-1; pendimethalin 1.00 kg a.i ha-1 + sulfentrazone 0.50 kg a.i ha-1; pendimethalin 0.50 kg a.i ha-1 + sulfentrazone 0.50 kg a.i ha-1. The application of herbicides pendimethalin and sulfentrazone has not been able to affect the number of pods per plant, number of seeds per plant and weight of 100 grains. 
Pengaruh Tingkat Kerapatan Inokulum Rizobakteri Pemacu Pertumbuhan Tanaman Terhadap Viabilitas Dan Vigor Serta Bibit Tomat Kadaluarsa (Solanum lycopersicum Mill.) Alda Yana; Siti Hafsah; Syamsuddin Syamsuddin
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 4 (2022): November 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.427 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v7i4.21394

Abstract

Abstrak.Pengaruh jenis rizobakteri dan tingkat kerapatan inokulum terhadap viabilitas dan vigor serta bibit tomat kadaluarsa merupakan tujuan dari penelitian ini. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh. Penelitian ini dilaksanakan dari Januari-Februari 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 4x4 dengan 3 ulangan. Terdapat 2 faktor yang diteliti yaitu jenis rizobakteri yang terdiri dari Enterobacter sichuanensis (ASP 5/7), Bacillus subtilis (ASP 7/2), Burkloherdia cepacia (ASP 7/4) dan Bacillus subtilis (ASP 7/5) serta  4 tingkat kerapatan inokulum yang terdiri atas Kontrol (K0),  0,092 cfu/ml (K1), 0,192 cfu/ml (K2), dan 0,292 cfu/ml (K3) dengan 3 kali ulangan. Terdapat interakti sangat nyata terhadap jenis rizobakteri dan tingkat kerapatan inokulum rizobakteri terhadap parameter berat kering dengan kombinasi perlakuan terbaik diperoleh dari jenis rizobakteri Enterobacter sichuanensis ASP 5/7 dengan tingkat kerapatan 0,292 cfu/ml. Terdapat interaksi nyata terhadap parameter potensi tumbuh maksimum dengan perlakuan terbaik diperoleh dari jenis rizobakteri Bacillus subtilis ASP 7/5 dengan tingkat kerapatan 0,092 cfu/ml dan pada jumlah daun 2 MST dengan kombinasi perlakuan terbaik terdapat pada jenis rizobakteri Bacillus subtilis ASP 7/2 dengan tingkat kerapatan 0,192 cfu/ml.The Effect of the Inoculum Density of Rhizobacteria That Promote Plant Growth on Vibility and Vigor as Well as Expired Tomato Seedlings (Solanum lycopersicum Mill.)Abstract. The effect of rhizobacteria species and inoculum density level on viability and vigor as well as expired tomato seedlings was the aim of this study. This research was conducted at the Seed Science and Technology Laboratory, Syiah Kuala University, Darussalam, Banda Aceh. This research was conducted from January to February 2022. This study used a completely randomized design (CRD) with 4x4 factorial pattern with 3 replications. The factors studied were 2 types of rhizobacteria consisting of Enterobacter sichuanensis (ASP 5/7), Bacillus subtilis (ASP 7/2), Burkloherdia cepacia (ASP 7/4) and Bacillus subtilis (ASP 7/5) and 4 levels of density. inoculum consisting of Control (K0), 0.092 cfu/ml (K1), 0.192 cfu/ml (K2), and 0.292 cfu/ml (K3) with 3 replications. The results showed that there was an interaction. There was a very significant interaction between the type of rhizobacteria and the density level of the rhizobacteria inoculum on the dry weight parameter with the best combination of treatments obtained from the type of rhizobacteria Enterobacter sichuanensis ASP 5/7 with a density level of 0.292 cfu/ml. There was a significant interaction with the parameters of maximum growth potential with the best combination of treatment obtained from the type of rhizobacteria Bacillus subtilis ASP 7/5 with a density level of 0.092 cfu/ml and on the number of leaves 2 MST with the best combination treatment was found in the type of rhizobacteria Bacillus subtilis ASP 7/2 with density level of 0.192 cfu/ml.
Uji Aktifitas Bioherbisida Ekstrak N-Heksana Alang–Alang (Imperata cylindrica L.) Terhadap Pertumbuhan Gulma Bayam Duri (Amaranthus spinonsus L.) Mulkan Hidayatullah; Siti Hafsah; Gina Erida
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 3 (2022): Agustus 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.65 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v7i3.20599

Abstract

Abstrak. Gulma adalah tumbuhan yang keberadaannya tidak diinginkan, yang menimbulkan kerusakan luas pada tumbuhan dan mempengaruhi kepentingan manusia dalam membudidayakan hasil pertanian. Gulma alang alang  (Imperata cylindrica L.) merupakan satu diantara jenis gulma yang termasuk dalam jenis tumbuhan semusim yang merambat pada akar biji dan rimpang. Alang-alang bersaing dengan tanaman lain dengan melepaskan senyawa beracun dari akar dari kelompok fenol yang disebut alelopati. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan  herbisida sintesis berbagai konsentrasi ekstrak n-heksana alang-alang terhadap pertumbuhan gulma bayam duri ( Amaranthus Spinonsus L.).Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Gulma, Program Studi Agroteknologi , Fakultas Pertanian, Laboratorium Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Laboratorium Kimia Fakultas  Matematika Ilmu Pengetahuan Alam serta rumah kasa fakultas  Pertanian Universitas Kuala, Darussalam Banda Aceh. Pelaksanaan penelitian akan dimulai pada bulan Oktober hingga Desember 2021. Dalam penelitian ini, kami menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola non-faktorial beserta 6 tingkat percobaan : D0 = kontrol positif (2,4D pada 0,686 kg b.a ha-1),D1 = kontrol negatif (Aquades), D2 = n -Ekstrak n-heksana 5% alang alang, D3 = ekstrak n-heksana alang-alang pada konsentrasi 10%, D4 = ekstrak n-heksana alang-alang pada konsentrasi 15%, D5 = Ekstrak n-heksana alang-alang dari pada konsentrasi 20%. Setiap proses diulang 3 ulangan  sehingga teridri 18 satuan percobaan  terdiri dari 2 pot, sehingga menghasilkan 36 satuan percobaan. Hasil penelitian memberitahukan bahwa pemberian ekstrak heksana alang-alang berpengaruh sangat penting akan tinggi gulma, jumlah daun dan diameter batang. Ekstrak gulma n-heksana 20% merupakan konsentrasi tertinggi yang dapat menurunkan tinggi gulma, jumlah daun dan diameter batang. Hasil uji fitokimia ekstrak gulma n-Hexane yang mengandung senyawa steroid dan alkaloidBioherbicides activiti extract n-hexane cogon grass (Imperata cylindrica L.) Against The Growth of spiny amaranth (Amarathus spinosus L.)Abstract. Weeds are unwanted plants that cause great damage to plants and affect human interests in cultivating agricultural products. Cogon grass (Imperata cylindrica L.) is a type of weed that is included in the type of perennial plant that propagates on the roots, seeds and rhizomes. Cogon grass competes with other plants by releasing toxic compounds from the roots of the phenol group called allelopathy. The purpose of this study was to determine the effect of synthetic herbicides at various concentrations of n-hexane extract of alang-alang on the growth of spiny spinach  (Amaranthus spinonsus L.). This research was carried out at the Weed Science Laboratory, Agrotechnology Study Program, Faculty of Agriculture, Chemical Education Laboratory, Faculty of Teacher  and Education, Chemistry Laboratory, Faculty of Mathematics and Natural Sciences and screen house of the Faculty of Agriculture, Kuala University, Darussalam Bandaase. The implementation of the study will start from October to December 2021. In this study, we used a non-squared Completely Randomized Design (CRD) with 6 experimental levels: D0 = positive control (2.4D at 0.686 kg ba ha-1), D1 = negative control (Aquades), D2 = n-extract of n-hexane of reeds 5%, D3 = extract of n-hexane of alang-alang at a concentration of 10%, D4 = extract of n-hexane of alang-alang at a concentration of 15%, D5 = Extract of n-hexane reeds at a concentration of 20%. Each process was repeated 3 replications so that 18 experimental units consisted of 2 pots, resulting in 36 experimental units. The results showed that the administration of reed hexane extract had a very important effect on weed height, number of leaves and stem diameter. Weed extract N-hexane 20% is the highest concentration that can reduce weed height, number of leaves and stem diameter. Phytochemical test results of n-hexane weed extract containing steroid and alkaloid compounds
Efektivitas Herbisida Pendimethalin dan Sulfentrazone pada Berbagai Taraf Dosis terhadap Pertumbuhan dan Perubahan Komposisi Gulma pada Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merrill) Zawil Qaimah; Siti Hafsah; Hasanuddin Hasanuddin
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 4 (2022): November 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.466 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v7i4.22448

Abstract

Abstrak. Pencampuran herbisida dapat memperluas spektrum pengendalian gulma pada kedelai. Oleh sebab itu, perlunya dilakukan penelitin untuk mengetahui ketepatan dosis dan efektivitas dari herbisida pendimethalin dan sulfentrazone dalam mengendalikan gulma pada tanaman kedelai. Tempat dilaksanakannya penelitian ini yaitu di Bantaran Sungai Krueng Aceh dan Laboratorium Pengelolaan Gulma, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala sejak Desember 2021 - April 2022. Rancangan yang dipakai adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan 24 kombinasi perlakuan. Parameter yang diamati pada 9 MST (minggu setelah tanam) adalah persentase pengendalian gulma, persentase penutupan gulma, spesies gulma dan individu gulma. Aplikasi campuran herbisida pendimethalin 750 g b.a ha-1 + sulfentrazone 750 g b.a ha-1 mampu meningkatkan persentase pengendalian gulma, menurunkan persentase penutupan gulma, spesies dan individu gulma.(Effect of Pendimethalin and Sulfentrazone Herbicides at Various Dosage Levels on Growth and Changes in Weed Composition in Soybean (Glycine max L. Merrill) Abstract. Mixing of herbicides can broaden weed control spectrum on soybean. Therefore, it is necessary to conduct research to determine the accuracy of the dose and effectiveness of pendimethalin and sulfentrazone herbicides to control weed on soybean. The place where it held is in Krueng Aceh Riverside and Weed Management Laboratory, Faculty of Agriculture, Syiah Kuala University from December 2021 - April 2022. This research used a non-factorial Randomized Completely Block Design (RCBD) consisted of 24 treatment combinations. Parameters observed on 9 WAP (week after planting) were percentage of weed control, percentage of weed coverage, weed species and number of weeds. Herbicide mixture of pendimethalin 750 g a.i ha-1 + sulfentrazone 750 g a.i ha-1 was able to increase the percentage of weed control, reduce the percentage of weed coverage, weed species and number of weeds.
Perlakuan Rizobakteri Pada Dua Varietas Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Terhadap Patogen Terbawa Benih dan Peranannya Dalam Pemacu Pertumbuhan Tanaman Amelia Syahdani; Siti Hafsah; Syamsuddin Syamsuddin
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 4, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.155 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v4i1.6426

Abstract

Abstrak. Tomat merupakan salah satu produk hortikultura yang sangat banyak diminati di kalangan masyarakat karena dapat dimanfaatkan sebagai bumbu masakan, pewarna makanan, kosmetik dan obat-obatan, namun tanaman ini sering diserang oleh organisme pengganggu tanaman khususnya penyakit. Perlakuan benih secara hayati (Biological Seed Treatment) menggunakan rizobakteri merupakan salah satu inovasi yang dikembangkan untuk pengendalian penyakit dan pemacu pertumbuhan tanaman. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Unsyiah. Penelitian dimulai sejak bulan Mei hingga Agustus 2017. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola non faktorial pada percobaan I terdiri dari 18 perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali sehingga didapatkan masing-masing 54 satuan percobaan terhadap patogen Rhizoctonia solani dan 54 satuan percobaan terhadap patogen Sclerotium rolfsii sehingga didapatkan 108 total satuan percobaan. Pada perobaan II menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial terdiri dari 19 perlakuan rizobakteri dan 2 perlakuan varietas yang diulang sebanyak 2 kali Sehingga terdapat 38 kombinasi perlakuan yang terdiri dari 48 unit percobaan dengan 25 unit tanaman di setiap perlakuan. Hasil pengujian in vitro percobaan I dengan menggunakan metode uji kultur ganda dari 18 isolat rizobakteri terdapat lima isolat yang berpotensi sebagai agens biokontrol dengan memiliki daya hambat paling efektif yaitu HWI 4(1), HWI 5(1), HWI 5(4), HWI 8(6) dan BS3 4(5) terhadap Rhizoctonia solani namun memiliki daya hambat yang relatif rendah terhadap patogen Sclerotium rolfsii. Sedangkan pada Hasil penelitian percobaan II menunjukkan bahwa isolat yang efektif sebagai rizobakteri pemacu pertumbuhan tanaman (RPPT) terhadap proses perkecambahan benih tomat dalam meningkatkan viabilitas dan vigor benih adalah isolat SRK 5(3) dan HWI 4(5). Pada parameter pertumbuhan bibit isolat SRK 5(5) dan HWI 5(4) cenderung menunjukkan pengaruh yang efektif dibandingkan perlakukan lainnya. Varietas Servo lebih baik dibandingkan varietas Lentana terhadap viabilitas dan vigor benih. Treatment of Rizobakteri In Two Tomato Varieties (Lycopersicum esculentum Mill.) to pathogen carried seed and its role plant growth promotingAbstract. Tomato is one of the most popular horticultural products in the community because it can be used as food spices, food coloring, cosmetics and medicines, but this plant is often attacked by plant pest organisms, especially diseases. Biological Seed Treatment using rhizobacteria is one of the innovations developed for disease control and growth of plants. This research has been carried out in Agricultural Science and Technology Laboratory of Agrotechnology Majors Faculty of Agriculture Unsyiah. The study was conducted from May to August 2017. This study used a Completely Randomized Design (RAL) of non factorial pattern in experiment I consisted of 18 repeated treatments 3 times so that each of 54 experiments on pathogenic Rhizoctonia solani and 54 units of experiments Sclerotium rolfsii pathogens to obtain 108 total unit experiments. In the second experiment using Completely Randomized Design (RAL) the factorial pattern consisted of 19 rhizobacterial treatments and 2 repeated treatments of varieties 2 times. Thus there were 38 treatment combinations consisting of 48 experimental units with 25 plant units in each treatment. In vitro experimental results of experiment I using double culture test method from 18 rizobakteri isolates, there are five isolates that have potential as biocontrol agent with the most effective inhibition of HWI 4 (1), HWI 5 (1), HWI 5 (4), HWI 8 (6) and BS3 4 (5) to Rhizoctonia solani but have relatively low inhibitory resistance to Sclerotium rolfsii pathogens. While the results of the experimental study II showed that the effective isolates as plant growth rhizobacteria (RPPT) on the tomato seed germination process in increasing seed viability and vigor are isolates SRK 5 (3) and HWI 4 (5). In the growth parameters of seed isolates SRK 5 (5) and HWI 5 (4) tended to show an effective effect compared to other treatments. Servo variety is better than Lentana varieties on seed viability and vigor.
Peningkatan Keragaman Genetik Cabai Tahan Terhadap Begomovirus Pada Beberapa Genotipe Odeng Mutan (M3) Melalui Iradiasi Sinar Gamma Muhammad Farhan Farabi; Nura Nura; Siti Hafsah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 8, No 3 (2023): Agustus 2023
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/jimfp.v8i3.25976

Abstract

Abstrak. Permintaan kebutuhan cabai yang terus meningkat disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan perkembangan industri makanan, namun permintaan pemenuhan kebutuhan cabai mengalami kendala akibat serangan Begomovirus sehingga menurunkan produksi cabai. Upaya perbaikan produksi cabai dapat dilakukan dengan peningkatan keragaman ketahanan cabai terhadap Begomovirus melalui mutasi iradiasi sinar gamma. Terdapat tujuh tanaman uji yang terdiri dari 1 varietas Tetua, 4 genotipe hasil mutasi ketiga (M3), dan 2 varietas pembanding. Hasil penelitian menunjukkan genotipe M3 D3-9-9 memiliki ketahanan terbaik terhadap infeksi Begomovirus dan terbaik pada hasil karakter vegetatif. Sedangkan hasil produksi cabai terbaik terjadi pada genotipe M3 D1-10-5.Increasing The Genetic Diversity Of Chili Resistance To Begomovirus In Multiple Odeng Mutants (M3) Genotypes Through Gamma Ray IrradiationAbstract. The demand for chillies steadily increasing caused by population growth and the development of the food industry, but the demand for chili peppers is experiencing obstacles due to Begomovirus attacks, thus reducing chili production.. Efforts to improve chili production can be done by increasing the diversity of chili resistance to Begomovirus through gamma irradiation mutation. There were seven test plants consisting of 1 parent variety, 4 genotypes resulting from the third mutation (M3), and 2 comparison varieties. The results showed that the M3 D3-9-9 genotype had the best resistance to Begomovirus infection and the best vegetative characters. While the best chili production results occurred in genotype M3 D1-10-5.