Agustina Susilowati
Program Studi Diploma III Farmasi Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

GAMBARAN PENGOBATAN PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SEYEGAN SLEMAN YOGYAKARTA PERIODE JANUARI-MARET 2018 Agustina Susilowati; Annisa Meylana Wardani
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 3 No 2 (2018)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.v0i0.37

Abstract

Hipertensi adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah lebih bescar dari 90/140 mmHg. Menurut profil kesehatan kabupaten Sleman (2012) penyakit hipertensi menempati peringkat ke dua dari sepuluh besar penyakit rawat jalan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pola peresepan obat hipertensi dan penggunaan obat antihipertensi secara tunggal dan kombinasi obat pada pasien hipertensi di Puskesmas Seyegan Sleman Yogyakarta periode Januari-Maret 2018. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif non eksperimental dengan pengumpulan data rekam medik pasien hipertensi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif yaitu menggambarkan dengan persentase, diagram atau tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola peresepan obat antihipertensi di Puskesmas Seyegan Sleman Yogyakarta adalah golongan diuretik, Calcium Channel Blocker (CCB), Angiotensin Converting Enzyme (ACE) Inhibitor, Angiotensin Reseptor Blocker (ARB), dan Beta Blocker. Penggunaan obat antihipertensi tunggal yang digunakan adalah golongan CCB 66,67%, ACE Inhibitor 6,41%, dan ARB 1,28%. Sedangkan penggunaan obat antihipertensi untuk kombinasi dua jenis 19,24%, kombinasi tiga jenis 6,40%. Pola peresepan obat antihipertensi yang digunakan di Puskesmas Seyegan Sleman Yogyakarta adalah golongan diuretik, CCB, ACE Inhibitor, ARB, dan Beta Blocker. Penggunaan obat antihipertensi tunggal yang paling banyak digunakan adalah golongan CCB dan untuk obat kombinasi dua jenis adalah golongan CCB dengan ACE Inhibitor.
GAMBARAN TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT JALAN RS BHAYANGKARA POLDA DIY BULAN MARET 2018 Ninda Risky Mahesti; Agustina Susilowati
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.v0i0.49

Abstract

Hipertensi disebut juga sebagai the silent disease karena penderita hipertensi cenderung tidak mengetahui bahwa dirinya menderita hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Pasien hipertensi diharuskan mengonsumsi obat secara teratur untuk mencegah terjadinya penyakit komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan minum obat pasien hipertensi di Instalasi Rawat Jalan RS Bhayangkara POLDA DIY. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat analitik menggunakan kuisioner dengan sampel sebanyak 80 pasien hipertensi dari poli spesialis penyakit dalam. Analisa data pada penelitian ini dilakukan dengan penilaian skor kuisioner tertutup tentang kepatuhan yang diperoleh dari 10 pertanyaan dengan jumlah skor antara 1-13. Hasil dari penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Hasil penelitian menunjukkan dari 80 pasien hipertensi di Instalasi Rawat Jalan RS Bhayangkara POLDA DIY yang memiliki tingkat kepatuhan sedang yaitu sebanyak 16% dan yang memiliki tingkat kepatuhan tinggi yaitu sebanyak 84%. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kepatuhan minum obat antihipertensi di Instalasi Rawat Jalan RS Bhayangkara POLDA DIY adalah tinggi.
GAMBARAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP PELAYANAN UNIT FARMASI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH GANJURAN BANTUL PERIODE NOVEMBER – DESEMBER 2017 Dyah Taufika Sari; Sunardi; Harti Astuti; Agustina Susilowati
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.v0i0.50

Abstract

Instalasi farmasi adalah tempat pelayanan kefarmasian untuk melakukan praktek kefarmasian oleh apoteker dan penyaluran sediaan farmasi kepada masyarakat. Salah satu indikator untuk mengevaluasi kualitas pelayanan farmasi adalah dengan mengukur tingkat kepuasan pelanggan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien rawat jalan terhadap pelayanan unit farmasi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran Bantul. Jenis penelitian ini adalah deskriptif non eksperimental, menggunakan instrumen kuesioner, sebanyak 100 responden yang di survei di unit farmasi rawat jalan Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran Bantul. Kuesioner mengacu kepada dimensi kualitas pelayanan yang meliputi reliability, responsivenesess, assurance, empathy, tangible. Data disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Hasil penilaian terbanyak kepuasan pasien pada dimensi reliability (keandalan) 60,50% puas, dimensi responsiveness (daya tanggap) 55,50% puas, dimensi assurance (jaminan kepastian) 54,00% puas, dimensi empathy (empati) 58,25% puas, dan dimensi tangible (bukti fisik) 52,50% puas.
PENGARUH SUHU PENYEDUHAN TERHADAP EFEK DIURETIK TEH HIJAU PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS Agustina Susilowati; Nur Karim Kusuma Ramadhan
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 5 No 2 (2022): Jurnal Insan Farmasi Indonesia
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36387/jifi.v5i2.1148

Abstract

Tea (Camelia sinensis L.) is a beverage that is familiar to the community and is drunk by brewing it. Green tea contains chemicals such as polyphenols, tannins, steroids and flavonoids. This study aimed to determine the effect of temperature brewing of green tea in the diuretic effect of male swiss strain mice. This research is an experimental study with 25 mice which were divided into five groups, group I (CMC Na 1%), Group II (Furosemide dose 5.2 mg/KgBB), Group III,IV and V (green tea brewed at 50oC,70oC dan 90oC ) with a brewing time of 5-15 minutes. Urine measurements were performed every 1 hour for 6 hours. Data analysis was carried out using the One-Way ANOVA test followed by the LSD test with a 95% confidence level. The results showed that the diuretic effect at a brewing temperature of 50oC was not significantly different (p> 0.05) with the diuretic effect at 70oC but the average volume of urine at 50oC was greater than 70oC. Diuretic effect at temperature 90oC was significantly different (p<0.05) compared to 50oC and 70oC. The diuretic effect of green tea can be optimal, if the brewed at a temperature of 50oC and 70oC for 5-15 minutes.