Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FISIOLOGI SEPAKBOLA DALAM CUACA PANAS Gaung Perwira Yustika
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 18, No 2 (2018): Volume 18 Nomor 2 Agustus 2018
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jks.v18i2.18007

Abstract

Abstrak. Sepakbola dimainkan pada bermacam kondisi lingkungan, tidak terkecuali dengan faktor cuaca yang panas saat berlangsungnya pertandingan, yang bisa menjadi salah satu faktor kunci yang berpengaruh terhadap hasil pertandingan. Contohnya saja kemungkinan besar tim tamu yang bisa menang di negara jazirah Arab didapatkan data menurun 3% setiap kenaikan 1°C temperatur dibandingkan dengan tuan rumah yang secara statistik lebih mudah meraih kemenangan. Skuat tuan rumah telah mengalami aklimatisasi terhadap kondisi lingkungan dan terbiasa dengan bermain di bawah suhu yang panas. Bermain di tempat yang panas dapat meningkatkan laju keringat dan vasodilatasi perifer untuk membuang kelebihan suhu di dalam tubuh, yang dapat berakibat dehidrasi dan kebutuhan metabolisme tubuh yang sedang memerlukan banyak energi. Pada sepakbola level elit tekanan dari faktor lingkungan menjadi perhatian penting baik untuk praktisi maupun pemegang kebijakan sepakbola. Di zona Uni Eropa, pertandingan sering diadakan di cuaca yang panas (contohnya di Madrid, Spanyol, 30◦C). Temperatur yang sering melebihi 30°C (maksimalnya: 35°) contohnya yang terjadi pada Piala Dunia Brazil 2014 dapat membuat para pemain tertekan terhadap kondisi suhu dan mengalami penurunan pada aspek teknis mengumpan sebesar 3%.Kata kunci: sepakbola, lingkungan, panas. Abstract. Soccer is a sport play-able in various condition of environment, and one factor that affects this game is in heat situation, that can be one of key factor that change the match outcome. For the example is the big possibility that visiting team outside Arab countries gone to played at Gulf Region decreased winning possibility 3% for a increased 1°C temperature compared to the home team that easier to win under this circumstances. The home team had already aclimatized with the environment condition and often played in the heat temperature. Played soccer in the heat can increased sweat rate and peripheral vasodilation as a result to released the extra heat from the body, which affected dehidration phase and more metabolism to make more energy. In the elite level, pressure from the enviromental factors attracted the attention of both practitioners and the policy’s holders. In the Uni European Zone, match was usually played in the heat (example: at Madrid, Spain, at 30 degree of celcius). Temperature that exceeds 30 degree of celcius (maximum at 35 degree) for the example at the previous world cup 2014 Brazil could made the players got stressed because of the heat and got problems, one of them is decreased 3% of passing accuracy.Keywords: soccer, environment, heat.
KONTROVERSI PENERAPAN KHILAFAH DI INDONESIA Gaung Perwira Yustika; Alaika M. Bagus Kurnia PS; Abdurrohman Wahid
Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 18 No. 01 (2018): Islamika : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci, Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/islamika.v18i01.241

Abstract

Permasalahan yang pertama kali muncul ketika Nabi Muhammad wafat adalah masalah khilafah/kepemimpinan, mengenai siapa yang cocok menggantikan kedudukannya sebagai kepala negara. Islam tidak memberikan sistem kepemimpinan dan ketatanegaraan yang paten untuk umat Islam. Hal ini tidak sulit dipahami, karena sistem bukanlah jaminan yang dapat mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan umat, selain sebagai sesuatu yang relatif dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Sementara tujuan pendirian Negara adalah mewujudkan kemakmuran. Oleh karena itu, yang dapat menjamin tujuan Negara, dengan kata lain terwujudnya kemaslahatan dan kesejahteraan atau kemakmuran adalah berlakunya prinsip-prinsip universal sebagaimana yang diajarkan Islam yaitu prinsip keadilan dalam penegakan hukum, prinsip amanah dalam menjalankan tugas, tanggungjawab, dan professional. Indonesia merupakan negara yang mayoritas masyarakatnya adalah muslim, sehingga sebagian kelompok menganggap khilafah cocok untuk didirikan di Indonesia. Akan tetapi, wacana pendirian khilafah di Indonesia mengalami banyak penolakan dari berbagai pihak, karena sistem khilafah dinilai tidak relevan dengan keadaan bangsa Indonesia saat ini yang terdiri dari berbagai macam suku dan agama. Tulisan ini akan menjelaskan tentang konsep khilafah dan kontroversinya di Indonesia. Kata Kunci : Kontroversi, Khilafah, Indonesia
Tourism Marketing Management Strategy At The Department Of Tourism And Culture Of Trenggalek Regency Gaung Perwira Yustika; Muchlis, Muhammad Arfan
Advantage: Journal of Management and Business Vol. 1 No. 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Apik Cahaya Ilmu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61971/advantage.v1i1.14

Abstract

Industry competition in Indonesia is currently very tight, especially in the world of tourism, where each region competes to highlight its uniqueness. With this very tight competition, the Tourism and Culture Office of Trenggalek Regency has developed a strategy for marketing management to promote tourism potential in the region. The aim of the tourism marketing management strategy is to increase the existing tourism potential in the area. This research method is descriptive and qualitative. The informants in this study were the Head of the Tourism Marketing Division, and the Head of the Tourism Promotion and Information Section. Data collection was carried out through direct observation, interviews and documentation. Data collection took place in the stages of data collection, data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results of this study conclude that the implementation of the tourism marketing strategy is good, although still not optimal, tourism development is supported by official programs in the form of tourism promotion measures using advertising media or tools such as print media, electronic media and exhibitions.