p-Index From 2020 - 2025
0.562
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Teknik ITS
Fauzan Arrofiqi
Departemen Teknik Biomedik Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Studi Functional Electrical Stimulation Terkontrol Fuzzy Logic Controller sebagai Solusi pada Foot Drop Correction Muhammad Adib Syamlan; Achmad Arifin; Fauzan Arrofiqi
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i1.50273

Abstract

Stroke merupakan permasalahan serius dalam dunia kesehatan. Salah satu penyakit yang diakibatkan oleh stroke maupun pasca stroke adalah foot drop. Untuk mengatasi hal tersebut, dirancang suatu sistem Functional Electrical Stimulation (FES) yang dikontrol Fuzzy Logic Controller (FLC) berjumlah 3 berbasis cycle-to-cycle control untuk menstimulasi otot yang mempengaruhi gerakan ankle dorsiflexion pada otot Tibialis Anterior (TA), ankle plantarflexion pada otot Gastrocnemius (GC), dan knee extension pada otot Vastus (VA), yang semuanya distimulasi saat swing phase pada siklus berjalan. FLC menghasilkan output berupa stimulation burst duration, mengatur seberapa lama 3 channel FES aktif menstimulasi otot. Terdapat stimulation schedule yang mengatur kapan stimulasi pada setiap FLC akan aktif pada 1 cyclenya. Hasil yang didapatkan pada FES, penggunaan PWM1 duty cycle 15% dan frekuensi 20 KHz, serta PWM2 duty cycle 98% dan frekuensi 20 Hz merupakan spesifikasi paling efektif, dikarenakan menghasilkan sudut ankle joint -40.8⁰ (otot TA), -12.1⁰ (otot GC), dan knee joint -11⁰ (otot VA), dengan pemakaian duty cycle PWM1 yang minimal. Hasil pada Subjek normal berjalan foot drop dan distimulasi didapatkan FLC1 (ankle dorsiflexion) mulai berosilasi pada cycle ke-8, FLC2 (ankle plantarflexion) cycle ke-22, dan FLC3 (knee extension) cycle ke-8. Hal ini terjadi dikarenakan sudut telah mencapai target angle dan kontroler terus beradaptasi.
Rancang Bangun Electrocardiography, Galvanic Skin Response dan Skin Temperature untuk Mendeteksi Stres pada Manusia Bangkit Nata Satria Muhardiani; Rachmad Setiawan; Fauzan Arrofiqi
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i1.51461

Abstract

Stres merupakan masalah umum yang terjadi dalam kehidupan umat manusia yang disebabkan oleh banyak hal seperti kekhawatiran keuangan, pekerjaan, bahkan lingkungan sosial. Menurut saintis Hans Selte – the father of stress research – stres adalah pangkal dari banyak penyakit. Dalam dunia kesehatan, stres sangat berdampak besar dalam cikal-bakal penyakit yang jauh lebih berbahaya seperti meningkatkan kemungkinan terkena jantung koroner, meningkatkan tekanan darah, dan meningkatkan kemungkinan infark miokard. Dalam lingkungan akademik, stres merupakan pengalaman yang paling sering dialami oleh para siswa, baik yang sedang belajar di tingkat sekolah ataupun di perguruan tinggi. Hal tersebut dikarenakan banyaknya tuntutan akademik yang harus dihadapi, seperti ujian, tugas-tugas, dan lain sebagainya. Sejumlah peneliti telah menemukan bahwa siswa yang mengalami stres akan cenderung menunjukkan kemampuan akademik yang menurun, kesehatan yang memburuk, depresi, dan gangguan tidur. Maka dari itu dibuatlah alat instrumentasi Electrocardiography (ECG), Galvanic Skin Response (GSR), Skin Temperature (ST) dengan mengunakan metode Fuzzy Logic Controller (FLC) sebagai decision maker. Dari pengambilan data 10 subjek dilakukan pengujian menggunakan metode Stroop Test, hasilnya variabel ECG dan GSR memiliki korelasi yang tinggi sekitar 80% dan 90% yang berarti nilai ECG dan GSR mengalami kenaikan sesuai dengan kenaikan stres. Sedangkan untuk ST korelasinya hanya 40%. Namun secara keseluruhan berdasarkan hasil fuzzy didapati bahwa 100% subjek mengalami peningkatan stres pada saat pengujian metode Stroop Test. Selain itu, hasil deteksi stres dari alat yang telah dibuat dibandingkan dengan hasil survey psikologis untuk memvalidasi hasil akhir, didapati akurasi 90% dengan satu hasil salah dan sembilan hasil deteksi benar. Ini menunjukan bahwa sistem yang diciptakan sudah berjalan dengan baik.
Robotic Glove Menggunakan Hybrid Functional Electrical Stimulation (FES) dan Exoskeleton untuk Rehabilitasi Tangan Manusia Achmad Ilham Fanany Al Isyrofie; Achmad Arifin; Fauzan Arrofiqi
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i1.45725

Abstract

Disabilitas yang terjadi pada tangan manusia menunjukkan masalah yang serius bagi beberapa orang. Salah satu penyebab terjadinya disabilitas pada fungsi sistem gerak manusia ialah terjadinya kerusakan pada sistem saraf pusat, atau Spinal Cord Injury (SCI). Penyakit stroke termasuk salah satu jenis SCI yang menyebabkan penderitanya mengalami penurunan pada sistem sensori dan motorik pada tubuh. Pada penelitian ini, akan dikembangkan suatu alat yang merupakan gabungan dari exoskeleton dan Functional Electrical Stimulation(FES). Exoskeleton adalah kerangka alat untuk dapat melatih gerakan menggenggam dan memperkuat daya genggam dengan bantuan external power. FES merupakan sebuah teknik yang memanfaatkan arus elektrik untuk mengaktifkan bagian saraf yang mengalami gangguan atau disfungsi karena berbagai gangguan neurologis. Sisi kebaruan dari metode rehabilitasi ini terletak pada optimasi penggunaan exoskeleton untuk mengurangi kelelahan otot akibat stimulasi yang berlebihan dari FES. Exoskeleton dengan panjang 77.2 mm dapat menghasilkan gerakan mekanik yang mendorong terjadinya gerakan fleksi dan ekstensi. Electrical stimulator menghasilkan output berupa gelombang kotak dengan karakteristik lebar pulsa 200 µS, frekuensi 20 Hz, dan range amplitudo sebesar 0.2 V hingga 130 V. Output hasil stimulus tersebut disalurkan menuju otot Flexor Digitorum, sehingga dapat menghasilkan gerakan fleksi dan ekstensi pada jari-jari tangan. Metode hybrid FES dan exoskeleton dengan amplitudo stimulasi yang berubah-ubah dan kecepatan motor sebesar 1.36 rpm dapat mencapai gerakan fleksi dalam rentang waktu 23.95 detik, sedangkan gerakan ekstensi dapat dicapai dalam rentang waktu 20.16 detik. Penelitian selanjutnya disarankan mengembangkan metode kontrol yang digunakan agar dapat menghasilkan gerakan yang lebih smooth dan selaras, memilih sensor yang lebih akurat, dan memilih motor yang berukuran lebih kecil dengan torsi lebih tinggi.