Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Adaptation and mitigation strategies in the transportation sector to reduce the greenhouse gases emission in Batu City Lestari, Juwita Amanda; Boedisantoso, Rachmat; Assomadi, Abdu Fadli
Sustinere: Journal of Environment and Sustainability Vol 2 No 3 (2018): pp 108 - 167 (December 2018)
Publisher : Centre for Science and Technology, IAIN Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.09 KB) | DOI: 10.22515/sustinere.jes.v2i3.68

Abstract

The increased number of tourists in Batu City has resulted in traffic congestion, which led to the increase of emission contributing to GHGs effect and caused global warming. According to Presidential Regulation Number 71 of 2011, each region is required to conduct a national inventory of GHGs emission, in order to determine the appropriate adaptation and mitigation strategies in reducing the GHG emission. This research aimed to reduce the GHGs emission and to determine the appropriate adaptation and mitigation strategies in Batu City especially in the transportation sector. IPCC Guidelines 2006 was used as the method to calculate GHGs emissions. Such method allowed the researchers to determine the emission level by using secondary data obtained from the relevant institution. Determination upon adaptation and mitigation strategies was on the basis of several scenarios of emission level reduction while the prioritized strategy selection was based on the Analytical Hierarchy Process method. This research revealed that the GHGs emission with business as usual scenario in 2030 contributed by transportation reached 2,072.64 Gg of CO2 while the greatest reduction of GHG emissions amounted to -6.13% taken from the scenario of Intelligent Transport System application. More importantly, the researchers figured out that the prioritized adaptation strategies should be the improvement of Urban Open Space and public transportation rejuvenation for the mitigation.
Mitigation strategy on reduction greenhouse gas (GHG) emission of landuse sector for the province of Papua Suebu, Elvis Franklin; Hermana, Joni; Boedisantoso, Rachmat
Sustinere: Journal of Environment and Sustainability Vol 1 No 2 (2017): pp. 63 - 143 (December 2017)
Publisher : Centre for Science and Technology, IAIN Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (646.92 KB) | DOI: 10.22515/sustinere.jes.v1i2.17

Abstract

Studying the right strategy in the implementation of the mitigation of reducing GHG emission in an effort to control climate change caused by deforestation and forest degradation (REDD +) in Papua Province is an important step that must be done. Emission levels in Papua Province in 2010 was dominated by forestry sub-sector and other land use in the amount of 639,818,463 ton CO2eq or approximately 99.8% from the  total of GHG emissions of 640,737,952.64 ton CO2eq. To analyze the implementation strategy of mitigation (REDD +), the calculation of the level of carbon emission must be done first. The calculation of carbon emissions for this sub-sector is done by referring to the method that has been developed by the IPCC GL-2006. Meanwhile, to sub-sectors of forestry and other land use, the calculation used the historical and forward-looking approach. The level of carbon emissions from forestry sub-sector accounted for 921,779,031.23 ton CO2eq (historical method) and 1,052,683,205.46 ton CO2eq (forward-looking method) of mitigation program at the end of 2020. Strategy of mitigation action program was for carbon uptake and carbon storage stabilization. The mitigation scenario for forestry sub-sector capable of reducing emissions was by 552,303,873 ton CO2eq or by 52.47% of the total cumulative emissions at the end of 2020 (forward-looking method).
Calculation Method of Green Open Space Based on Carbon Emission from Transportation Sector in Surabaya Ikhlas, Nurani; Abdullah, Taufik; Boedisantoso, Rachmat
IPTEK The Journal for Technology and Science Vol 28, No 2 (2017)
Publisher : IPTEK, LPPM, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.839 KB) | DOI: 10.12962/j20882033.v28i2.2924

Abstract

Surabaya is one of the metropolitan cities with dense transportation activities. Transportation is an activity contributes in increasing excessive release of carbon emmisions into the air. The increasing of carbon emmision can causes inventory green open space should be adjusted to reduce air pollution. The purpose of this study is to determine the green open space necessary based on the carbon emissions that is produced in the city of Surabaya. This study was conducted by the method of approach in Surabaya in each area of the transportation sector. The results show that the total green open space is needed in Surabaya is 66.526 km2 with total emission is produced 329,443.66 CO2/month or about 3,953,323.92 CO2/year.
Penerapan PROPER sebagai Alat Pemicu Inovasi Teknologi Industri Berkelanjutan Wahyudianto, Febri Eko; Boedisantoso, Rachmat
IPTEK Journal of Proceedings Series No 2 (2018): The 2nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23546026.y2018i1.3347

Abstract

Abstrak PROPER merupakan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan oleh  Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang merupakan salah satu upaya untuk mendorong dan mengevaluasi penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Metode yang diterapkan pada PROPER dilakukan secara bertahap yaitu kategori ketaatan (peringkat hitam, merah dan biru) dan lebih dari ketaatan (peringkat hijau dan emas). Kategori lebih dari ketaatan memiliki salah satu kriteria penting yaitu kriteria inovasi, dimana industri yang telah memiliki inovasi dalam pengelolaan lingkungan akan berpotensi untuk mendapatkan peringkat hijau/emas. Efektivitas PROPER dalam memicu munculnya inovasi teknologi yang ramah lingkungan dapat dilihat dengan pendekatan jumlah peserta yang ikut, peringkat yang diperoleh dan jumlah inovasi yang dihasilkan dari PROPER. Jumlah peserta PROPER 2015 mencapai 2.076 peserta yang berarti mengalami peningkatan rata-rata pertahun sebesar 28% sejak sepuluh tahun terakhir. Persentase ketaatan peserta PROPER mengalami peningkatan hingga tahun 2015 mencapai 74%. Peringkat lebih dari ketaatan mencapai 120 peserta dengan jumlah total inovasi yang dihasilkan sebanyak 151 inovasi diberbagai bidang seperti efisiensi energi, penurunan beban pencemar udara, 3R limbah B3, 3R limbah padat Non B3, efisiensi air dan penurunan beban pencemar air, keanekaragaman hayati, dan pemberdayaan masyarakat. Hasil menunjukkan bahwa PROPER sudah sesuai sebagai alat evaluasi dan pemicu inovasi teknologi Industri.
Inventarisasi Emisi Gas Rumah Kaca Pada Sektor Pertanian dan Peternakan di Kota Surabaya Manggar Cahyo Lintangrino; Rachmat Boedisantoso
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.084 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.16528

Abstract

Penurunan beban emisi Gas Rumah Kaca (GRK) menjadi perhatian global seluruh dunia termasuk Indonesia. Seluruh kota di Indonesia wajib untuk membuat Rencana Aksi Nasional Penurunan Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) dalam rencana pembangunan daerahnya sesuai dengan yang tercantum pada Peraturan Presiden No 61. Tahun 2011. Pemerintah menargetkan penurunan GRK sebesar 0,008 gigaton pada tahun 2020 untuk sektor pertanian. Sektor pertanian yang terdiri dari pertanian dan peternakan sendiri menghasilkan gas rumah kaca berupa CO2, CH4, dan N2O. Kota Surabaya yang merupakan kota metropolitan memiliki potensi GRK yang cukup besar dari berbagai sektor termasuk sector pertanian dan peternakan, dibandingkan dengan kota metropolitan lain di Indonesia. Maka diperlukan inventarisasi emisi. Inventarisasi merupakan langkah awal untuk  menentukan kebijakan selanjutnya dalam mengendalikan kualitas udara. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan beban emisi GRK  dan pemetaannya pada sebuah peta dasar Kota Surabaya menggunakan metode IPCC 2006. Beban emisi Kota Surabaya dari sektor peternakan sebesar 89,92 Gg Ton CO2-Eq/tahun, dan sektor pertanian sebesar 6,1 Gg Ton CO2-Eq/tahun. Total beban emisi GRK Kota Surabaya adalah sebesar 93 Gg Ton CO2-Eq/tahun. Kecamatan Semampir menyumbang emisi paling besar pada sektor peternakan yaitu 63,5 Ton CO2-Eq/tahun, dan pada sektor pertanian Kecamatan Pakal menyumbang emisi paling besar yaitu 1,4 Gg Ton CO2/tahun.  
Optimalisasi Teknologi Fotobioreaktor Mikroalga sebagai Dasar Perencanaan Strategi Mitigasi Gas CO2 Ratna Rizky Rusdiani; Rachmat Boedisantoso; Muhammad Hanif
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.632 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.16942

Abstract

Pengendalian emisi gas CO2 sangat dibutuhkan untuk mengurangi efek Gas Rumah Kaca (GRK). Penerapan Carbon Capture Storage (CCS) dapat menjaga stabilitas CO­2 dan mencegah pelepasan CO2 ke atmosfer dalam upaya mitigasi global. Salah satu bentuk teknologi CCS yaitu menggunakan kultur mikroalga dalam fotobioreaktor. Optimalisasi fotobioreaktor dengan menggunakan mikroalga air laut jenis Chlorella sp. Pengoperasian alat dilakukan secara step running dengan variasi acak sesuai matriks Design-Expert. Performa terbaik fotobioreaktor dilihat berdasarkan tingkat penyerapan gas CO2 dan produktivitas mikroalga tertinggi. Kondisi optimum hasil percobaan didapatkan dengan variasi kecepatan aliran fluida 23 cm/detik dan laju alir injeksi gas CO2 0,61 ml/detik. Produktivitas mikroalga yang didapatkan sebesar 0,405 gram/liter. Sedangkan kondisi optimum berdasarkan Design-Expert didapatkan dengan variasi kecepatan aliran fluida 25,82 cm/detik dan laju alir injeksi CO2 0,61 ml/detik. Produktivitas mikroalga yang didapatkan sebesar 0,427 gram/liter. Gas CO2 yang terserap tiap gram mikroalga sebesar 0,638 gram.
Penyederhanaan ISO 14001:2015 Sebagai Inovasi dalam Monitoring Lingkungan dan K3 di Industri Kecil Menengah Aditya Prana Iswara; Rachmat Boedisantoso
IPTEK Journal of Proceedings Series No 2 (2018): The 2nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.328 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2018i1.3342

Abstract

ISO 14001:2015 merupakan revisi dari edisi ISO 14001:2004 yang berisi sistem monitoring dan dokumentasi lingkungan menyeluruh ke semua lini sistem perusahaan. ISO 14001:2015 memiliki klausul yang lebih fleksibel dibandingkan edisi sebelumnya. Penerapan ISO 14001:2015 masih jarang dilakukan oleh industri dan hingga saat ini masih dalam taraf sosialisasi. Beberapa industri besar sudah mulai menjajaki untuk melakukan standarisasi lingkungan menggunakan ISO 14001:2015. Namun sertifikasi ISO 14001:2015 masih memiliki kendala yang cukup signifikan bagi industri kecil menengah dalam penerapan ISO 14001:2015. Penyederhanaan ISO 14001:2015 merupakan gagasan metode penyederhanaan klausul ISO 14001:2015 yang dikonversi ke dalam regulasi daerah sehingga dapat diterapkan dalam industri kecil menengah sesuai dengan kapasitas yang dimiliki oleh industri sehingga monitoring lingkungan dan K3 dapat memberikan perlindungan lingkungan dan hak K3 karyawan pada khususnya dan memberikan revenue kepada industri yang bersangkutan pada umumnya.
Perhitungan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Emisi Karbon Dioksida Taufik Abdullah; Rachmat Boedisantoso
Jurnal Pijar Mipa Vol. 14 No. 1 (2019): Maret
Publisher : Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1022.295 KB) | DOI: 10.29303/jpm.v14i1.997

Abstract

Kota Surabaya banyak mengalami perkembangan dibidang transportasi dan industri. Perkembangan ini menyebabkan meningkatnya emisi CO2. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kebutuhan ruang terbuka hijau yang dikeluarkan tiap-tiap area khusus di Kota Surabaya. Penelitian dilakukan dengan pendekatan metode perhitungan ruang terbuka hijau berdasarkan total emisi karbon dioksida yang dikeluarkan tiap-tiap area di sektor transportasi dan industri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran emisi total CO2 di Surabaya Utara adalah 30.500,07 ton CO2/bulan dengan luas ruang terbuka hijau kira-kira 6,16 km2. Surabaya Timur sebaran emisi total CO2 adalah 115.653,46 ton CO2/bulan dengan luas ruang terbuka hijau kira-kira 23,24 km2. Untuk Surabaya Pusat, total emisi CO2 adalah 23.256,46 ton CO2/bulan luas ruang terbuka hijau kira-kira 4,75km2. Surabaya Utara memiliki total emisi CO2 adalah 865.709,04 ton CO2/bulan dengan luas ruang terbuka hijau kira-kira 14,54  km2. Sedangkan di Surabaya Barat, total emisi CO2 adalah 89.203,81 tonCO2/bulan dengan luas ruang terbuka hijau kira-kira 17,73 km2. Jadi kebutuhan ruang terbuka hijau di Surabaya Timur lebih besar dibandingkan dengan area lain karena memiliki total emisi CO2 yang tinggi.
ANALISIS BEBAN EMISI UDARA CO dan NO2 AKIBAT SEKTOR TRANSPORTASI DARAT DI KOTA PROBOLINGGO Yaaresya William Kristi; Rachmat Boedisantoso
Purifikasi Vol 15 No 2 (2015): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Environmental and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25983806.v15.i2.29

Abstract

Sektor transportasi roadside merupakan salah satu penyumbang terbesar dalam penurunan kualitas udara ambien di suatu kota. Parameter udara ambien terbesar yang dihasilkan dari aktifitas transportasi tersebut adalah Karbon Monoksida (CO) dan Nitrogen Dioksida (NO2). Kota Probolinggo, kota dengan kategori penduduk sedang, merupakan kota jasa di Jawa Timur yang memiliki visi sebagai Kota Jasa Berwawasan Lingkungan Yang Maju, Sejahtera dan Berkeadilan. Makna berwawasan lingkungan di sini mengindikasikan perlu adanya aspek kualitas lingkungan, salah satu hal nya yaitu kualitas udara ambien dalam pembangunan kota. Pembangunan kota yang baik dapat memberi kenyamanan bagi masyarakat yang tinggal di dalamnya. Salah satu acuan dalam pembangunan kota adalah dengan mempertimbangkan kajian tata ruang kota tersebut. Kajian tata ruang memerlukan informasi mengenai aspek lingkungan, salah satunya aspek sumber daya udara. Beban emisi dapat diketahui dari data faktor emisi dan jumlah kendaraan yang melintas. Faktor emisi menggunakan data sekunder dari USEPA dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sedangkan jumlah kendaraan didapat setelah melakukan traffic counting di ruas jalan yang dipilih. Terdapat 10 ruas jalan yang dipilih yang meliputi jalan nasional dan jalan lokal. Beban emisi terbesar terdapat di ruas jalan simpang lima Gladak Serang yaitu sebesar 29,36 kg/km.jam NO2 dan 97,27 kg/km.jam CO. Sedangkan beban emisi terkecil terdapat di ruas jalan timur TWSL yaitu sebesar 3,96 kg/km.jam dan 12,93 kg/km.jam.
Adaptation and Mitigation Strategies of Climate Change From Agricultural Sector In the Tabalong District (South Borneo) Rian Yaitsar Chaniago; Rachmat Boedisantoso; Arie Dipareza Syafei
JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH) Vol 15, No 1 (2022)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j24433527.v15i1.8985

Abstract

Agriculture and climate change have a complex causal relationship. The agricultural sector produces large amounts of Green House Gases (GHG) such as CH4, CO2, and N2O which affect the climate. One of the consequences of climate change is an increase in rainfall. This has caused 2,971.51 ha of submerged and damaged rice fields in the Tabalong District. This study aims to determine the climate change adaptation and mitigation strategies of the agricultural sector in the Tabalong District. Emission measurements and mapping of the distribution of GHG emissions are shown to support strategy determination. The GHG inventory is calculated using the Indonesian Ministry of Environment and Forestry method, mapping the distribution of emissions using the geographic information system method, and determining the best adaptation and mitigation strategies using the Analytic Hierarchy Process (AHP) with Expert Choice Software. The results showed that GHG emissions from the agricultural sector of the Tabalong District until 2030 amounted to 191,384 tCO2e / year.  There are five Sub-districts identified as the largest GHG-producing districts from the mapping of the distribution of GHG. The results of the AHP synthesis show that there are three strategies for climate change adaptation and four strategies for climate change mitigation