Christino Boyke Surya Permana
Departemen Teknik Transportasi Laut Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Dampak Pembangunan Terminal Kijing Terhadap Rencana Pengembangan Terminal Eksisting dan Biaya Transportasi Nur Indra Suryani; Christino Boyke Surya Permana; Irwan Tri Yunianto
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (741.209 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.36941

Abstract

PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Pontianak saat ini sedang membangun terminal baru yaitu Terminal Kijing berdasarkan Peraturan Presiden Nomor: 43 Tahun 2017. Dengan adanya pembangunan Terminal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya dampak dari pembangunan tersebut terhadap perubahan biaya transportasi muatan serta menganalisis rencana pendalaman alur di Terminal Peti Kemas (TPK) Dwikora (Terminal Eksisting). Penelitian ini menggunakan metode analisis perhitungan berdasarkan pada besar biaya transportasi. Hasil dari Penelitian ini yaitu; pertama, pendalaman alur di TPK Dwikora dapat menurunkan biaya transportasi muatan 8.1% pertahun yaitu sebesar Rp 81 Miliar. Kedua, pembangunan Terminal Kijing dapat menurunkan biaya transportasi muatan 2% pertahun yaitu Rp 17 Miliar. Ketiga, adanya pendalaman alur dan pembangunan Terminal Kijing dengan pembagian hinterland dapat menurunkan biaya transportasi muatan 8.4% pertahun yaitu Rp 85 Miliar. Hinterland TPK Dwikora yaitu Kabupaten Sanggau, Ketapang, Sintang, Kapuas Hulu, Sekadau, Kubu Raya, dan Kota Pontianak. Hinterland Terminal Kijing yaitu Kabupaten Sambas, Bengkayang, Landak, dan Pontianak. Dari hasil diatas, rencana pendalaman alur di TPK Dwikora dan pembangunan Termina Kijing perlu dilakukan dengan biaya pendalaman alur sebesar Rp 709 Miliar dan investasi pembangunan Terminal Kijing untuk muatan peti kemas sebesar Rp 4.9 Triliun
Analisis Dampak Pengembagan Pelabuhan di Suatu Wilayah: Studi Kasus Terminal Kendal Jawa Tengah Rafidah Agni; Irwan Tri Yunianto; Christino Boyke Surya Permana
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (828.459 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.36860

Abstract

PDRB Jawa Tengah berdasarkan lapangan usaha tahun 2016 menunjukkan sektor industri pengolahan memiliki kontribusi terbesar dan terus mengalami kenaikan 4,3%. Untuk meningkatkan perekomian, Kementrian Perindustrian merencanakan pengembangan zona industri. Sehingga diperlukan infrastruktur transportasi sebagai penunjang kegiatan industri. Pelabuhan Tanjung Emas merupakan pelabuhan yang sangat berperan di Jawa Tengah dimana 47% total arus muatan Jawa Tengah melalui Pelabuhan Tanjung Emas pada tahun 2016. Di sisi lain Terminal Kendal saat ini sedang dalam pengembangan yang direncanakan menjadi penunjang Pelabuhan Tanjung Emas. Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui kondisi eksisting muatan peti kemas dan curah kering di Jawa Tengah dan Pelabuhan Tanjung Emas serta mengetahui dampak Terminal Kendal terhadap zona industri di Jawa Tengah. Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah peti kemas di Jawa Tengah tahun 2016 sebesar 67% dan curah kering 12%. Sedangkan di Pelabuhan Tanjung Emas jumlah peti kemas tahun 2016 sebesar 61% dan muatan curah kering sebesar 19%. Kemudian untuk mengetahui dampak Terminal Kendal terhadap zona industri dilakukan analisis biaya transportasi menggunakan 3 skenario. Hasil analisis menunjukkan bahwa Terminal Kendal tidak memberikan dampak terhadap zona industri dengan skenario 1 dan 2. Sedangkan dengan menggunakan skenario 3, Terminal Kendal memberikan dampak penurunan biaya transportasi yaitu untuk muatan curah kering tujuan Kabupaten tegal terjadi penurunan biaya sebesar 4% dan untuk muatan peti kemas terjadi penurunan 9% terhadap zona industri di Kabupaten Banyumas, Kabupaten Batang, Kabupaten Brebes, Kabupaten Kendal, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Tegal, Kabupaten Temanggung, dan Kabupaten Wonosobo.
Design Response Spectra Based on Earthquake Hazard Maps and Specific Soil Properties at Indonesian Ports According to SNI 1726 2019 Christino Boyke Surya Permana
Jurnal Teknik Sipil Vol 17 No 1 (2021): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28932/jts.v17i1.3423

Abstract

Indonesia has a new seismic code, namely SNI 1726 2019 (SNI 2019). It is developed based on the 2017 Indonesian Earthquake Source, Hazard Maps, and ASCE 7-16. This paper is intended to explain the procedure for calculating response spectrum according to SNI 1726 2019, at ten ports located in Indonesia. The results are then verified with the software RSA2019. Furthermore, it will be compared to SNI 1726 2012 (SNI 2012) to see the difference in spectral acceleration value (Sa). The result presents that the ports located in Sorong and Banggai have the highest Sa, whereas the port in Banjarmasin has the smallest value. Port in Surabaya and Tuban have nearly the same Sa due to their close location, while Banyuwangi has a Sa value slightly above them. The ports in Padang, Lampung, and Penajam must use a specific site response analysis to determine the design response spectra, which is not discussed in this paper. The comparison with SNI 2012 shows that the response spectra of SNI 2019 have a higher Sa than SNI 2012. However, in some areas such as Tuban and Sorong, the Sa of SNI 2012 at 0.1 to 0.6 s period are larger than SNI 2019.