PDRB Jawa Tengah berdasarkan lapangan usaha tahun 2016 menunjukkan sektor industri pengolahan memiliki kontribusi terbesar dan terus mengalami kenaikan 4,3%. Untuk meningkatkan perekomian, Kementrian Perindustrian merencanakan pengembangan zona industri. Sehingga diperlukan infrastruktur transportasi sebagai penunjang kegiatan industri. Pelabuhan Tanjung Emas merupakan pelabuhan yang sangat berperan di Jawa Tengah dimana 47% total arus muatan Jawa Tengah melalui Pelabuhan Tanjung Emas pada tahun 2016. Di sisi lain Terminal Kendal saat ini sedang dalam pengembangan yang direncanakan menjadi penunjang Pelabuhan Tanjung Emas. Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui kondisi eksisting muatan peti kemas dan curah kering di Jawa Tengah dan Pelabuhan Tanjung Emas serta mengetahui dampak Terminal Kendal terhadap zona industri di Jawa Tengah. Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah peti kemas di Jawa Tengah tahun 2016 sebesar 67% dan curah kering 12%. Sedangkan di Pelabuhan Tanjung Emas jumlah peti kemas tahun 2016 sebesar 61% dan muatan curah kering sebesar 19%. Kemudian untuk mengetahui dampak Terminal Kendal terhadap zona industri dilakukan analisis biaya transportasi menggunakan 3 skenario. Hasil analisis menunjukkan bahwa Terminal Kendal tidak memberikan dampak terhadap zona industri dengan skenario 1 dan 2. Sedangkan dengan menggunakan skenario 3, Terminal Kendal memberikan dampak penurunan biaya transportasi yaitu untuk muatan curah kering tujuan Kabupaten tegal terjadi penurunan biaya sebesar 4% dan untuk muatan peti kemas terjadi penurunan 9% terhadap zona industri di Kabupaten Banyumas, Kabupaten Batang, Kabupaten Brebes, Kabupaten Kendal, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Tegal, Kabupaten Temanggung, dan Kabupaten Wonosobo.