Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pengaruh Proses Alkali dan Fraksi Massa Serat Terhadap Sifat Fisik dan Sifat Mekanik pada Komposit Polyurethane/Coir Fiber Yusuf Sultoni; Mohammad Farid; Alvian Toto Wibisono
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.18230

Abstract

Penggunaan material komposit dewasa ini kian meningkat di segala bidang kehidupan. Komposit berpenguat serat banyak diaplikasikan pada alat-alat yang membutuhkan material yang mempunyai dua sifat dasar yaitu kuat namun juga ringan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proses alkali dan fraksi massa serat terhadap sfat fisik dan sifat mekanik pada komposit Polurethane/Coir Fiber. Penelitian ini menggunakan komposit yang terbuat dari Polyurthane berpenguat serat kelapa dengan variasi perlakuan alkali dan tanpa perlakuan alkali. Perlakuan alkali dilakukan dengan cara perendaman pada larutan NaOH 1M selama 24 jam. Sementara variasai fraksi adalah 2,5%, 5% dan 7,5%. Sifat mekanik yang diuji adalah kekuatan bending, sedangkan sifat fisik yang diuji adalah densitas dari komposit. Kekuatan bending tertinggi terdapat pada Polyurethane murni (50PPI:50PPG). Sedangkan proses alkali akan menyebabkan kekuata bending lebih tinggi. Penambahan serat akan menyebabkan densitas komposit menjadi lebih tinggi dan proses alkali akan menyebabkan densitas lebih tinggi.
Analisis Pengaruh Variasi Waktu Tahan dan Temperatur Tempering terhadap Sifat Kekerasan Material Crossbar yang Di Hardening sebagai Solusi Kegagalan pada Crossbar Dony Prasetya; Rochman Rochiem; Alvian Toto Wibisono
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665.261 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i1.21232

Abstract

Clinker cooler adalah alat yang berfungsi mentrasportasikan clinker menuju hammer crusher. Salah satu bagian dari clinker cooler adalah Crossbar. Crossbar sering mengalami crack sehingga mengurangi umur pakai dari clinker cooler. Dalam penelitian ini, dilakukan analisis kegagalan dari Crossbar dan solusi dari kegagalan tersebut berupa hardening dan tempering. Pengujian yang dilakukan untuk menganalisis material ini adalah uji komposisi, uji streomikroskop, uji SEM, metalografi, dan uji kekerasan Berdasarkan pengujian OES dan kekerasan, faktor yang kegagalan adalah kesalahan dalam pemilihan material yang ditinjau dari komposisi material, kekerasan material. Solusi dari kegagalan ini yaitu perlakuan panas yang dapat menghasilkan kekerasan yang sesuai dengan standar kekerasan ASTM A48 adalah hardening dan tempering 300oC dengan waktu tahan 120 menit, hardening dan tempering 350oC dengan waktu tahan 120 menit, hardening dan tempering 400oC dengan waktu tahan 120 menit, dan hardening dan tempering 300oC dengan waktu tahan 60 menit.
Analisa Pengaruh Lama Waktu Tahan Tempering pada Perlakuan Panas Terhadap Perubahan Struktur Mikro dan Sifat Mekanik Coupler Baja AAR-M201 Grade E Rinelda Nena Sagita; Rochman Rochiem; Alvian Toto Wibisono
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.142 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i1.21248

Abstract

Coupler adalah penyambung pada gerbong kereta api satu dengan gerbong yang lainnya. Material coupler adalah baja AAR-M201 Grade E yang spesifikasinya sesuai dengan standar AARManual of Standards and Recomended Practices Couplers and Freight Car Draft Components. Penelitian ini membahas perlakuan panas disertaitempering dan hardening. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa pengaruh lama waktu tahan terhadap struktur mikro dan sifat mekanik pada baja AAR-M201 Grade E. Proses perlakuan panas yang dilakukan adalah hardening pada temperatur 925oC dengan waktu tahan 3 jam, kemudian di tempering pada temperatur 600oC dengan variasi waktu tahan 2 jam, 3 jam dan 4 jam. Pengujian yang dilakukan pada penilitian ini adalah uji tarik untuk mengetahui kekuatan maksimum, keuletan dan ketangguhan baja. Hasil pengujian metalografi pada tempering menghasilkan struktur mikro asikular ferrit, dan hasil sifat mekanik paling optimal didapat dari proses hardening-tempering pada lama waktu tahan 3 jam, menghasilkan nilai kekuatan tarik 870 MPa, kekuatan luluh 782 MPa, elongasi 14%, reduksi area 38%, kekerasan 264 BHN, kekuatan impak sebesar 35 Joule pada temperatur -40°C dan nilai fatigue life 5100 cycle. Nilai yang dihasilkan seluruhnya memenuhi standar AAR, kecuali nilai elongasi yang hampir memenuhi standar AAR.
Analisis Kegagalan Komponen Spring Rod dalam Spring Suspension Assembly pada Coal Mill Tuban I PT. Semen Indonesia Tbk. Ryan Tri Kurniawan; Alvian Toto Wibisono; Lukman Noerochim
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.023 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.24476

Abstract

Spring rod merupakan bagian komponen dari Coal Mill yang berfungsi untuk menahan getaran dari grinding roller yang berputar menggiling batu bara. Komponen spring rod merupakan batang berulir yang tersambung ke sistem hydraulic. Dalam penelitian ini, dilakukan analisa penyebab terjadinya kegagalan pada spring rod di coal mill dengan tujuan menganalisa faktor penyebab dan mekanisme terjadinya kegagalan komponen spring rod dalam spring suspension assembly pada coal mill. Pengujian yang akan dilakukan untuk menganalisa kegagalan ini adalah uji komposisi, pengamatan makroskopik, uji mikroskopik, dan uji kekerasan. Setelah dilakukan pengujian tersebut didapatkan faktor yang menyebabkan terjadinya kegagalan komponen spring rod pada coal mill Tuban 1 yaitu kesalahan pemilihan material dan kesalahan perlakuan panas. Mekanisme kegagalan komponen spring rod pada coal mill Tuban 1 diawali oleh initial crack pada akar gigi pada ulir dikarenakan adanya tegangan yang berulang yang kemudian retakan merambat pada permukaan spring rod sebelum terjadinya final fracture dikarenakan spring rod tidak mampu menahan tegangan yang terjadi sehingga menyebabkan fatigue failure.
Analisis Kegagalan Komponen Driver Plate dalam Cooler Clinker Pada Unit Tuban I PT. Semen Indonesia Tbk. Mohamad Miftah Fadlika Makmur; Alvian Toto Wibisono; Lukman Noerochim
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.949 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.24490

Abstract

Mesin pendingin terak (clinker cooler) berfungsi sebagai pendingin terak (clinker) yang keluar dari mesin pemanas (kiln). Drive plate berfungsi untuk membawa terak dari kiln dengan menggerakan crossbar dalam proses pendinginan terak. Beberapa pengujian dilakukan untuk mendukung hasil analisis. Uji komposisi didapatkan material driver plate berkesesuaian komposisinya dengan ASTM A709. Pengamatan makroskopik menunjukkan adanya deformasi, terlihat dari perubahan geometri. Pengamatan mikroskopik menunjukkan struktur mikro daerah yang terdeformasi mengalami strain hardening. Analisa dengan bantuan software menunjukan besar total deformation dan equivalent stress. Besar total deformasi sebesar 4.4 mm. Dan uji kekerasan menunjukkan adanya peningkatan nilai kekerasan di daerah dekat dengan kegagalan, dari 348.2 ± 9 BHN menjadi 370.6 ± 17 BHN. Faktor yang menyebabkan kegagalan adalah pemilihan material dan deformasi.Mesin pendingin terak (clinker cooler) berfungsi sebagai pendingin terak (clinker) yang keluar dari mesin pemanas (kiln). Drive plate berfungsi untuk membawa terak dari kiln dengan menggerakan crossbar dalam proses pendinginan terak. Beberapa pengujian dilakukan untuk mendukung hasil analisis. Uji komposisi didapatkan material driver plate berkesesuaian komposisinya dengan ASTM A709. Pengamatan makroskopik menunjukkan adanya deformasi, terlihat dari perubahan geometri. Pengamatan mikroskopik menunjukkan struktur mikro daerah yang terdeformasi mengalami strain hardening. Analisa dengan bantuan software menunjukan besar total deformation dan equivalent stress. Besar total deformasi sebesar 4.4 mm. Dan uji kekerasan menunjukkan adanya peningkatan nilai kekerasan di daerah dekat dengan kegagalan, dari 348.2 ± 9 BHN menjadi 370.6 ± 17 BHN. Faktor yang menyebabkan kegagalan adalah pemilihan material dan deformasi.
Karakterisasi Morfologi Sifat Akustik Dan Sifat Fisik Komposit Polypropylene Berpenguat Serat Dendrocalamus Asper Untuk Otomotif Angga Dea Saputra Hidayat; Moh Farid; Alvian Toto Wibisono
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.092 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.25275

Abstract

Kebisingan dapat mempengaruhi kenyamanan saat berkendara. Kebisingan yang disebabkan oleh lalu lintas memiliki tekanan bunyi 80-100 dB. Oleh karena itu pembuatan interior penumpang haruslah menggunakan material yang dapat mengabsorbsi suara. Sebelumnya sudah ada penelitian mengenai mengenai polypropylene berpenguat serat tandan kosong kelapa sawit dan diaplikasikan untuk interior mobil. Sehingga di penilitian ini menggunakan serat berpenguat bambu betung dengan permasalahan yang dikaji untuk mengetahui nilai koefisien absorpsi suara, sifat fisik, serta sifat mekanik. Komposisi fraksi berat serat yang digunakan adalah 10%, 15%, 20%. Tujuannya untuk mendapatkan nilai koefisien absorpsi suara terbaik. Dengan metode yang digunakan berdasarkan standartd ASTM E 1050 untuk pengujian absorbs suara. Komposit yang dibuat diharapkan mempunyai koefisien adsopsi suara yang bagus untuk diaplikasikan pada bagian interior kendaraan. Dari penelitian ini didapatkan kesimpulan, diantaranya nilai absorbsi suara yang terbaik diperoleh dari campuran 10% serat bambu betung dan 90% polypropylene dengan nilai α 0,5142.
Analisis Pengaruh Komposisi Aluminium (Al) Terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Laju Korosi Anoda Tumbal Berbasis Seng (Zn) untuk Kapal dengan Metode Pengecoran Herald Matius Unggul; Hosta Ardhyananta; Alvian Toto Wibisono
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.085 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.31835

Abstract

Baja telah digunakan dalam bidang pembuatan kapal, akan tetapi, baja rentan terhadap korosi yang menyebabkan penurunan kualitas suatu bahan akibat reaksi antara bahan dengan lingkungannya. Untuk mengatasi masalah korosi pada logam tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan proteksi katodik, yaitu salah satu metodenya adalah dengan anoda tumbal. Salah satu material yang banyak digunakan sebagai anoda tumbal pada kapal adalah seng(Zn). Seng murni dapat digunakan sebagai anoda jika kadar kotoran besi kurang dari 0,0014%. Dari penelitian terdahulu telah diketahui bahwa kadar Fe meski sangat kecil jumlahnya, misalnya 0,001%, berbahaya bagi kinerja anoda tumbal seng dimana dapat menyebabkan pengurangan arus keluaran dan daya dukung potensial anoda, karena pembentukan lapisan dari produk korosi seng terisolasi(menumpuk) di permukaan anoda. Namun, penambahan aluminium sebagai paduan pada anoda seng dapat secara efektif mengurangi dan menghilangkan efek dari Fe serta dapat mentolelir jumlah kadar Fe yang terdapat pada logam seng. Proses pemaduan logam aluminium dan seng dapat dilakukan dengan teknik pengecoran, salah satu metodenya, yaitu dengan sand casting. Dalam prosesnya peleburan logam seng(Zn) dan aluminium(Al) dilakukan dengan menggunakan electric furnace. Peleburan logam dilakukan hingga pada temperature ± 700oC. Untuk mengurangi atau mencegah adanya logam yang teroksidasi akan ditambahkan gas inert(Argon) pada proses peleburan. Dari penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai kekerasan, struktur mikro dan laju korosi dari paduan Zn-Al. Komposis daripada aluminium yang akan dipadukan adalah 0%, 0,2%, 0,4%, 0,6% yang kemudian akan dilakukan pengujian, yaitu Optical Emission spectroscopy, metallografi, dan X-RD untuk mendapatkan komposisi kimia, struktur mikro dan fasa kristalin dari logam paduan Zn-Al. Dari uji kekerasan didapatkan Zn tanpa penambahan Al mempunyai kekerasan terendah, yaitu 50,53 HB dan Zn-0,6Al dengan kekerasan tertinggi, yaitu 59,26 HB. Dari uji Tafeldidapatkan data laju korosi tertinggi, yaitu Zn-0,6Al sbesar 1,63 mm/year dan laju korosi terendah dimiliki Zn tanpa penambahan Al, yaitu sebesar 0,82 mm/year.
Pengaruh Variasi Arus Pulsed Current, Continuous Current, dan Flowrate Gas Pelindung Argon Terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Dengan Metode Tungsten Inert Gas (TIG) Priagung Surya Binathara; Wikan Jatimurti; Alvian Toto Wibisono
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1546.835 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.31938

Abstract

Paduan Tembaga-Nikel Material 90/10 CuNi merupakan salah satu material utama pemakaiannya di bidang kemaritiman, karena sifatnya yang tahan terhadap korosi baik. Paduan ini dapat disambung dengan metode las TIG. Parameter pengelasan yang tepat dengan metode las TIG dibutuhkan agar meghasilkan las yang baik. Penelitian pengelasan ini dilakukan dengan metode TIG dengan parameter variasi arus continuous current 100 Ampere, pulsed current 3 Hz, pulsed current 5 Hz dan flowrate gas pelindung argon 8 L/menit 12 L/menit, dan 16 L/menit/ Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji makro, uji komposisi kima, uji XRD, uji Mikro, dan uji kekerasan menggunakan Microvickers. Dari hasil peneltian fasa yang terbentuk setelah pengelasan adalah αCu. Struktur mikro yang terbentuk pada bagian weld metal adalah dendritik sedangkan pada bagian base metal adalah poligonal. Seiring meningkatnya flowrate gas pelindung argon, kekerasan semakin meningkat, dan pengelasan menggunakan arus pulsed current memiliki kekerasan lebih tinggi jika dibandiingkan dengan arus continous current. Nilai kekerasan tertinggi dihasilkan pada pengelasan variasi arus pulsed current 5 Hz dan flowrate gas pelindung argon 16 L/menit dengan nilai kekerasan 118 HV
Analisis Pengaruh Variasi Holding Time dan Temperatur Tempering terhadap Kekerasan Baja AISI 4340 untuk Komponen Poros Pompa Sentrifugal Multistage Horizontal dengan Metode Kang dan Lee Equation Ghazi Labib Naufal Insan; Rochman Rochiem; Alvian Toto Wibisono
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.43657

Abstract

Pompa merupakan salah satu jenis mesin konversi energi yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Pada pompa multistage, terdapat poros yang dipasangi impeler dimana umur pakai poros pompa setrifugal multistage horizontal di PG.Gending seharusnya adalah 4 tahun, tetapi ditemui kegagalan pada poros pompa buatan lokal ketika baru beroperasi selama 4 bulan. Material poros pompa multistage yang gagal tersebut tidak memenuhi standar yang ditentukan yaitu ASSAB 705. Maka optimalisasi sifat mekanik material tersebut perlu dilakukan yaitu menggunakan perlakuan panas pada material yang memiliki komposisi setara dengan ASSAB 705 yaitu baja AISI 4340. Proses perlakuan panas yang dilakukan meliputi proses hardening dengan temperatur 830oC dan holding time 30 menit. Setelah melakukan proses hardening, spesimen diberi perlakuan panas tempering dengan variabel holding time dan temperatur tempering berdasarkan perhitungan Kang dan Lee equation, yaitu 60 menit dan 120 menit dengan masing-masing terdapat tiga variabel temperatur, yaitu 535oC, 575oC dan 615oC. Pengujian kekerasan dan keausan dilakukan dan didapatkan hasil spesimen dengan kekerasan dan ketahanan aus tertinggi adalah yang diberikan tempering dengan temperatur 535oC dengan holding time 60 menit. Sedangkan yang paling rendah adalah yang diberikan tempering dengan temperatur 615oC dengan holding time 120 menit. Dimana semakin lama waktu tahan dan semakin tinggi temperatur, nilai kekerasan dan nilai tahan aus material semakin menurun.
Effect of Holding Time and Cooling Medium on Microstructure and Hardness of AISI 8655 in Hardening Process Alvian Toto Wibisono; Mavindra Ramadhani; Rochman Rochiem
IPTEK The Journal of Engineering Vol 4, No 3 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23378557.v4i3.a4280

Abstract

The microstructure transformation of AISI 8655, affecting to hardness and impact properties in various hardening processes, has been investigated in this work. AISI 8655 specimens which had been prepared before hardening processes were heated to austenite temperature and held for 30 minutes and 60 minutes then continued by rapid cooling in various medium (air, oil and water). The hardened steel specimens were tested by optical microscope to observe microstructure, brinell test and impact test respectively to measure hardness and impact strength properties. Martensite and bainite were microstructures that appeared after hardening processes. The holding time for 30 minutes gave higher hardness properties than the holding time for 60 minutes. However, the holding time for 60 minutes performed higher impact strength than that for 30 minutes. The highest of hardness was performed by the specimen cooled in water medium at 552 BHN and the highest of impact strength was performed by the specimen cooled in air medium at 7.2 J/mm2.