Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pemodelan Chemical Oxygen Demand (Cod) Sungai di Surabaya Dengan Metode Mixed Geographically Weighted Regression Asih Kurniasih Lumaela; Bambang Widjanarko Otok; Sutikno Sutikno
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.947 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v2i1.3204

Abstract

Chemical Oxygen Demand (COD) merupakan salah satu indikator pencemaran air secara kimia. Surabaya merupakan salah satu kota yang mengalami pencemaran sungai, dimana kondisi sungai di Surabaya memiliki keragaman struktur sehingga memungkinkan terjadinya perbedaan faktor yang berpengaruh pada COD. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi COD sungai di Surabaya maka dilakukan pemodelan COD dengan Mixed Geographically Weighted Regression (MGWR), metode ini memungkinkan adanya variabel prediktor yang bersifat lokal dan global. Hasil MGWR dengan menggunakan fungsi kernel Fixed Bisquare menghasilkan variabel prediktor global yang signifikan adalah Nitrat, sedangkan variabel prediktor lokal yang signifikan adalah kecepatan aliran air dan Nitrit. Namun berdasarkan uji kesesuaian model MGWR, diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara model regresi global dan MGWR dengan R2 sebesar 58,43%. Sehingga pemodelan COD sungai di Surabaya dengan GWR akan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan MGWR, dimana dengan menggunakan GWR diperoleh hasil pemodelan terbaik dengan R2 sebesar 73,8% pada penggunaan fungsi kernel Adaptive Bisquare. Berdasarkan variabel yang signifikan pada model GWR di setiap lokasi diperoleh 9 kelompok, variabel yang signifikan adalah kecepatan aliran air, debit air sungai, Fosfat, Nitrat, Amonia, dan Nitrit.
Homogenisasi sebagai Tahap Pra-Pemrosesan Kajian Perubahan Iklim dengan Metode ACMANT Sutikno Sutikno; Putri Juanita Wahab; Ardhasena Sopaheluwakan
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 18, No 3 (2017)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13023.247 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v18i3.368

Abstract

Kesalahan interpretasi hasil kajian perubahan iklim rentan terjadi pada runtun data yang tidak kontinu atau tidak homogen. Oleh karena itu, homogenitas data menjadi syarat utama dalam kajian tersebut. Homogenitas data adalah kondisi data yang nilai variansinya disebabkan oleh variansi dalam cuaca dan iklim, sehingga apabila selama perekaman data terjadi kalibrasi alat, perpindahan lokasi alat/stasiun, dan perbedaan teknik pengambilan data oleh pengamat, dapat menyebabkan data mengandung variasi non-alamiah lainnya selain karena faktor iklim dan cuaca. Tahap awal dalam kajian perubahan iklim diperlukan tahap pra-pemrosesan berupa pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas terdiri atas pengendalian kualitas basic dan pengendalian lanjutan, yaitu homogenisasi runtun data. Pengendalian kualitas basic, seperti: kasus pengulangan data yang mengindikasikan adanya kesalahan dalam perekaman data atau kesalahan pengamat saat melakukan pencatatan data, sedangkan homogenisasi data dilakukan dengan mengidentifikasi pola data. Penelitian ini menggunakan prosedur ACMANT dalam melakukan homogenisasi. Unsur cuaca yang dilakukan homogenisasi adalah temperatur di Kota Surabaya dan sekitarnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata mean temperatur hasil homogenisasi sebesar 0,1 lebih kecil daripada rata-rata  mean data asli
Homogenisasi sebagai Tahap Pra-Pemrosesan Kajian Perubahan Iklim dengan Metode ACMANT Sutikno Sutikno; Putri Juanita Wahab; Ardhasena Sopaheluwakan
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol. 18 No. 3 (2017)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31172/jmg.v18i3.368

Abstract

Kesalahan interpretasi hasil kajian perubahan iklim rentan terjadi pada runtun data yang tidak kontinu atau tidak homogen. Oleh karena itu, homogenitas data menjadi syarat utama dalam kajian tersebut. Homogenitas data adalah kondisi data yang nilai variansinya disebabkan oleh variansi dalam cuaca dan iklim, sehingga apabila selama perekaman data terjadi kalibrasi alat, perpindahan lokasi alat/stasiun, dan perbedaan teknik pengambilan data oleh pengamat, dapat menyebabkan data mengandung variasi non-alamiah lainnya selain karena faktor iklim dan cuaca. Tahap awal dalam kajian perubahan iklim diperlukan tahap pra-pemrosesan berupa pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas terdiri atas pengendalian kualitas basic dan pengendalian lanjutan, yaitu homogenisasi runtun data. Pengendalian kualitas basic, seperti: kasus pengulangan data yang mengindikasikan adanya kesalahan dalam perekaman data atau kesalahan pengamat saat melakukan pencatatan data, sedangkan homogenisasi data dilakukan dengan mengidentifikasi pola data. Penelitian ini menggunakan prosedur ACMANT dalam melakukan homogenisasi. Unsur cuaca yang dilakukan homogenisasi adalah temperatur di Kota Surabaya dan sekitarnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata mean temperatur hasil homogenisasi sebesar 0,1 lebih kecil daripada rata-rata  mean data asli