Abdul Muis Hasibuan
Indonesian Industrial and Beverage Crops Research Institute

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Usahatani Pala ( Studi Kasus: Kabupaten Bogor dan Sukabumi ) Hasibuan, Abdul Muis; Sudjarmoko, Bedy; Listyati, Dewi
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 3, No 3 (2012): Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan produsen dan eksportir pala terbesar dunia. Adanya persaingan yang semakin tinggi di pasar internasional akibat penerapan perdagangan bebas mengharuskan pala sebagai salah satu komoditas ekspor memiliki kemampuan bersaing. Penelitian ini bertujuan mengetahui keunggulan komparatif dan kompetitif usahatani pala Indonesia khususnya di Kabupaten Bogor dan Sukabumi sebagai salah satu sentra pala. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kelayakan finansial dan ekonomi serta Policy Analysis Matrix (PAM). Hasil analisis menunjukkan bahwa usahatani pala di Kabupaten Bogor dan Sukabumi memiliki kelayakan untuk diusahakan serta memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif termasuk jika terjadi peningkatan harga input dan penurunan harga output sebesar 10%. Namun usahatani pala di Kabupaten Bogor memiliki tingkat kelayakan, keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif yang lebih baik dibanding dengan Sukabumi. Intervensi pemerintah terhadap pasar input dan output belum memberikan keuntungan bagi petani.  Comparative And Competitive Advantage Analysis of Nutmeg Farming System (Case Study: Bogor And Sukabumi District)ABSTRACT Indonesia is the largest producer and exporter of nutmeg in the world. The higher competition in the international market due to the implementation of free trade agreement requires nutmeg as one export commodity has the ability to compete. This study aims to determine the comparative and competitive advantages of nutmeg farming system in Indonesia, especially in Bogor and Sukabumi District as one of the centers of nutmeg. The method of analysis used is the Policy Analysis Matrix (PAM). The analysis shows that farming nutmeg in Bogor and Sukabumi viable to cultivate and has comparative and competitive advantages, including in increasing of input prices and decreasing of output prices by 10 percent. However, nutmeg farming in Bogor has a high feasibility, comparative advantage and competitive advantage better than Sukabumi. Government intervention in input and output markets has not provided benefits to farmers.
Analisis Faktor Penentu Adopsi Benih Unggul Karet Sudjarmoko, Bedy; Listyati, Dewi; Hasibuan, Abdul Muis
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 2 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adopsi benih unggul karet untuk perluasan dan peremajaan tanaman pada perkebunan rakyat masih sangat rendah. Padahal benih unggul menjadi salah satu faktor penting dalam peningkatan produktivitas dan kualitas produk, serta dalam efisiensi produksi. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi benih unggul karet, khususnya pada perkebunan rakyat dalam rangka mendukung kebijakan pengembangan karet nasional. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Sarolangko, Jambi pada Januari-Desember 2012. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Analisis data menggunakan model persamaan struktural/Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adopsi benih unggul karet dipengaruhi secara langsung oleh harapan petani (Product Performance Expectancy/PPE), Social and Technical Influence (STI), dan harga benih unggul karet. Untuk meningkatkan adopsi benih unggul oleh petani karet, diperlukan pengembangan atribut-atribut benih unggul, terutama umur panen dan kualitas benih. Percepatan proses adopsi benih unggul karet juga dapat dilakukan melalui kegiatan diseminasi teknologi, penyebaran buku-buku panduan, petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan, leaflet dan poster, serta teknik advokasi melalui kelompok tani.Kata Kunci: Karet, benih unggul, adopsi, SEMThe adoption of rubber superior seeds by farmers for replanting and new planting is still very low. Whereas, the superior seeds to be one important factor in increasing the productivity and quality of products, as well as in production efficiency. The objective of study was to determine factors affecting the adoption of rubber superior seeds, especially to support national policy in developing of smallholder rubber development. The study was conducted in Sarolangko District, Jambi on January-December 2012. The primary and secondary data was used in this study, and then analyzed with Structural Equation Modeling (SEM). The results showed that the adoption of rubber superior seeds was directly affected by expectations farmers (Product Performance Expectancy/PPE), Social and Technical Influence/STI, and price of rubber superior seeds. To increase the adoption of rubber superior seeds it need the development of their attributes, especially in harvest old and quality of seeds. Also, to accelerate the adoption of rubber superior seeds can be done by the extentions in using of rubber superior seeds, and by dissemination of technologies through the handbooks, guidelines/technical manual/leaflet/poster/brochure, as well as the advocacy technic through the farmer groups.
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adopsi Benih Unggul Kopi di Lampung Listyati, Dewi; Sudjarmoko, Bedy; Hasibuan, Abdul Muis
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 2 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan kopi (Coffea sp.) di Indonesia sebagian besar merupakan perkebunan rakyat. Produktivitasnya masih rendah karena umumnya tidak menggunakan benih unggul, sedangkan benih unggul memiliki peranan penting dalam mencapai keberhasilan usahatani kopi. Penelitian bertujuan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan petani dalam mengadopsi benih unggul kopi. Penelitian dilakukan secara survey di Provinsi Lampung pada bulan September-Oktober 2012. Analisis data dilakukan secara deskriptif serta menggunakan Structural Equation Model (SEM). Hasil analisis menunjukkan bahwa adopsi benih unggul kopi oleh petani dipengaruhi secara langsung oleh persepsi petani terhadap benih dan ketersediaan benih unggul. Kedua variabel ini memberikan pengaruh yang positif terhadap adopsi benih unggul kopi. Beberapa indikator yang merefleksikan persepsi petani terhadap benih unggul kopi, yaitu produktivitas, ketahanan terhadap hama dan penyakit, umur panen, umur produktif, efisiensi penggunaan pupuk, kemudahan dalam pemeliharaan, dan kualitas benih. Sedangkan faktor eksternal dan karakteristik petani memberikan pengaruh tidak langsung terhadap adopsi teknologi melalui persepsi terhadap benih dan ketersediaan benih.Kata Kunci: Coffea sp., adopsi, benih unggul, persepsiCoffee (Coffea sp.) development in Indonesia are mostly in smallholders plantation. Their productivity are still low due to generally not using the superior seeds, while superior seeds have an important role in achieving the success of coffee farming. The objective of this research was to determine the factors that affected farmers to adopt coffee superior seeds. This research was conducted in survey methods in Lampung Province from September to October 2012. Data were analyzed using descriptive and Structural Equation Model (SEM). Results showed that the adoption of superior seeds by farmers were affected directly by perception on seeds and availability of superior seeds. Both of these variables have a positive effect to increase adoption. Several indicators that reflect the farmers percepetion on coffee superior seeds were productivity, resistance to pests and diseases, harvesting age, productive age, fertilizer use efficiency, ease of cultivation, and seeds quality. The external factor and farmer characteristics are affect indirectly on adoption through perception and availability of seeds.
Analisis Persepsi dan Sikap Petani terhadap Atribut Benih Kopi di Provinsi Lampung Hasibuan, Abdul Muis; Listyati, Dewi; Sudjarmoko, Bedy
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 3 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adopsi benih kopi oleh petani sangat tergantung kepada penilaian petani terhadap beberapa faktor yang tersedia. Penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi dan sikap petani terhadap atribut-atribut benih kopi (benih unggul dan lokal). Penelitian dilaksanakan di Provinsi Lampung pada bulan September sampai November 2012 dengan melakukan survei terhadap 62 orang responden. Data yang diperoleh dianalisis dengan multiatribut Fishbein. Hasil analisis menunjukkan bahwa petani menganggap bahwa atribut ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit merupakan atribut paling penting dalam adopsi benih kopi, kemudian diikuti oleh produktivitas. Atribut yang dianggap paling tidak penting adalah daya tumbuh benih. Sikap petani terhadap benih unggul kopi lebih tinggi dibandingkan benih lokal. Hal tersebut mendorong petani untuk lebih memilih menggunakan benih unggul dibandingkan benih lokal. Hasil survey menunjukkan bahwa 63,38% responden sudah menggunakan benih unggul.Kata Kunci: Kopi, benih unggul, lokal, persepsi, sikap, atributThe adoption of coffee seeds by farmer strongly infulenced by their assessment on the availability of several factors. The objective of this study was to determine the perceptions and attitudes of farmers on the attributes of coffee seeds (superior and local seeds). The research was conducted in Lampung Province in September to November 2012 with a survey of 62 respondents. Data were analyzed by Fishbein multi-attribute analysis. The results showed that the resistance to pests and diseases was the most important attributes, followed by productivity. Meanwhile seed viability attributes was the least important. The attitude of farmers towards superior seeds more higher than the local seed. It encourages farmers to prefer the superior seed compared to local seeds, and results of the survey showed that 63.38% of respondents already use the superior seed.
Profil dan Kelayakan Usahatani Kakao di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara Ermiati, Ermiati; Hasibuan, Abdul Muis; Wahyudi, Agus
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 1, No 3 (2014): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penguasaan lahan dan produktivitas kakao di tingkat petani masih sangat rendah sehingga berdampak pada rendahnya pendapatan petani. Kabupaten Kolaka merupakan salah satu sentra utama kakao dengan jumlah petani kakao sangat besar di Sulawesi Tenggara. Penelitian bertujuan mengetahui profil dan kelayakan usahatani kakao di tingkat petani. Penelitian dilaksanakan di Desa Atula dan Desa Dangia, Kecamatan Ladongi, Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara pada bulan April sampai Juli 2012. Pengambilan data menggunakan metode survei dengan wawancara langsung terhadap 30 orang petani kakao yang diambil secara acak sederhana. Data dianalisis secara deskriptif dan kelayakan usahatani melalui analisis benefit cost ratio (B/C ratio), net present value (NPV), dan internal rate of return (IRR). Hasil analisis dengan discount factor 18% per tahun diketahui nilai NPV Rp19.646.384,00; B/C ratio 2,87; dan IRR 51% sehingga diketahui usahatani layak untuk diusahakan. Pendapatan petani Rp7.697.674,00/tahun (Rp641.743,00/bulan). Jika produktivitas tetap (773 kg/ha) diperoleh break even point (BEP) harga sebesar Rp8.043,00/kg. Jika harga tetap (Rp18.000,00/kg), BEP produktivitas adalah 345,5 kg/ha/tahun. Periode pengembalian modal pada tahun keenam. Hal ini menunjukkan usahatani kakao di lokasi penelitian dapat memberikan sumbangan pendapatan ke petani, meskipun dengan keuntungan relatif kecil. Berdasarkan analisis tersebut, luas areal minimal untuk memenuhi kebutuhan hidup layak petani adalah 2 ha atau produktivitas di atas 1,5 ton/ha/tahun.Kata kunci: Profil usahatani, pendapatan petani, kelayakan usahatani, kakaoLimitation of land tenure and productivity in farmers’ level causing lower farmers income. Kolaka District is one of cocoa main producers in Southeast Sulawesi with a large number of farmers. The objective of this study was to investigate the profile and feasibility of cocoa farming system in farmers level. The research was conducted at Atula and Dangia Village, Ladongi Subdistrict, Kolaka Regency, Southeast Sulawesi, in April to July 2012. Data was collected by survey method and direct interview with 30 farmers. Data was analyzed descriptively and feasibility analysis method with criteria of benefit cost ratio (B/C ratio), net present value (NPV), and internal rate of return (IRR). The result showed that cocoa farming system is feasible (NPV of IDR19,646,384.00; B/C ratio of 2,87 and IRR of 51%). Farmers income was of IDR7,697,674.00 per year (IDR641,743.00 per month). If the yield is constant (773 kg/ha), then price break even point (BEP) is IDR8,043.00/kg. If the price is constant (IDR18,000.00/kg), then BEP of yield is 345,5 kg/ha/year. This result showed that cocoa farming gives a relatively low level of income for farmers, eventhough it is feasible. Based on those analysis, minimum area of 2 ha per households of productivity or 1.5 ton/ha/yr required to meet income decent life.
Pengaruh Teknologi Fermentasi terhadap Peningkatan Kualitas Biji dan Pendapatan Petani Kakao Djauhari, Achmad; Hasibuan, Abdul Muis; Rubiyo, Rubiyo
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 3 (2013): Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman kakao merupakan komoditas utama bagi para petani di Kabupaten Tabanan Bali dan telah lama diusahakan. Mutu dan produktivitas kakao di Tabanan umumnya masih rendah, hal ini disebabkan oleh teknologi budidaya yang masih konvensional dan adanya serangan hama dan penyakit. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh fermentasi terhadap peningkatan kualitas biji kakao dan pendapatan petani. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi di Desa Mundeh Kauh, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan dari tahun 2006 sampai 2009 dengan melibatkan satu kelompok Subak Abian (25 petani) dengan total luas areal 10 hektar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi fermentasi mampu menghasilkan kualitas biji kakao yang lebih baik. Pendapatan petani yang menerapkan teknologi fermentasi lebih besar dibandingkan yang tidak menerapkan teknologi fermentasi, demikian juga halnya dengan tingkat kelayakan finansialnya.Kata Kunci: Kakao, fermentasi, kualitas biji, pendapatan petaniCacao is a major commodity for farmers in Tabanan regency of Bali and had long been cultivated. The quality and productivity of cacao in Tabanan generally low caused by still using the conventional technology and pests and disease attack. The objectives of this study was to analyze the effect of fermentation technology for increasing the quality of cocoa beans and farmers income. The observation method involving the Subak Abian Group (25 farmers with a total area of 10 ha) in Mundeh Kauh Village, West Selemadeg, Tabanan District from 2006 until 2009 was used in this study. Result showed that fermentation technology was able to produce a better quality of cocoa beans. Income of farmers who applying fermentation technology was greater than the farmers who did not apply fermentation technology. The application of fermentation technology can significantly improve the financial feasibility.