Citra Fitrie Riany
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Populasi Burung Jalak Bali (Leucopsar rothschildi, Stresemann 1912) Hasil Pelepasliaran di Desa Ped dan Hutan Tembeling Pulau Nusa Penida, Bali Citra Fitrie Riany; Aunurohim Aunurohim
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (719.06 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v2i2.4056

Abstract

Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) dalam Red Data Book IUCN tahun 2012 dikategorikan sebagai satwa yang paling terancam punah (Critically Endangered). Pengurangan daerah jelajah dan ditambah lagi penangkapan burung secara ilegal untuk perdagangan ataupun sebagai burung peliharaan telah menurunkan jumlah populasi liarnya di alam sampai batas kritis terendah. Salah satu usaha konservasi ex situ terhadap Jalak Bali telah dilakukan oleh Friends of the National Parks Foundation (FNPF) yaitu pelepasliaran Jalak Bali di Pulau Nusa Penida untuk mencegah kepunahan Jalak Bali di alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi populasi dan penggunaan habitat Jalak Bali hasil pelepasliaran di Desa Ped dan Hutan Tembeling, Pulau Nusa Penida, Bali. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 Januari - 12 Februari 2013 di Hutan Tembeling dan Desa Ped, Pulau Nusa Penida, Bali. Lokasi pengamatan ditentukan berdasarkan observasi awal yaitu 6 stasiun di Hutan Tembeling dan sekitarnya serta 5 stasiun di Desa Ped. Sampling populasi Jalak Bali dilakukan dengan menggunakan metode terkonsentrasi (Purposive Random Sampling) dengan cara membuat plot imajiner berbentuk lingkaran dengan jari-jari ±150 m selama maksimal 30 menit. Hasil penelitian menunjukkan Jalak Bali hanya ditemukan di Desa Ped sebanyak 25±2 ekor. Habitat Jalak Bali di Desa Ped mendiami wilayah sekitar Yayasan, Pura Dalem, Pura Puseh, Banjar Sental, dan Banjar Biaung. Jalak Bali memanfaatkan 29 spesies tumbuhan dari habitus semak hingga pohon. Jalak Bali di Desa Ped menggunakan sarang dari nest box dan sarang alami di Pohon Ancar dan Pohon Randu (Ceiba pentandra). Pohon Kelapa (Cocos nucifera) merupakan tumbuhan yang paling sering dimanfaatkan Jalak Bali di seluruh lokasi. Sedangkan Pohon Bunut (Ficus glabela) merupakan spesies yang paling bermanfaat bagi Jalak Bali sebagai tempat bertengger, mencari makan, dan bersarang