Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN RELE GANGGUAN TANAH PADA GARDU INDUK AMPENAN Helni Septa Utani; Supriyatna .; Supriono .
DIELEKTRIKA Vol 4 No 2 (2017): DIELEKTRIKA
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Koordinasi sistem proteksi tenaga listrik bertujuan mengamankan gangguan pada sistem tenaga listrik untuk meminimumkan lamanya gangguan dan pelanggan yang terkena gangguan. Laporan bagian gangguan PT. PLN (Persero) APDP Mataram menunjukkan data gangguan yang terjaadi pada GI (Gardu Induk) Ampenan khususnya pada Penyulang Cemara dan Gunungsari tahun 2014 masing-masing mengalami gangguan 3005 menit per tahun dan 4219 menit per tahun. Gangguan tersebut merupakan gangguan hubung singkat yang menyebabkan OCR dan EFR bekerja. Penelitian ini menganalisis arus gangguan hubung singkat menggunakan software ETAP v7.5, dan koordinasi peralatan proteksi menggunakan software Power Plot 2.5 demo dan membandingkan TCC antara setting rele kondisi eksisting dan hasil perhitungan. Karateristik OCR dan EFR menggunakan standar invers. OCR standar inverse akan dikombinasikan dengan instantaneous. Hasil perhitungan TMS didapatkan untuk Penyulang Cemara dan Penyulang Gunungsari masing-masing 0,16 dan 0,15, sesuai arus gangguan penyulang. Sedangkan TMS kondisi eksisting untuk Penyulang Cemara dan Penyulang Gunungsari masing-masing 0,1 dan 0,05. Nilai setting OCR dan EFR yang direkomendasikan pada Penyulang Cemara dan Gunungsari sudah baik karena dapat memberikan waktu bagi fuse bekerja lebih dahulu untuk mengamankan gangguan sehingga koordinasi proteksi yang tepat dapat tercapai. Kata Kunci : Koordinasi proteksi, OCR, EFR, Gangguan hubung singkat ABSTRACT The Coordination of electrical power protection system aimed at securing an appropriate The Coordination of electrical power protection system aimed at securing an appropriate disturbance in power systems with a view to minimizing the duration of disruption and minimizes the number of customers affected by disturbances. PT. PLN (Persero) APDP Mataram fault section report shows fault occurrence data in Ampenan Substation, specifically for Feeder Cemara and Gunungsari in 2014, 3005 minutes per year and 4219 minutes per year respectively. These faults were short-circuit fault that caused OCR and EFR to operate. This final project analyzing the flow of short circuit fault of aid ETAP software v 7.5, and coordinating protection devices using Power Plot 5.2 software demo that was done by comparing the TCC between existing conditions relay setting and calculation result. Characteristics of relay that is used in the Ampenan substation for OCR and EFR is standard inverse. OCR standart inverse will combination with instantaneous. While the result TMS is obtained for the Cemara feeder and Gunungsari feeder are 0,16 and 0,15 this condition are accordance with the current major disruption to the feeder. Meanwhile, TMS existing condition for Feeder Cemara and Gunungsari are 0.1 and 0.05 respectively. Setting value of OCR and EFR recommended by Feeder Cemara and Gunungsari is good enough because of its capabilities to give a chance for fuse to operate earlier so that perform protection coordination precisely. Key words: Protection coordination, OCR, EFR, short-circuit fault
REALISASI INVERTER MULTILEVEL CASCADED H-BRIDGE (CHB) 5 TINGKAT SATU FASA MENGGUNAKAN ARDUINO MEGA 2560 Aziz Hari Priyono; Supriono .; I Nyoman Wahyu Satiawan
DIELEKTRIKA Vol 4 No 2 (2017): DIELEKTRIKA
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peralatan konversi daya memiliki peran penting dalam sistem kelistrikan, salah satu alat konversi daya yang banyak digunakan adalah inverter. Inverter sebagai peralatan elektronika sangat banyak digunakan di dunia industri maupun peralatan rumah tangga. Efisiensi inverter yang rendah dikarenakan oleh unjuk kerjanya yang tidak maksimal dapat mengurangi kualitas tegangan keluarannya dan menghasilkan kandungan harmonisa rendah yang besar. Inverter multilevel Cascaded H-Bridge (CHB) adalah salah satu inverter multilevel jenis jembatan yang disusun secara bertingkat. Topologi inverter ini banyak digunakan karena kelebihan yang dimiliki diantaranya bentuk gelombang tegangan yang lebih mendekati sinusoidal atau menghasilkan distorsi harmonisa yang kecil, dan dapat mencatu aplikasi daya tinggi. Pada penelitian ini akan dirancang inverter multilevel Cascaded H-Bridge (CHB) 5-tingkat satu-fasa menggunakan skema teknik modulasi carrier-based PWM, yaitu teknik modulasi multicarrier phase-shifted dan level-shifted, dimana sinyal pulsa akan dibangkitkan menggunakan Arduino Mega 2560. Teknik modulasi multicarrier phase-shifted adalah teknik modulasi yang terbaik performanya, dengan nilai THD sebesar 16,4%. Sedangkan dari ketiga skema pada teknik modulasi multicarrier level shifted skema yang paling baik performanya adalah skema POD, dengan THD sebesar 22,8%.