Puji Astutik
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Membaca Hierarki Ruang Perempuan pada Masyarakat Budaya Padi Kasepuhan Ciptagelar melalui Boeh Puji Astutik; Susilo Kusdiwanggo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nusantara merupakan wujud dari keberagaman budaya, salah satu budaya yang menunjukan jati diri bangsa Indonesia adalah budaya padi (padi culture) yang dipegang teguh oleh masyarakat Kasepuhan Ciptagelar. Segala aktivitas yang berkaitan dengan padi dan turunannya diperjalankan dengan ritual. Dalam ritual terdapat ruang khusus perempuan yang ditandai oleh busana yang dipakai perempuan. Busana merupakan salah satu media yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Dalam penelitian ini busana sebagai prasyarat ritual. Busana putih merupakan domain budaya busana yang wajib dipakai ketika melaksanakan ritual yang melakukan kontak langsung dengan pencipta melalui karuhun. Boeh yang dipakai oleh pemimpin ritual di atas kepala menunjukan kehadiran ruang perempuan dan hierarkinya. Penciptaan struktur ruang perempuan tidak terlepas dari konsep sakuren atau fenomena sepasang yang merupakan dasar falsafah masyarakat. Implementasi sakuren pada ruang perempuan berjalan secara koeksistensi sebagai dualisme harmoni. Setiap entitas dalam relasi sakuren memiliki kualitas busana yang berbeda. Kualitas busana inilah yang menunjukan derajat sebuah ritual dan hierarki ruang perempuan. Untuk menemukan relasi sakuren dari domain budaya busana dengan hierarki ruang perempuan, penelitian ini menggunakan metode kualitatif-eksplanatif dengan paradigma empiris. Hasil penelitian menunjukan bahwa setiap derajat ritual memiliki ketentuan khusus kualitas busana yang dipakai. Kualitas busana yang menghadirkan boeh pada perempuan adalah hierarki tertinggi ruang perempuan. Terbuktinya implementasi sakuren dalam ruang perempuan yang ditinjau dari domain budaya busana yang menentukan hierarki ruang perempuan, maka penelitian ini mampu memperkuat hipotesis yang diujikan dari penelitian terdahulu.
Membaca Hierarki Ruang Perempuan pada Masyarakat Budaya Padi Kasepuhan Ciptagelar melalui Boeh Puji Astutik; Susilo Kusdiwanggo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nusantara merupakan wujud dari keberagaman budaya, salah satu budaya yang menunjukan jati diri bangsa Indonesia adalah budaya padi (padi culture) yang dipegang teguh oleh masyarakat Kasepuhan Ciptagelar. Segala aktivitas yang berkaitan dengan padi dan turunannya diperjalankan dengan ritual. Dalam ritual terdapat ruang khusus perempuan yang ditandai oleh busana yang dipakai perempuan. Busana merupakan salah satu media yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Dalam penelitian ini busana sebagai prasyarat ritual. Busana putih merupakan domain budaya busana yang wajib dipakai ketika melaksanakan ritual yang melakukan kontak langsung dengan pencipta melalui karuhun. Boeh yang dipakai oleh pemimpin ritual di atas kepala menunjukan kehadiran ruang perempuan dan hierarkinya. Penciptaan struktur ruang perempuan tidak terlepas dari konsep sakuren atau fenomena sepasang yang merupakan dasar falsafah masyarakat. Implementasi sakuren pada ruang perempuan berjalan secara koeksistensi sebagai dualisme harmoni. Setiap entitas dalam relasi sakuren memiliki kualitas busana yang berbeda. Kualitas busana inilah yang menunjukan derajat sebuah ritual dan hierarki ruang perempuan. Untuk menemukan relasi sakuren dari domain budaya busana dengan hierarki ruang perempuan, penelitian ini menggunakan metode kualitatif-eksplanatif dengan paradigma empiris. Hasil penelitian menunjukan bahwa setiap derajat ritual memiliki ketentuan khusus kualitas busana yang dipakai. Kualitas busana yang menghadirkan boeh pada perempuan adalah hierarki tertinggi ruang perempuan. Terbuktinya implementasi sakuren dalam ruang perempuan yang ditinjau dari domain budaya busana yang menentukan hierarki ruang perempuan, maka penelitian ini mampu memperkuat hipotesis yang diujikan dari penelitian terdahulu.