Antariksa Sudikno
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

GEOMETRI DAN PROPORSI BENTUK CANDI ANGKA TAHUN DI BLITAR JAWA TIMUR Zakharia Sahat Maruly Nababan; Antariksa Sudikno; Noviani Suryasari
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1006.796 KB)

Abstract

Candi Angka Tahun merupakan salah satu bagian dari kompleks Candi Penataran. Candi ini merupakan simbol arsitektur dalam peradaban manusia pada massa itu. Candi Angka Tahun memiliki bentuk arsitektur yang dikelompokkan dalam langgam Jawa Timur dan memiliki bagian yang lengkap, maka perlu adanya perlakuan khusus terhadap candi ini dan diketahui bagaimana geometri serta proporsinya. Dengan bentuk yang khas, Candi Angka Tahun ini memiliki beberapa transformasi bentuk yang perlu dianalisis serta ukuran yang perlu dikaji. Dalam studi ini akan dilakukan analisis geometri dan proporsi bentuk dasar dari Candi Angka Tahun tersebut. Dalam analisis geometri akan dikaji dimana bagian dari candi tersebut yang memiliki bentuk persegi, lingkaran, dan segitiga serta bagian yang berupa sebuah transformasi bentuk. Setelah itu proses analisis dilanjutkan dengan kajian proporsi yang mengukur bagian pada setiap elemen pembentuk candi yang hasilnya nanti berupa perbandingan setiap bagian serta elemen Candi Angka Tahun tersebutKata kunci: geometri, proporsi, Candi Angka Tahun
GEOMETRI ORNAMEN MASJID AL WUSTHO MANGKUNEGARAN Anita Widi Puspitasari; Antariksa Sudikno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia memiliki berbagai macam budaya dan agama, salah satunya yaitu agama Islam dengan sebagian besar masyarakat Indonesia menganut agama tersebut. Kota Surakarta merupakan salah satu kota yang terdapat penyebaran agama Islam. Salah satu masjid tertua Kota Surakarta yaitu Masjid Al Wustho yang dirancang oleh arsitek Belanda bernama Herman Thomas Karsten yang diselesaikan pada masa Mangkunegaran VII. Ornamen merupakan bagian dari visual bangunan yang di dalamnya terdapat geometri yang membentuk keunikan pada bentuk-bentuk ornamen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengenalasisi geometri ornamen Masjid Al Wustho Mangkunegaran melalui unsur geometri. Metode yang digunakan adalah metode analisis-deskriptif. Pengumpulan data yang diperoleh berdasarkan observasi lapangan dan mendokumentasikan bagian ornamen bangunan masjid sehingga data yang diperoleh dapat digunakan untuk menganalisis tentang geometri dan menarik kesimpulan tentang geometri ornamen Masjid Al Wustho Mangkunegaran.Kata kunci: Masjid Al Wustho Mangkunegaran, geometri, ornamen
Pelestarian Bangunan Hunian Hindia Belanda Pabrik Gula Semboro Jember Achmad Faeri Fahrur Rozi; Antariksa Sudikno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Jember memiliki latar belakang Industrialisasi yang dilakukan pihak swasta pada masa Pemerintahan Hindia Belanda. Tiga kawasan pabrik gula merupakan peninggalan sejarah dari masa Pemerintahan Hindia Belanda yang tidak menua dengan cukup baik hingga saat ini. Pabrik Gula Semboro merupakan satu-satunya kawasan pabrik gula yang masih bertahan dan kental dengan karakter Arsitektur Hindia Belanda. Perubahan yang terjadi pada bangunan huniannya menjadi dasar dari perlunya pelestarian bangunan. Penelitian ini menitikberatkan pada analisis terhadap karakter spasial, visual dan struktural dari lima tipe hunian di kawasan pabrik. Dari analisis tersebut kemudian dikembangkan menjadi strategi pelestarian yang disesuaikan pada hasil penilaian makna kultural dalam rangka menentukan potensi pelestarian dari tiap variabel analisis. Penelitian kualitatif dilakukan dengan tiga metode penelitian yaitu metode analisis-deskriptif, metode evaluasi dan metode development. Analisis pada hunian didasarkan pada variabel yang telah ditetapkan berdasarkan tiga karakter bangunan. Metode pelestarian yang digunakan yaitu rehabilitasi, konservasi dan preservasi bangunan bersejarah.
PELESTARIAN BANGUNAN STASIUN KERETA API CILACAP talitha nurin tamimi; antariksa sudikno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 6, No 4 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Cilacap merupakan kota industri yang berada di Jawa Tengah,namun kota ini juga memiliki peninggalan bersejarah, Salah satunya Stasiun Kereta Api Cilacap. Stasiun ini sudah ada dari zaman penjajahan belanda dan pernah di bom pada tahun 1942 oleh Angkatan Laut Jepang. Kemudian stasiun ini dibangun kembali pada tahun 1943 dengan arsitek Thomas Nix (1904-1998). Sejak saat itu, Stasiun Kereta Api Cilacap ini belum mengalami perubahan. Keunikan bangunan ini, yaitu menggunakan gaya Nieuwe Bouwen, tetapi tetap memasukan unsur lokal pada pilar-pilar area drop off. Unsur lokal yang digunakan adalah bunga Wijayakusuma yang merupakan lambang dari Kota Cilacap. Oleh karena itu, dilakukannya studi ini didasari tujuan untuk menganalisis dan mengidentifikasi karakter arsitektural yang terdapat pada bangunan. Serta menentukan strategi arahan pelestarian fisik sesuai hasil penilaian makna kultural yang ditetapkan. Diharapkan studi ini dapat berguna sebagai tindakan untuk mencegah agar bangunan tetap terpelihara sesuai dengan kebutuhan.
Konstruksi Sambungan Kayu pada Rumah Tradisional di Desa Sawoo Kabupaten Ponorogo Hevi Palupi; Antariksa sudikno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (981.872 KB)

Abstract

ABSTRAKRumah sinom dan rumah bucu merupakan dua tipe rumah tradisional yang ada di Desa Sawoo Kabupaten Ponorogo. Keunikan rumah tradisional ini yaitu memiliki rumusan model proporsi yang mampu menjadi satu karakteristik rumah tradisional Ponorogo. Rumah tradisional ini merupakan bangunan yang masih berfungsi sebagai rumah tinggal dan mampu bertahan hingga puluhan tahun. Sampai saat ini rumah tradisional tersebut masih bertahan dan belum banyak mengalami perubahan pada material dan juga konstruksinya. Berdasarkan data yang ada pada lokasi, terdapat lima klasifikasi yang berasal dari tipe rumah. Kelima klasifikasi tersebut memiliki bermacam-macam sambungan yang dapat diidentifikasi pada tiap rumah dan juga perbedaannya pada setiap klasifikasi rumah tradisional. Selain ragam sambungan yang digunakan, juga terdapat nilai arsitektural yang ada pada konstruksi rumah tradisional tersebut. Nilai arsitektural yang ada pada setiap klasifikasi rumah menandakan hirarki dari rumah tradisional itu sendiri. Material dan juga dimensi ukuran yang digunakan pada setiap rumah tidak memiliki perbedaan yang signifikan pada setiap klasifikasinya.Kata kunci: rumah bucu sinom, konstruksi kayu, sambungan kayu, rumah tradisionalABSTRACTSinom and Bucu House are two types of traditional house preserved in the Village of Sawoo, Region of Ponorogo. The uniqueness of these traditional houses lies in their formula of proportion model which gives them a certain characteristic that only the traditional house of Ponorogo has. These houses are still as functional as any present dwelling and are able to survive decades. They stand still until today and there are no significant changes applied both on their material and construction. Based on the data collected on site, there are five classifications derived from the type of the house. These classifications contain various joints and differences that can be identified on every house. Next to the used joints, there are also architectural values that can be found in the construction of the house based on its classification. These values show hierarchy of the house. Meanwhile, materials and dimensions used on every house do not have significant differences based on its classification.Keywords: Sinom Bucu House, wood construction, Wood Construction Connector, traditional house
Pola Ruang Pada Ritual Konghucu (Sang Bien) di Klenteng Eng An Kiong Malang Hera Aulia Rahmah; Antariksa Sudikno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Klenteng merupakan tempat aktivitas keagamaan bagi tiga umat sekaligus, yaitu umat Konghucu, Tao dan Buddha “Tri Dharma” (tiga ajaran). Adanya pembagian fungsi bagi tiga kepercayaan menjadikan klenteng memiliki pola ruang yang berbeda dengan rumah ibadah lain yang hanya digunakan untuk satu kepercayaan. Hal ini berpengaruh terhadap kegiatan ritual Sang Bien yang terdapat di klenteng Eng An Kiong Malang. Studi ini mencoba menganalisis pola yang terbentuk akibat penggunaan ruang (pola ruang) oleh jemaat ritual Sang Bien di Klenteng Eng An Kiong Malang dan juga pemaknaan terhadap pola tersebut. Metode yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif dengan pendekatan pengambilan data berupa Collaborative Social Research. Peneliti melakukan mapping (pemetaan) pada areaarea yang digunakan dan melihat pola yang terbentuk dari pemetaan tersebut kemudian mencoba mencari maknanya. Hasil yang diperoleh berupa jenis pola ruang yang terbentuk pada ritual Sang Bien di Klenteng Eng An Kiong Malang, yaitu pola spiral atau melingkar dengan orientasi berlawanan arah jarum jam atau menuju arah kiri. Pola ini terbentuk akibat pergerakan jemaat yang mengitari bangunan klenteng dengan poros atau titik awal berada di Ruang Suci Utama dan berakhir di area Sayap Kiri Bangunan. Makna orientasi yang berlawanan arah jarum jam ini ialah agar masyarakat Tionghoa terhindar dari keburukan-keburukan yang akan datang.
Ekistics dalam Permukiman Masyarakat Manggarai (Studi Kasus : Kampung Megalitik Todo, Nusa Tenggara Timur) Dezzalina Dyana Paramita; Antariksa Sudikno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Flores merupakan sebuah pulau yang berada di wilayah Nusa Tenggara Timur. Di dalamnya terdiri dari delapan suku dengan Manggarai sebagai suku terbesarnya. Sebagai suku terbesar, tentunya Manggarai memiliki kebudayaan lokal yang beragam termasuk kebudayaan yang diwariskan pada masa pra sejarah yang berbentuk tradisi megalitik. Didukung dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, ditemukan tiga permukiman megalitik di Manggarai yaitu Kampung Ruteng Pu’u, Wae Rebo dan Kampung Todo. Namun dalam silsilahnya, Todo memiliki peran besar dalam pembentukan Manggarai karena dalam sistem pemerintahannya, Todo merupakan cikal bakal terbentuknya Manggarai pada masa lampau berbentuk kedaluan. Dengan tingkatan tersebut, Todo menjadi menarik untuk dibahas karena menyisakan banyak sejarah dan artefak megalitik sebagai bukti keberadaan masyarakat masa lampau. Namun, seiring berkembangnya jaman muncul kemungkinan adanya perkembangan permukiman yang dapat menyebabkan biasnya tatanan permukiman. Untuk itu, penelitian ini akan mengkaji mengenai keberlanjutan perkembangan permukiman Kampung Todo dengan mengetahui kondisi permukiman Todo berdasarkan teori Ekistics yaitu nature, network, man, society, dan shells. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif dengan pendekatan etic dan emic. Data yang diperoleh merupakan hasil observasi dan wawancara. Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa elemen yang memiliki kontribusi paling besar dalam perkembangan permukiman Kampung Todo adalah elemen shellsnya.   Kata kunci: Kampung Todo, megalitik, ekistik
Upaya Pelestarian Rumah 1870 di Kampung Heritage Kayutangan Kota Malang Afifah Khairunnisa; Antariksa Sudikno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kayutangan memiliki kampung wisata, yaitu Kampung Heritage Kayutangan, dengan nuansa Hindia Belanda. Namun, terjadi perubahan karakter pada bangunan, sehingga tidak semua bangunan menerapkan gaya arsitektur Hindia Belanda dan diperlukan upaya untuk menjaga dan merawat bangunan supaya terjaga keasliannya. Salah satu rumah tinggal rumah tinggal tertua yang termasuk pada kampung tersebut adalah Rumah 1870, dengan menerapkan gaya arsitektur Hindia Belanda. Tujuan penelitian ini untuk menentukan upaya pelestarian pada Rumah 1870. Metode yang digunakan adalah metode evaluatif dan development. Hasil studi menunjukkan bahwa karakter arsitektur Rumah 1870 memiliki potensi untuk dilestarikan. Upaya pelestarian pada karakter arsitektur) berdasarkan klasifikasi potensi, pada karakter visual dilakukan preservasi dan konservasi, sedangkan karakter spasial preservasi, konservasi dan adaptasi.