Sri Wahyuni LS
STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA LAMA MENJALANI HEMODIALISIS DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RS GATOEL MOJOKERTO Heni Purwati; Sri Wahyuni LS
Bahasa Indonesia Vol 5 No 2 (2016): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/kep.v5i2.165

Abstract

Terapi Hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronik dapat merubah kondisi fisik, psikologi, sosial dan ekonomi pasien karena harus dijalani seumur hidupnya. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien sehingga lama menjalani hemodialisis merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik. Kualitas hidup merupakan penilaian yang terfokus pada penerimaan individu terhadap kondisiya. Setiap individu membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk menerima segala kondisinya. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui Hubungan antara Lama Menjalani Hemodialisis dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik di RS Gatoel Mojokerto. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional design. Populasinya adalah pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis sebanyak 150 orang. Sampel penelitian ini diambil menggunakan teknik nonprobability sampling dengan tipe purposive sampling sebanyak 103 orang. Data diperoleh dari kuesioner KDQoL 36. Hasil penelitian menggunakan uji spearman rho dengan bantuan SPSS V.16 menunjukan p < α (0,006 < 0,05). Artinya H0 ditolak sehingga, Ada Hubungan antara Lama Menjalani Hemodialisis dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal kronik di RS Gatoel Mojokerto. Kualitas hidup pasien mengalami fluktuasi berdasarkan tahapan adaptasi terhadap hemodialisis dan penyakit. Namun sebagian besar pasien menjalani hemodialisis lebih dari 12 bulan memiliki kualitas hidup yang cukup karena pasien sudah terbiasa dengan terapi beserta gejala dan komplikasi yang dirasakanya. Tetapi ada faktor lain yang mempengaruhi kualitas hidup seperti jenis kelamin, status pernikahan dan tingkat pendidikan. Pasien juga diharapkan mematuhi anjuran dan larangan yang diberikan guna meningkatkan kualitas hidup pasien.