Ratna S. Alifen
Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PEMBUATAN PROGRAM ANALISA BIAYA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BELI-SEWA BACKHOE Fandi .; Christopher .; Ratna S. Alifen
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.551 KB)

Abstract

Dalam pengadaan alat berat untuk sebuah proyek konstruksi, dikenal dua alternatif pemilihan yaitu beli dan sewa. Keputusan pemilihan alternatif dalam pengadaan alat berat dapat diambil setelah melakukan analisa biaya beli dengan biaya sewa. Parameter- parameter yang dipertimbangkan dalam analisa biaya beli dengan biaya sewa adalah biaya kepemilikan, biaya operasional, biaya sewa, dan nilai sisa dengan mempertimbangkan nilai uang terhadap waktu.Dalam skripsi ini, dihasilkan sebuah program yang akan membantu manajer proyek dalam menentukan pilihan alternatif pengadaan alat berat. Program ini dikhususkan pada peralatan backhoe. Program dibuat dengan menggunakan bahasa pemograman PHP yang berbasis web browser dengan harapan dapat diakses melalui internet.Program ini menghasilkan grafik yang dapat menunjukkan hubungan antara biaya dan jam penggunaan alat untuk membantu dalam keputusan beli-sewa backhoe.
ANALISIS PRODUKTIVITAS PEKERJAAN PONDASI BORED PILE (STUDI KASUS PADA BANGUNAN PERKANTORAN 31 LANTAI) Abraham Putra Lesmana; Ratna S. Alifen
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.936 KB)

Abstract

Deep foundation is commonly used on high rise buildings. In most big cities people often uses bored pile as their deep foundation because bored pile is undisplacement pile, which means it doesn’t replace the underground earth that will cause pressure to the surrounding buildings. Bored pile doesn’t cause sound pollution and has minimum vibration so it doesn’t harm the environment. This research’s goal is to analyze the productivity of bored pile construction and the factors which influencing it. This research uses unit completed method and multiple regression analysis to analyze the factors. The results of the mean productivity measurement of bored pile with diameter 800mm is 3,84 m’/hour/equipment. Decrement of productivity is influenced by factors of equipment (83,37 workhours lost;40,39%), environtment(5,52 workhours lost;2,68%), labor (63,3 workhours lost;30,66%), material (4,77 workhours lost;2,31%), and management (49,46 workhours lost;23,96%).
PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL Allan Subrata Ottong; Felix Yuwono; Ratna S. Alifen; Paulus Nugraha
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.942 KB)

Abstract

Pembangunan rumah tinggal di Indonesia adalah salah satu kegiatan konstruksi yang turut menyumbang kerusakan lingkungan. Secara global, sektor konstruksi mengkonsumsi 50% sumber daya alam, 40% energi, dan 16% air. Konstruksi juga menyumbangkan emisi CO2 terbanyak (45%). Dampak lingkungan tersebut memerlukan solusi agar kegiatan konstruksi dapat terus terlaksana denganupaya mengurangi dampak lingkungan tersebut. Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan sistem pembangunan yang berkelanjutan atau sustainable construction.Penelitian ini membahas penerapan konsep sustainable pada rumah tinggal dari segi material, dan juga membahas mengenai contoh penerapan alternatif material sustainable pada rumah tinggal. Metode penelitian yang digunakan adalah analisa deskriptif untuk pemenuhan poin-poin MRC (Material and Resources Cycle) dari Greenship Homes dari elemen dan subelemen dari contoh permodelan rumah tinggal, dan analisis deskriptif terhadap siklus material dan konsep 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle). Hasil penelitian ini adalah berupa contoh penerapan alternatif material pada rumah tinggal yang memenuhi konsep sustainable dari segi material. Dari konsep 3R, konsep reduce adalah konsep yang paling sering dipenuhi. Dari siklus materialnya, penerapan konsep sustainable paling banyak terjadi pada tahapan transportasi dan pemrosesan. Dari pemenuhan poin MRC, poin yang paling banyak terpenuhi adalh poin yang berkaitan dengan material yang diproses secara ramah lingkungan dan penggunaan material lokal.
KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR Wiliem Koe; Regina Cynthia Rose; Ratna S. Alifen
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.761 KB)

Abstract

Kegiatan konstruksi berdampak negatif terhadap lingkungan dengan adanya pengurangan lahan bebas/hijau, penggunaan material yang sebagian besar diperoleh dari sumber daya alam, penggunaan alat berat dan transportasi selama proses konstruksi yang menyebabkan polusi. Dampakdampak negatif ini menjadi perhatian masyarakat sehingga perencana dan ahli konstruksi mengembangkan konsep sustainable construction yang salah satunya dikenal dengan konsep green construction. Dalam konsep ini, kontraktor tidak hanya bertanggung jawab untuk mendirikan bangunan yang kuat dan efisien saja, tetapi juga perlu memperhatikan lingkungan. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisa kepentingan dan implementasi green construction oleh kontraktor mulai dari pekerjaan persiapan hingga finishing. Metode pengolahan data menggunakan statistik untuk mengetahui nilai ratarata dan varians dari setiap poin-poin green construction untuk setiap tahap pekerjaan, yang kemudian dibuat ranking untuk setiap poin tersebut. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa secara keseluruhan kontraktor di Surabaya sudah memperhatikan dan mengimplementasikan green construction dengan baik.
PERANAN KONTRAKTOR DALAM PEKERJAAN GALIAN TANAH BASEMENT TERHADAP ASPEK LINGKUNGAN I Made Suryana Suastino; Robertus Kevin Kuncoro; Ratna S. Alifen
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.47 KB)

Abstract

Keterbatasan lahan memacu perkembangan konstruksi yang memanfaatkan lahan semaksimal mungkin. Konstruksi basement menjadi salah satu pilihan untuk pemanfaatan lahan yangada. Pelaksanaan konstruksi basement tidak bisa dilepaskan dari pekerjaan galian tanah. Pekerjaan galian tanah dapat memberikan pengaruh terhadap lingkungan. Oleh karena itu kontraktor perlu memperhatikan aspek lingkungan dalam melaksanakan setiap tahapan pekerjaan galian tanah basement. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui peran kontraktor terhadap aspek lingkungan pada pekerjaan galian tanah basement. Selain itu, penelitian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui tahapan pekerjaan yang dominan terhadap aspek lingkungan. Metode pengolahan data menggunakan statistik untuk mengetahui nilai rata-rata dan varian dari setiap tahapan pekerjaan galian tanah. Dari nilai rata-rata dan varian yang diperoleh, maka dibuat peringkat untuk setiap tahapan dalam pekerjaan galian tanah basement. Dari hasil penelitian diketahui bahwa tahap perencanaan merupakan tahap yang dominan dilakukan kontraktor dalam aspek lingkungan, dilanjutkan dengan tahap persiapan, tahap pemindahan tanah, dan tahap penggalian. Dari seluruh nilai tahapan yang diperoleh, peran kontraktor terhadap aspek lingkungan dalam pekerjaan galian tanah basement tergolong baik.
PENGARUH TINDAKAN TIDAK AMAN (UNSAFE ACT) DAN KONDISI TIDAK AMAN (UNSAFE CONDITION) TERHADAP KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI Digma Primadianto; Sandra Karisma Putri; Ratna S. Alifen
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 7, No 1 (2018): FEBRUARI 2018
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (764.242 KB)

Abstract

Proyek konstruksi pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan yang mengandung unsur berbahaya dari berbagai hal. Kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian yang tidak diperkirakan dan tidak dikehendaki oleh siapapun. Pada umumnya sumber kecelakaan kerja adalah akibat tindakan tidak aman dari pekerja (Unsafe Act) dan kondisi tidak aman di lapangan (Unsafe Condition). Banyak literatur menyimpulkan bahwa mayoritas kecelakaan kerja diakibatkan oleh tindakan tidak aman pekerja dibandingkan kondisi tidak aman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tindakan tidak aman pekerja dan kondisi lingkungan kerja yang tidak aman terhadap kejadian kecelakaan kerja di proyek konstruksi. Penelitian ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada pekerja konstruksi proyek high-rise building. Penelitian kuantitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menunjukkan dan memberikan model persamaan hubungan antara tindakan tidak aman (Unsafe Act) dan kondisi tidak aman (Unsafe Condition) terhadap kejadian kecelakaan kerja konstruksi. Pada penelitian ini, model yang dihasilkan telah dinyatakan signifikan. Hasilnya diperoleh bahwa tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman memiliki pengaruh 63,7% dalam menyebabkan kejadian kecelakaan kerja konstruksi
PRODUKTIVITAS PEKERJA PADA PEKERJAAN BETON BERTULANG PROYEK BANGUNAN BERTINGKAT (Studi Kasus Proyek Bangunan Condominium TP6) Fransisco Ardi; Kefin C. Wanandy; Ratna S. Alifen
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 4, No 2 (2015): AGUSTUS 2015
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.236 KB)

Abstract

Mayoritas pekerjaan bangunan bertingkat pada umumnya adalah pekerjaan struktur beton bertulang. Pekerjaan struktur beton bertulang adalah pekerjaan bekisting, penulangan, dan pengecoran. Salah satu hal yang perlu di manajemen dari pekerjaan struktur beton bertulang adalah pekerja. Hal yang perlu diketahui dalam manajemen pekerja adalah produktivitas pekerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung nilai produktivitas pekerja pekerjaan struktur beton betulang,mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi produktivitas pekerja pada pekerjaan struktur beton bertulang, dan membandingkan hasil produktivitas pekerja dengan SNI tahun 2008.Penelitian ditunjang dengan observasi lapangan pada proyek condominium TP6. Hasil penelititan menunjukkan bahwa faktor kondisi lapangan, ketersediaan material, faktor relaxation allowances dan contingency allowances, jumlah pekerja.
PROGRAM PERHITUNGAN WAKTU SIKLUS PENGOPERASIAN BERDASARKAN KOORDINAT PENEMPATAN TOWER CRANE Lucky Wijaya; Nicholas Bernard; Ratna S. Alifen
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 12, No 1 (2023): MARET 2023
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tower crane adalah alat berat yang berfungsi sebagai alat pengangkut material, sebagai alat berat yang tidak dapat berpindah tempat dan harus dapat mengjangkau seluruh proyek, sehingga penempatan tower crane perlu direncanakan dengan baik dan untuk mendapatkan waktu siklus yang minimal. Karena tugas tower crane adalah pekerjaan yang repetitif, maka perhitungan waktu siklus pengoperasian berdasarkan koordinat penempatan tower crane dapat dilprogramkan. Pembuatan program dengan menggunakan Microsoft Excel, pada program ini didukung menggunakan data lapangan yang akan menjadi database. Program akan dibuat dengan 3 skema penempatan tower crane,dan akan diuji coba pada bangunan berukuran 25x27,5 meter dengan luas tanah 45x45 meter. Hasil dari program adalah opsi TC 1 dengan waktu siklus total 737 jam, opsi TC 2 selama 846 jam, dan opsi TC 3 selama 833 jam. Perbedaan antara opsi TC 1 dan opsi TC 3 adalah 109 jam, perbedaan biaya sebesar RP 50.000.000. Hal ini dikarenakan opsi TC 1 memiliki daerah operasi dengan sudut rotasi yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan opsi TC 2. Penempatan TC sebaiknya diusahakan agar titik sumber bahan, dan titik tujuan berada pada satu sisi TC agar tidak perlu melakukan rotasi yang terlalu banyak.