Mujamilah Mujamilah
Puslitbang Iptek Bahan (P3IB) - BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong 15314, Tangerang

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

SINTESIS γ-Fe2O3/Fe3O4 DARI MILL SCALE PABRIK BAJA DENGAN METODE PRESIPITASI Grace Tj. Sulungbudi; Mujamilah Mujamilah; Ridwan Ridwan
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 7, No 1: OKTOBER 2005
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.78 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2005.7.1.5013

Abstract

SINTESIS γ-Fe2O3/Fe3O4 DARI MILL SCALE PABRIK BAJA DENGAN METODE PRESIPITASI. Mill scale yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan hasil karakterisasi fasa menggunakan data difraksi sinar-x (XRD) dan perangkat lunak analisis kristal RIETAN-2000, mengandung 85,84 % berat FeO dan 14,16 % berat Fe3O4. Dari hasil proses dengan menggunakan metode presipitasi diperoleh serbuk oksida besi dengan sistem fasa γ-Fe2O3/Fe3O4, dan ukuran kristalin 27,19 nm. Di sini terjadi peningkatan fasa γ-Fe2O3/Fe3O4 sebesar ~86 % dari mill scale awal. Sebagai pembanding digunakan Fe3O4 Aldrich (63-7106) yang mempunyai fasa Fe3O4 dengan ukuran kristalin 27,49 nm. Pengukuran sifat magnetik dengan vibrating sample magnetometer (VSM) menunjukkan bahwa serbuk magnet oksida besi hasil proses mempunyai harga magnetisasi saturasi lebih tinggi dibandingkan dengan produk Fe3O4 Aldrich (63-7106) masing-masing adalah 84 emu/gramdan 72 emu/gram.
APLIKASI HIGH ENERGY MILLING DALAM METALURGI SERBUK Ridwan Ridwan; Grace Tj. Sulungbudi; Mujamilah Mujamilah
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 6, No 2: FEBRUARI 2005
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.021 KB) | DOI: 10.17146/jsmi.2005.6.2.4856

Abstract

APLIKASI HIGH ENERGY MILLING DALAM METALURGI SERBUK. Salah satu di antara metode untuk pembuatan bahan paduan logam dengan ukuran butiran yang sangat halus, nanokristalin adalah high energy milling (HEM). Mekanikal sintesis dapat dilakukan secara langsung menggunakan serbuk elemen dasar sesuai komposisi nominal material, baik dalam media udara biasa, inert gas, maupun cairan tertentu sesuai kebutuhan. Proses milling terhadap bahan serbuk Fe ukuran 100 mesh dan serpihan Ta dalam media toluena telah dilakukan. Hasil milling serbuk Fe dan Ta selama 10 jam tidak menunjukkan adanya pengaruh oksida dan ukuran butiran pada akhir milling masing-masing sekitar 60 nm dan 21 nm. Pengaruh milling terhadap sifat magnet serbuk Fe menunjukkan adanya peningkatan koersivitas intrinsik, iHc dari 108 Oe untuk milling 30 menit menjadi 150 Oe setelah milling selama 600 menit. Paduan intermetalik Ni3Fe telah berhasil disintesis secara mekanik tanpa media toluena selama 30 jam dari serbuk Ni dan Fe dengan perbandingan 76 : 24. Pola difraksi sinar-X terhadap serbuk hasil milling menunjukkan fasa Ni3Fe telah terbentuk tanpa fasa kontaminan yang berasal dari vial ataupun bola. Semua proses milling yang dilakukan menggunakan vial dan bola terbuat dari low carbon stainless steel.
KETAHANAN KOROSI BAHAN MAGNET BERBASIS RIGID BONDED MAGNET (RBM) M. Ihsan; Sudirman Sudirman; Mujamilah Mujamilah; Aloma Karo Karo; Teguh Yulius Surya Panca Putra
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 7, No 1: OKTOBER 2005
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1334.984 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2005.7.1.5015

Abstract

KETAHANAN KOROSI BAHAN MAGNET BERBASIS RIGID BONDED MAGNET (RBM). Telah dilakukan pengujian korosi bahan Rigid Bonded Magnet (RBM) MQP-0 yang dilapis epoksi dan MQP-L yang telah dilapis dari pabriknya pada media air, NaOH 0,01 M, HCl 0,01 M, dan NaCl 2 %. Dengan teknik polarization resistance, didapat bahwa laju korosi sampel MQP-0 pada media air, NaOH 0,01 M, HCl 0,01 M dan NaCl 2 % berturut-turut adalah 1,5947 mpy, 0,5057 mpy, 230,36 mpy, dan 162,15 mpy. Sedangkan laju korosi sampelMQP-L pada media air, NaOH 0,01M, HCl 0,01Mdan NaCl 2 %berturut-turut adalah 1,6898 mpy, 0,9372 mpy, 0,0913 mpy, dan 6,27 mpy. Teknik potentiodynamic menunjukkan bahwa sampelMQP-0 danMQP-L mengalami pasivasi pada media NaOH dan NaCl. Pengamatan dengan mikroskop optik menunjukkan terjadi korosi pada bahan magnet MQP-0 and MQP-L. Dapat disimpulkan secara umum pelapis pada MQP-L lebih baik dibandingkan epoksi pada MQP-0.
EFEK HIGH ENERGY MILLING TERHADAP KOERSIVITAS MAGNET INTRINSIK BaO.6Fe2O3 Ridwan Ridwan; Akmal Johan; Mujamilah Mujamilah; Wisnu Ari Adi
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 7, No 1: OKTOBER 2005
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.522 KB) | DOI: 10.17146/jusami.2005.7.1.5011

Abstract

EFEK HIGH ENERGY MILLING TERHADAP KOERSIVITAS MAGNET INTRINSIK BaO.6Fe2O3. Studi mengenai sifat magnet serbuk bahan BaO.6Fe2O3 akibat proses penghalusan menggunakan higgh-energy milling yang diikuti oleh perlakuan annealing pada suhu 400 ºC, 600 ºC, 800 ºC, 1000 ºC dan 1100 ºC telah dilakukan. Penurunan sifatmagnet bahan setelah di milling selama 30 jam disebabkan telah terjadi deformasi kristal bahan. Proses annealing terhadap serbuk hasil milling di bawah suhu 800 ºC selama 3 jam belum dapat mengembalikan sistem fasa sepenuhnya. Setelah suhu anneal ditingkatkan hingga 1000 ºC, fasa BaO.6Fe2O3 tumbuh kembali dengan koersivitas intrinsik meningkat hingga Hci = 4,4 kOe, dibandingkan dengan koersivitas serbukmagnet sebelumproses milling Hci yang hanya 1,7 kOe. Peningkatan koersivitas intrinsik ini sangat terkait dengan ukuran partikel yang jauh lebih halus dibandingkan dengan yang tidak dimilling. Annealing pada suhu 1100ºC, menunjukkan terjadi penurunan kembali koersivitas intrinsik Hci = 3,7 kOe, ini diperkirakan akibat adanya pertumbuhan kristalit.