Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Herpes Genitalis pada Kehamilan 32-33 Minggu Hendrawan, I Wayan; Sakti, Pandu Tridana
Jurnal Kedokteran Vol 6 No 1 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Herpes genitalis disebabkan oleh virus herpes simpleks (Herpes Simplex Virus atau HSV) tipe 1 (HSV-1) atau oleh tipe 2 (HSV-2). HSV tipe 1 lebih sering berhubungan dengan kelainan oral, dan HSV tipe 2 berhubungan dengan kelainan genitalia. Rute primer penularan infeksi HSV-2 ialah melalui kontak seksual (genital-genital) dengan partner seksual yang terinfeksi. Laporan kasus : penulis melaporkan 1 laporan kasus herpes genitalis pada pasien usia 19 tahun dengan G2P1A0H0 32-33 minggu. Pada pemeriksaan didapatkan vesikel berisi cairan seropurulen dan ulkus dangkal tertutup cairan purulen, dasar eritema disertai nyeri dan hangat pada perabaan. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan yakni tzank test untuk mengetahui secara sitologi. Pasien ditatalaksanai dengan antiviral, analgetika, roborantia, serta edukasi. Katakunci herpes genitalis, kehamilan
Karakteristik Penyakit Kulit pada Geriatri di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat Periode 2012-2014 Hidajat, Dedianto; Hapsari, Yunita; Hendrawan, I Wayan
Jurnal Kedokteran Vol 6 No 4 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Angka harapan hidup manusia Indonesia yang terus meningkat sehingga terjadi kenaikan substansial dari populasi lanjut usia. Pada lanjut usia terjadi perubahan struktur dan fungsi kulit yang menyebabkan berbagai kelainan pada kulit. Karakteristik penyakit kulit pada geriatri di RSUD Provinsi NTB (RSUDP NTB)belum pernah dilaporkan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penyakit kulit pada geriatri di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUDP NTB. Metode: Metode deskriptif retrospektif yaitu mengambil data dari rekam medis pasien geriatrik yang berobat ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUDP NTB pada periode Januari 2012-Desember 2014 Hasil: Selama 3 tahun, terdapat 418 (57,8%) pasien geriatri baru dari 723 total pasien geriatri. Dari 418 pasien baru tersebut, didapatkan pasien pria berjumlah 248 (59,3%) dan wanita 170 (40,7%). Lima kategori penyakit kulit terbanyak adalah dermatosis inflamasi (42,1%), infeksi jamur (15,8%), infestasi parasit (12,9%), eritropapuloskuamosa (6,9%) dan infeksi bakteri (6,2%). Jenis dermatosis inflamasi yang terbanyak adalah xerosis kutis (27,8%) diikuti oleh neurodermatitis (18,2%) dan dermatitis kontak alergik (15,3%). Kesimpulan: Pasien geriatri baru yang berkunjung ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUDP Provinsi NTB sebanyak 418 orang didominasi oleh pria dan jenis penyakit kulit yang terbanyak adalah xerosis kutis.
PENERAPAN KONSELING ANALISIS TRANSAKSIONAL DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU SOSIALSISWA KELAS VIII A SMP N 3 TEJAKULA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Hendrawan, I Wayan
Jurnal Jurusan Bimbingan Konseling Undiksha Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jibk.v1i1.1528

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan konseling dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan perilaku sosial siswa melalui layanan konseling analisis transaksional dengan teknik bermain peran.Penelitian ini dilakukan terhadap sejumlah kasus yang menunjukan perilaku sosial rendah.Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus selama pemberian tindakan dipantau dengan observasi, sedangkan hasilnya dipantau dengan kuesioner.Hasil pemantauan dianalisis secara analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan perilaku sosial setelah diberikan layanan konseling analisis transaksional pada siswa. Terjadi peningkatan prosentase perilaku sosial siswa pada siklus I  dari rata-rata prosentase awal 60.34% meningkat menjadi 68.34% prosentase peningkatannya adalah 11.4% namun hanya dua orang siswa yang mampu mencapai kriteria di atas 65% sehingga diadakan siklus II.Pada siklus II terjadi peningkatan perilaku sosial siswa  dari rata-rata prosentase siklus I 68.34% menjadi 79.5% dan prosentase peningkatannya adalah 14.1 %.Maka dari itu, seluruh siswa dapat mencapai kriteria di bawah 65%. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan perilaku sosial siswa setelah diberikan konseling analisis transaksional dengan teknik bermain peran. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan konseling analisis transaksional dengan teknik bermain peran dapat meningkatkan perilaku sosial siswa.
Guttate Psoriasis Flare Following the Third Dose of mRNA COVID-19 Vaccine in a 36-Year-Old Male: A Case Report Samodra, Velia Maya; Hendrawan, I Wayan; Medikawati, I Gusti Agung Ayu Ratna; Anulus, Ayu
Indonesian Journal of Medicine Vol. 10 No. 4 (2025)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26911/theijmed.2025.10.4.879

Abstract

Background: Psoriasis is a chronic, immune-mediated skin disease known to flare in response to various environmental and immunologic triggers, including infections, stress, medications, and vaccinations. With the global rollout of COVID-19 vaccines, rare instances of psoriatic eruptions have been reported. This study aimed to report the case of guttate psoriasis flare following the third dose of mRNA COVID-19 vaccine in a 36-year-old male. Case Presentation: We report the case of a 36-year-old male with a history of guttate psoriasis that occurred seven years prior, which resolved spontaneously without recurrence. The patient had remained disease-free until five days after receiving a third (booster) dose of an mRNA COVID-19 vaccine, when he developed a sudden, widespread eruption of erythematous, drop-like papules and small plaques, predominantly involving the trunk and extremities. Initial management with topical corticosteroids yielded minimal response. Skin biopsy revealed histopathological features consistent with psoriasis. The patient was subsequently started on low-dose methotrexate, result­ing in significant clinical improvement within four weeks. Conclusion: This case highlights the possibility that mRNA COVID-19 vaccination may, in rare cases, trigger guttate psoriasis even in individuals with a remote history of the disease and prolonged remission. While vaccination remains a crucial public health intervention, healthcare providers should remain aware of potential cutaneous adverse events and provide prompt, individualized management to maintain both optimal patient care and public vaccine confidence.