Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

SURVEI POTENSI PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP RENCANA PEMBANGUNAN PLTN MURIA Yarianto Sugeng Budi Susilo; Sri Hariani Sjarief; Heni Susiati; Imam Hamzah; Fepriadi Fepriadi
Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol 5, No 1 (2003): Juni 2003
Publisher : Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jpen.2003.5.1.1919

Abstract

ABSTRAK SURVEI POTENSI PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP RENCANA PEMBANGUNAN PLTN MURIA. Salah satu kelayakan program pembangunan PLTN adalah kelayakan sosial budaya. Semakin terbukanya masyarakat dalam kerangka negara demokrasi telah membawa perubahan dalam paradigma pembangunan. Masyarakat menjadi bagian penting dalam pengambilan keputusan setiap proyek di daerahnya. Bahkan faktor sosial-budaya seperti “social riot dapat menjadi "exclusion factor" seperti yang terjadi pada PT Inti Indorayon beberapa tahun yang lalu. Oleh karena itu faktor sosial budaya harus mendapat pertimbangan yang matang dalam perencanaan pembangunan PLTN. Salah satunya adalah membuat peta potensi partisipasi masyarakat terhadap rencana pembangunan PLTN. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan survei yang dipandu dengan kuesioner, tanpa memberi perlakuan apapun pada obyek yang diteliti (ekspose fakto). Selain itu juga dilakukan pendekatan kualitatif dengan uindepth interview untuk menggali informasi secara mendalam. Sampel yang diambil adalah masyarakat umum di sekitar tapak PLTN, sampai radius 10 km. Teknik sampling yang digunakan adalah acak sempurna. Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat di sekitar tapak cukup berpotensi untuk berpartisipasi menghadapi pembangunan PLTN. Suasana yang cukup kondusif ini perlu dibina secara terus menerus agar tidak kehilangan momen, dengan melakukan social setting.   ABSTRACT SURVEY OF PUBLIC PARTICIPATION POTENTIAL REGARDING THE MURIA NPP PROGRAM. Socio-culture aspect is a part of site feasibility evaluation of Nuclear Power Plant (NPP) program. Indonesia is undergoing democratization, therefore the paradigm of development has also been changed where the people have freedom or liberty and they can express their opinion independently. The people are significant factor that involving in the decision making of regional development. Even the socio-culture, such as social riot, can reject the site. Therefore socio-culture aspect should be considered in the NPP site evaluation. The first step of the study, mapping of public participation potential should be conducted by field survey. The method used in the research is quantitative approach with field survey guided by questioner without any treatment of object sampled. Qualitative approach was also conducted by indepth interview technique to collect more detailed information. Information were collected from general public without any stratification in the 10 km radius from NPP site. Sampling method used was full random sampling technique. The results of survey show that the most of the people have significant potential for participating in the NPP Program. Conducive atmosphere should be maintained by social setting, therefore the present good momentum will not be lost.
IDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN FLORA DAN FAUNA BERAU KALIMANTAN TIMUR PADA KEGIATAN PRA SURVEI TAPAK PLTN June Mellawati; Fepriadi Fepriadi; Yarianto Sugeng Budi Susilo; Tajudin Laddade
Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol 12, No 2 (2010): Desember 2010
Publisher : Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jpen.2010.12.2.1449

Abstract

ABSTRAKIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN FLORA DAN FAUNA BERAU KALIMANTAN TIMUR PADA KEGIATAN PRA SURVEI TAPAK PLTN. Dalam kegiatan prasurvei calon tapak PLTN, aspek lingkungan termasuk kategori aspek non keselamatan, namun demikian keberadaannya sebagai kawasan penting perlu dipertimbangkan. Kegiatan pra survei tapak PLTN di Berau Kalimantan Timur dilakukan dalam rangka menindaklanjuti hasil kesepakatan Gubernur di Kalimantan. Tujuan kegiatan adalah mengidentifikasi keanekaragaman flora dan fauna di Berau Kaltim guna melengkapi data base untuk aspek lingkungan kegiatan survei calon tapak PLTN. Metode yang digunakan adalah melakukan inventarisasi dan identifikasi flora-fauna melalui pengumpulan data sekunder, membuat zonasi kawasan endangered species berdasarkan jenisnya, dan menganalisis serta mengevaluasi kesesuaiannya. Lokasi survei memprioritaskan daerah pantai Kecamatan Sambaliung, Derawan, Maratua, Tabalar, Biatan-Lempake, Talisayan, Batu Putih dan Biduk-Biduk Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantan Timur. Kegiatan dilakukan pada Juni 2008 – Juni 2009. Hasil menunjukkan bahwa di lokasi kajian ditemukan berbagai spesies flora dan fauna yang dikategorikan dilindungi sesuai UU RI No. 5 tahun 1990, namun demikian, beberapa daerah seperti Tanjung Pandan, Tanjung Bohe bagian utara, Tanjung Ulingan bagian selatan, Kecamatan Pulau Derawan, dan Batu Putih Kecamatan Talisayan, serta Teluk Sulaiman, Kecamatan Biduk-Biduk perlu studi lebih lanjut dan dipertimbangkan untuk penetapan daerah interest PLTN karena memenuhi kriteria yang ada.Kata kunci: keanekaragaman flora dan fauna, survei tapak, PLTN ABSTRACTIDENTIFICATION OF FLORA AND FAUNA BIODIVERSITY AT BERAU, EAST KALIMANTAN IN NPP PRE SITE SURVEY. In pre survey activity of NPP site candidate, environmental aspect is a part of non safety aspect, but the existence as an important area is needed to consider. Pre survey activity of NPP site at Berau East Kalimantan is done for follow up result of agreement of Governor in Kalimantan. Purpose of study is to identify fauna and flora biodiversity in Berau Kaltim to complete the data base of environmental aspect at survey activity of NPP site candidate The method used is to conduct an inventory and identification of flora-fauna through secondary data collection, making zoning area based on the type of endangered species, and analyze and evaluate the suitability. The survey location priority the coast area such as Sambaliung District, Derawan, Maratua, Tabalar, Biatan-Lempake, Talisayan, Batu Putih and Biduk-Biduk District, Berau Regency, East Kalimantan Province. Activity is done at June 2008 - June 2009. The results showed that there were various species of flora and fauna that are categorized protected under Law Decree no. 5 of 1990 in the study location. However, some areas such as Tanjung Pandan, Tanjung Bohe northern, southern of Tanjung Ulingan, District Derawan Island, and Batu Putih Talisayan District, and Teluk Sulaiman, Biduk-Biduk District need further study and consideration for zoning interest in nuclear power plants because they meet the existing criteria.Keywords: flora dan fauna biodiversity, site survey, NPP
DAMPAK PENCEMARAN BORON TERHADAP BIOTA PERAIRAN LAUT Heni Susiati; Yarianto Sugeng Budi Susilo; Imam Hamzah; Fepriadi Fepriadi
Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol 5, No 2 (2003): Desember 2003
Publisher : Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jpen.2003.5.2.1922

Abstract

ABSTRAK DAMPAK PENCEMARAN BORON TERHADAP BIOTA PERAIRAN LAUT. Pembangkit listrik termasuk PLTN dan fasilitas industri dapat melepaskan bahan-bahan kimia anorganik berbahaya, seperti boron melalui pelepasan langsung atau melalui sistem pendingin ke dalam ekosistem perairan di sekitar instalasi tersebut. Boron adalah salah satu trace element yang merupakan unsur esensial yang diperlukan dalam pertumbuhan biota laut, tetapi akan bersifat toksis bila berlebihan, sehingga dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan, reproduksi atau kelangsungan hidup. Toksisitas terhadap organisme akuatik, termasuk vertebrata, invertebrata, dan tumbuhan sangat bervariasi tergantung tahap hidup organisme tersebut dan lingkungan. Konsentrasi maksimum boron total untuk proteksi bagi kehidupan ekosistem perairan direkomendasikan tidak lebih 1,2 mg B/L. Tahap awal daur hidup biota lebih sensitif terhadap boron daripada tahap selanjutnya dan penggunaan air untuk proses operasi sistem yang berulang menunjukkan toksisitas yang lebih tinggi dari pada air alam.   ABSTRACT IMPACT OF BORON POLLUTION TO BIOTA IN MARINE AQUATIC. Power plants and industrial facilities can release potentially harmful chemicals, like boron through direct aqueous discharges or cycling of cooling water to aquatic ecosystems environmental at plant surrounding. Boron is an essential trace element for the growth of marine biota, but can be toxic in excessive amount. Therefore will adversely affect of growth, reproduction or survival. Toxicity to aquatic organism, including vertebrates, invertebrates and plants can vary depending on the organism’s life stage and environment. It is recommended that the maximum concentration of total boron for the protection of marine aquatic life should not exceed 1,2 mg B/L. Early stages of life cycle are more sensitive to boron than later ones, and the use of reconstituted water shows higher toxicity in lower boron concentrations than natural waters.