Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KEBIJAKAN RAMAH PEREMPUAN DALAM MERESPON ANTAGONISME INDUSTRI RAMBUT DAN BULU MATA PALSU DI KABUPATEN PURBALINGGA Tobirin Tobirin; Muhadjir Darwin; Ambar Widaningrum
PALASTREN Jurnal Studi Gender Vol 11, No 1 (2018): PALASTREN
Publisher : STAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/palastren.v11i1.3311

Abstract

 Artikel ini mendiskusikan keberadaan industri rambut dan bulu mata palsu yang memberikan kemudahan aksesibilitas bagi perempuan untuk bekerja dan menghasilkan upah yang layak. Melalui kerja yang dibayar perempuan menjadi mandiri, dan memiliki status sosial yang meningkat. Namun masalah muncul pada saat perempuan bekerja, masalah tersebut berkaitan dengan pengasuhan dan pendidikan anak, beban ganda, disharmonisasi keluarga dan tingkat gugat cerai yang tinggi. Tujuan penulisan artikel ini menganalisis dampak industrialisasi dan respon negara dalam kebijakan ramah perempuan dan anak. Penelitian ini menggunakan metode mixed methode dengan subyek penelitian buruh perempuan dan keluarga, pelaku industri, aparat pemerintah daerah dan tokoh masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan perempuan buruh memiliki peran baru sebagai pencari nafkah utama danmandirisecara ekonomi, peningkatan partisipasi kerja perempuan dan tata nilai baru dalam masyarakat yang menganggap perempuan lebih dominan dibandingkan laki-laki, kebijakan ramah perempuan belum menyentuh persoalan sebenarnya dalam mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender.
Carl Gustav Jung, Teori Transformasi dan Relevansinya pada Organisasi Birokrasi Ambar Widaningrum
Buletin Psikologi Vol 14, No 2 (2006)
Publisher : Faculty of Psychology Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.6 KB) | DOI: 10.22146/bpsi.7487

Abstract

One of primary issues of organization theory debate arises from questions about the basic unit analysis from which the reality of organization is best derived or understood. The functionalist orientation takes as its points from the larger collective level of  reality, that is, the encompassing system is the basic unit of analysis. The interpretivists see individual interaction as the basic unit from which an understanding of the larger context can be obtained. The two perspectives have no link between the individual and the collective, and the interface between them is un‐addressed. The notion of ʺsocialʺ is aborted. A transformational theory, which takes the Jung model (a psychological sociology) as a point of origin has the potential for this integrative perspective. This theory encompasses both the individual and the social and the nature of their interrelatedness.