Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

OPTIMASI KONDISI SINTESIS NANOPARTIKEL TEMBAGA MENGGUNAKAN EKSTRAK BIJI MELINJO (Gnetum gnemon L.) Hilda Aprilia Wisnuwardhani; Arinda Roosma; Yani Lukmayani; Anggi Arumsari; Sukanta Sukanta
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 4 No 2 (2019): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.202 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v4i2.343

Abstract

Copper nanoparticles (CuNPs) is one of metal nanoparticles, which have many benefits especially in medicinal science. The aim of this research is to determine CuNPs synthesis optimum condition using melinjo seed extract as a bioreductor. In this work, copper (II) sulphate pentahydrate is used as a precursor. Melinjo seed extract was prepared at 600C using aquadest as a solvent. Two stabilizers were used i.e. β-cyclodextrin (BCD) and citric acid. The result showed that the optimum ratio condition of CuNPs synthesis is extract: CuSO4 1 mM: β-cyclodextrin 10 mg/mL = 1:1:1 (v/v/v). The CuNPs were synthesized by reflux method at 900C for 4 hours. It was observed that the addition of sonication process for 2 hours affected the stabilization of CuNPs. The average size of particles is 364,1 nm in diameter and 0,296 in polydispersity index.
PERBANDINGAN PARAMETER STANDAR DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI MADU RAHMI, MADU MANUKA, MADU KELENGKENG PERHUTANI TERHADAP Pseudomonas aeruginosa DAN Staphylococcus aureus DENGAN METODE DIFUSI AGAR Anggi Arumsari
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v2i1.4218

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Secara empiris madu digunakan sebagai makanan dan obat tradisonal, dan dalam banyak penelitian diketahui mempunyai aktivitas antibakteri. Madu Manuka yang merupakan madu impor, diketahui mengandung methylglyoxal yang bersifat antibakteri; Madu Rahmi diklaim dipanen saat enzim diastase dan enzim invertase yang terkandung dalam madu tersebut dalam konsentrasi yang tinggi, sehingga diharapkan memiliki aktivitas antibakteri; dan Madu Kelengkeng Perhutani Bogor diketahui termasuk kedalam jenis madu monoflora. Berdasar hal tersebut maka perlu untuk dilakukan karakterisasi dan uji aktivitas antibakteri ketiga madu tersebut terhadap Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus . Metode Penelitian: Karakterisasi madu meliputi pengujian organoleptis, pengujian keasaman dengan menggunakan metode titrasi asam-basa, menganalisis kadar air dan mengukur indeks bias. Uji selanjutnya adalah uji aktivitas antibakteri dengan menggunakan metode difusi agar. Kesimpulan Hasil : Ketiga sampel madu memenuhi parameter standar organoleptis (bau, rasa dan warna) dan parameter keasaman SNI dan United State for Grades of Extracted Honey. Madu Manuka dan Madu Rahmi terlihat memiliki aktivitas antibakteri, sedangkan Madu Kelengkeng tidak terlihat memiliki aktivitas antibakteri. Kata kunci: Madu Manuka, Madu Rahmi, Madu Kelengkeng Perhutani, karakterisasi, antibakteri, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus
STUDI IN SILICO MEKANISME AKSI SENYAWA FTALOSIANINA SEBAGAI KANDIDAT FOTOSENSITIZER DALAM TERAPI COVID-19 BERBASIS FOTODINAMIKA Taufik Muhammad Fakih; Nurfadillah Hazar; Mentari Luthfika Dewi; Tanisa Maghfira Syarza; Anggi Arumsari
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v4i1.6784

Abstract

Sindrom pernapasan akut parah coronavirus-2 (SARS-CoV-2) yang menyebabkan pandemi penyakit infeksi COVID-19 menggunakan protein spike untuk dapat berikatan dengan reseptor angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) dalam sel inang. Beberapa kandidat obat yang diprediksi dapat digunakan dalam terapi COVID-19 seperti, tegobuvir, sonidegib, siramesine, antrafenine, bemcentinib, itacitinib, dan ftalosianina secara farmakologis mampu menghambat penempelan SARS-CoV-2 pada reseptor ACE2. Akan tetapi menariknya terapi fotodinamika dengan memanfaatkan senyawa ftalosianina berlabel logam saat ini dapat menjadi pilihan alternatif untuk terapi COVID-19 karena lebih efektif dan spesifik terhadap target.Melalui penelitian ini akan dilakukan identifikasi, evaluasi, dan eksplorasi afinitas serta interaksi molekular yang mampu menggambarkan mekanisme aksi dari struktur senyawa turunan ftalosianina berlabel logam secara in silico. Simulasi penambatan molekular ligan-protein antara besi ftalosianina (Fe-Pc) dan galium ftalosianina (Ga-Pc) terhadap protein spike SARS-CoV-2 dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak PatchDock. Berdasarkan simulasi penambatan molekular ligan-protein diperoleh hasil bahwa senyawa galium ftalosianina (Ga-Pc) memiliki afinitas yang lebih baik dibandingkan besi ftalosianina (Fe-Pc) terhadap protein spike SARS-CoV-2, dengan nilai masing-masing sebesar −2366,68 kJ/mol dan −2225,55 kJ/mol. Dari hasil tersebut dapat diprediksi perbedaan struktur molekul senyawa turunan ftalosianina berlabel logam terbukti mampu mempengaruhi mekanisme aksi terhadap protein target. Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam mendesain struktur senyawa turunan ftalosianina berlabel logam sebagai kandidat fotosensitizer dalam terapi fotodinamika untuk penyakit infeksi COVID-19.
Identifikasi Mekanisme Molekuler Senyawa Ftalosianina sebagai Kandidat Photosensitizer pada Terapi Fotodinamika secara In Silico Taufik Muhammad Fakih; Anggi Arumsari; Mentari Luthfika Dewi; Nurfadillah Hazar; Tanisa Maghfira Syarza
ALCHEMY Jurnal Penelitian Kimia Vol 17, No 1 (2021): March
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/alchemy.17.1.41184.37-42

Abstract

Bakteri patogen seperti Pseudomonas aeruginosa membutuhkan zat besi untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. HasAp merupakan suatu protein yang dihasilkan oleh bakteri patogen sebagai sumber zat besi tersebut. Protein HasAp selanjutnya akan berikatan dengan protein membran luar yaitu HasR untuk dapat meneruskan sinyal pada sel bakteri. Penyerapan zat besi pada bakteri patogen ini dapat menjadi strategi pengembangan metode terapi dalam mengendalikan dan mencegah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri patogen Pseudomonas aeruginosa, salah satunya dengan memanfaatkan ftalosianina sebagai photosensitizer pada terapi fotodinamika. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengeksplorasi mekanisme aksi senyawa ftalosianina terhadap protein HasAp, serta pengaruhnya pada bagian sisi aktif HasR dengan menggunakan studi in silico. Studi ligan-protein docking dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak MGLTools 1.5.6 yang dilengkapi dengan AutoDock 4.2 untuk mengamati afinitas dan interaksi molekuler antara molekul senyawa Fe-ftalosianina (Fe-Pc) dan Ga-ftalosianina (Ga-Pc) terhadap makromolekul protein HasAp. Selanjutnya, studi protein-protein docking dilakukan terhadap sistem kompleks ligan-protein untuk mengamati pengaruhnya terhadap area pengikatan dari makromolekul protein HasR dengan menggunakan perangkat lunak PatchDock. Berdasarkan hasil ligan-protein docking, senyawa Fe-ftalosianina (Fe-Pc) memiliki afinitas paling baik terhadap kedua protein HasAp, yaitu dengan nilai masing-masing -68,45 kJ/mol dan -69,16 kJ/mol. Kemudian, hasil studi protein-protein docking antara kompleks senyawa Fe-ftalosianina (Fe-Pc) dan protein HasAp terhadap protein HasR memiliki nilai Atomic Contact Energy (ACE) positif, yaitu 556,56 kJ/mol. Perbedaan struktur molekul senyawa ftalosianina terbukti mampu mempengaruhi mekanisme aksi terhadap protein target, sehingga hasil studi ini dapat menjadi acuan dalam mendesain struktur senyawa ftalosianina sebagai kandidat photosensitizer dalam terapi fotodinamika.Identification of the Molecular Mechanism of Phthalocyanine Compounds as Photosensitizer Candidates in Photodynamic Therapy by In Silico. Pathogenic bacteria including Pseudomonas aeruginosa need iron elements to be able to maintain their survival. HasAp is a protein produced by pathogenic bacteria as a source of iron. The HasAp protein will then bind to the outer membrane protein, namely HasR, to be able to forward signals in bacterial cells. Absorption of iron in these pathogenic bacteria can be a strategy for developing therapeutic methods in controlling and preventing infectious diseases caused by pathogenic bacteria Pseudomonas aeruginosa, one of which is by using phthalocyanine as a photosensitizer in photodynamic therapy. This study aims to identify, evaluate, and explore the mechanism of action of phthalocyanine compounds against HasAp proteins, and their effects on the active site of HasR through in silico studies. Ligand-protein docking studies were performed using MGLTools 1.5.6 with AutoDock 4.2 to observe the affinity and molecular interactions between molecules of Fe-phthalocyanine (Fe-Pc) and Ga-phthalocyanine (Ga-Pc) against HasAp protein macromolecules. Furthermore, a protein-protein docking study of the ligand-protein complexes system was simulated to observe its effect on the binding area of the HasR protein macromolecules using PatchDock. Based on the ligand-protein docking results, Fe-phthalocyanine (Fe-Pc) compounds have the best affinity for both HasAp proteins, with a binding energy value of -68.45 kJ/mol and -69.16 kJ/mol, respectively. The protein-protein docking study results between the complex compound Fe-phthalocyanine (Fe-Pc) and HasAp protein against HasR protein have a positive Atomic Contact Energy (ACE) value, with an ACE value of 556.56 kJ/mol. Differences in the molecular structure of phthalocyanine compounds are proven to be able to influence the mechanism of action against the target protein. Therefore, the results of this study can be a reference in designing the structure of phthalocyanine compounds as photosensitizer candidates in photodynamic therapy.
Studi Literatur Metode Ekstraksi Pektin dari Beberapa Sumber Limbah Kulit Buah Nandianti Nurlita Sari; Anggi Arumsari
Jurnal Riset Farmasi Volume 1, No. 1, Juli 2021, Jurnal Riset Farmasi (JRF)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.101 KB) | DOI: 10.29313/jrf.v1i1.186

Abstract

Abstract. The use of fruit peels is still limited although contains beneficial compounds, one of them is pectin. In the pharmaceutical industry, pectin is used as a medicine for diarrhea, because pectin works as an adsorbent in the intestines, besides that pectin is also used as an emulsifier in liquid preparations. This literature study aims to find out whether fruit peel waste has high potential as a source of natural pectin, as well as to examine what extraction methods can be used to isolate pectin from the same fruit peel source and produce the highest pectin yield, and also meet the quality standards of the international Pectin Producer Association (IPPA). From 14 journals reviewed, it is known that pectin from fruit peel waste can be extracted using conventional methods, Microwave Assisted Extraction (MAE) and Ultrasound Assisted Extraction (UAE). The results of this literature review indicate that fruit peel waste that can be used as source of natural pectin are dragon fruit peel, banana, pineapple and mango. Banana peel produce the highest pectin yield when extracted using conventional and MAE methods. By the conventional method, the banana peel yield 59% pectin, yield with 4.43% methoxyl content and by MAE method the kepok banana peel yield 21.46% pectin, yield with 2.96% methoxyl content. The banana peel methoxyl value obtained meets IPPA quality requirement, in the range of 2.5-7.12% and there is one piece of literature that use the UAE extraction method with a yield of 8,60% obtained from the peel of mango fruit. Abstrak. Pemanfaatan limbah kulit buah masih sangat jarang, padahal dalam kulit buah terdapat beberapa kandungan kimia yang bermanfaat salah satunya yaitu pektin. Dalam industri farmasi pektin digunakan sebagai obat diare, karena pektin bekerja sebagai adsorben dalam usus selain itu pektin juga dimanfaatkan sebagai emulgator pada sediaan cair. Studi literatur ini bertujuan untuk mengetahui limbah kulit buah apa yang berpotensi tinggi sebagai sumber pektin alami, serta mengkaji metode ekstraksi apa yang dapat digunakan untuk mengisolasi pektin dari sumber kulit buah yang sama dan menghasilkan rendemen pektin paling tinggi juga memenuhi standar mutu international Pectin Producer Association (IPPA). Dari 14 jurnal yang ditinjau pada penelitian ini diketahui bahwa pektin dari limbah kulit buah dapat diekstraksi dengan menggunakan metode konvensional, Microwave Assisted Extraction (MAE) dan ultrasound Assisted Extraction (UAE). Hasil dari studi literatur ini menunjukkan bahwa limbah kulit buah yang dapat dijadikan sebagai sumber pektin alami yaitu kulit buah naga, pisang, nanas dan mangga. Kulit buah pisang menghasilkan rendemen pektin tertinggi baik ketika diekstraksi menggunakan metode konvensional maupun MAE. Dengan metode konvensional kulit buah pisang raja menghasilkan rendemen pektin sebesar 59% dengan kadar metoksil 4,43% dan dengan metode MAE kulit buah pisang kepok menghasilkan rendemen pektin sebesar 21,46% dengan kadar metoksil 2,96%, Pektin yang dihasilkan dari kulit buah pisang tersebut adalah pektin bermetoksil rendah karena nilai metoksil yang diperoleh berada pada rentang 2,5-7,12% sesuai berdasarkan syarat mutu IPPA. Dan terdapat satu buah data literatur yang menggunakan metode ekstraksi UAE dengan hasil rendemen sebesar 8,60% yang diperoleh dari kulit buah mangga.
Kajian Literatur Sintesis dan Karakterisasi Nanopartikel Emas Menggunakan Ekstrak Tanaman Devina Ummul Agniya Ravana; Anggi Arumsari
Jurnal Riset Farmasi Volume 2, No. 1, Juli 2022, Jurnal Riset Farmasi (JRF)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.972 KB) | DOI: 10.29313/jrf.v2i1.848

Abstract

Abstract. In recent years, the application of gold nanoparticles has been studied in various fields. Therefore, a synthesis method has to be developed becoming effective and environmentally friendly synthesis methods. So, gold nanoparticles synthesis research using bioreductors from various plant extracts. In this literature study, several studies will be observed based on various plant extracts as natural bioreductors and their effect on the characteristics of the gold nanoparticles formed. In addition, the antibacterial activity of the resulting gold nanoparticles and the factors influencing were also studied. From this study, it was found that the use of various plant extracts as bioreductors resulted in different characteristics of gold nanoparticles and antibacterial activity, this is influenced by bioreductor, extraction and synthetic methods, volume composition of extracts and precursors, concentration of nanoparticles, temperature, shape and size of nanoparticles also the type of tested bacteria. It was also known that the most optimal antibacterial activity was produced using Glycyrrhzia glabra L extract as bioreductor because it produced the largest inhibition zone. Abstrak. Dalam beberapa tahun terakhir, aplikasi nanopartikel emas telah banyak dipelajari diberbagai bidang. Oleh karena itu mulai dikembangkan metode sintesis yang tidak hanya efektif tapi sekaligus ramah lingkungan. Akhir-akhir ini sudah mulai banyak dilakukan penelitian sintesis nanopartikel emas menggunakan bioreduktor dari berbagai ekstrak tanaman. Pada studi literatur ini akan dipelajari beberapa penelitian mengenai penggunaan berbagai ekstrak tanaman sebagai bioreduktor alami dan pengaruhnya terhadap karakteristik nanopartikel emas yang terbentuk. Selain itu dipelajari juga aktivitas antibakteri dari nanopartikel emas yang dihasilkan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dari beberapa penelitian tersebut, diperoleh hasil bahwa penggunaan berbagai ekstrak tanaman sebagai bioreduktor menghasilkan karakteristik nanopartikel emas dan aktivitas antibakteri yang berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh faktor bioreduktor, metode ekstraksi dan sintetis, komposisi volume ekstrak dan prekursor, konsentrasi nanopartikel, suhu, bentuk dan ukuran nanopartikel serta jenis bakteri yang diujikan. Pada studi literatur ini juga diketahui bahwa aktivitas antibakteri paling optimal dihasilkan pada penggunaan bioreduktor ekstrak Glycyrrhzia glabra L karena dihasilkan zona hambat paling besar.
Studi Literatur Sintesis, Karakterisasi serta Kajian Aktivitas Antioksidan Nanopartikel Emas Nadia Athiyyah Rahma; Hilda Aprilia Wisnuwardhani; Anggi Arumsari
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.136 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.3265

Abstract

Abstrak. Perkembangan nanoteknologi yang semakin pesat membuat nanopartikel emas (AuNP) telah digunakan secara meluas, baik dalam aplikasi klinis maupun industri farmasi. Efektifitas antioksidan AuNP banyak dimanfaatkan untuk bahan kosmetik, pengobatan maupun terapi sebagai antikanker, dan diagnosis. Pada studi literatur ini akan dikajii beberapa penelitian mengenai pengaruh penggunaan berbagai reduktor terhadap karakteristik nanopartikel emas yang terbentuk dan potensi antioksidan menggunakan uji DPPH (1, 1, diphenyl 2, 2, picrylhydrazyl). Berdasarkan studi literature dari beberapa jurnal penelitian yang telah terlampir, diperoleh hasil bahwa ekstrak air Atriplex halimus paling efisien dalam mereduksi ion emas, menghasilkan ukuran nanopartikel yang sesuai dan paling kecil yaitu 2 hingga 10 nm, serta efektifitas antioksidan yang cukup baik sebesar 74,98 % berdasarkan penelitian Hosny et. al tahun 2021 Abstract. The rapid development of nanotechnology has made gold nanoparticles (AuNP) widely used both in clinical applications and in the pharmaceutical industry. Antioxidant effectiveness of AuNP widely used for cosmetic ingredients, treatment or therapy as anticancer, and diagnosis. In this literature study, several research studies has should be reviewed the effect used various reducing agents on the characteristics of gold nanoparticles formed and their antioxidant potential using the DPPH (1, 1, diphenyl 2, 2, picrylhydrazyl) test. Based on literature studies from several research journals that had attached, the results obtained that Atriplex halimus of water extract is the most efficient in reducing gold ions, produces the appropriate and smallest nanoparticle size, which was 2 to 10 nm, and the antioxidant effectiveness that properly quite at 74.98% based on research Hosny et. al year 2021
Studi Literatur Identifikasi Kandungan Babi dengan Metode Molekuler dan Metode Immunoassay Mayang Fitriani Sukma Dewi; Bertha Rusdi; Anggi Arumsari
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.208 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4713

Abstract

Abstract: Halal products are needed by countries with a majority Muslim population. Food products can be said to be halal because they do not contain haram ingredients and the processing method does not conflict with Islamic law. The haram ingredient that is often found in food is pork because it tastes delicious and the price is relatively cheap. One way to guarantee food originating from animals is to identify compounds derived from pigs using various methods, including molecular methods and immunoassay methods. This study was conducted using the Systematic Literature Review (SLR) method. Journal search using Google Scholar and Sciencedirect search engines with keywords identification, pork content, immunoassay, pork detection, molecular methods, pork derivative analysis. The search was limited to journals published within the last 10 years. Of the 16 journals that have been reviewed, there is 1 journal that contains immunoassay method and 15 other journals that contain molecular method. The results of the review from the 16 journals explain the detection methods used in the molecular method, namely the Polymerase Chain Reaction (PCR) method, and the Polymerase Chain Reaction Restriction Fragment Length Polymorphism (PCR-RFLP) method, in the immunoassay method, namely the Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) method. As well as explaining the principles of the PCR, PCR-RFLP, ELISA and primers methods used to detect PRE-1, cytochrome b, and leptin genes. Abstrak: Produk halal sangat dibutuhkan oleh Negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Produk pangan bisa dikatakan halal dikarenakan tidak mengandung bahan haram serta cara pengolahannya tidak bertentangan dengan syariat Islam. Bahan haram yang sering ditemukan dalam pangan yaitu babi dikarenakan rasanya yang gurih dan harganya relatif murah. Salah satu cara untuk penjaminan pangan yang berasal dari hewan yaitu dengan mengidentifikasi senyawa yang berasal dari babi dengan berbagai metode, diantaranya metode molekuler dan metode immunoassay. Studi ini dilakukan dengan metode Systematic Literature Review (SLR). Pencarian jurnal menggunakan mesin pencarian Google Cendekia dan Sciencedirect dengan kata kunci identifikasi, kandungan babi, immunoassay, deteksi babi, metode molekuler, pork derivative analysis. Pencarian dibatasi pada jurnal yang diterbitkan dalam waktu 10 tahun terakhir. Dari 16 jurnal yang telah di review, terdapat 1 jurnal yang berisi tentang metode immunoassay dan 15 jurnal lainnya berisi tentang metode molekuler. Hasil review dari ke-16 jurnal tersebut menjelaskan tentang metode deteksi yang digunakan pada metode molekuler yaitu metode Polymerase Chain Reaction (PCR), dan metode Polymerase Chain Reaction Restriction Fragment Length Polimorfism (PCR-RFLP), pada metode immunoassay yaitu metode Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) serta menjelaskan prinsip dari metode PCR, PCR-RFLP, ELISA dan primer yang digunakan yaitu primer untuk mendeteksi gen PRE-1, sitkrom b, dan leptin.
Simulasi Penambatan Molekuler Senyawa Kompleks Besi Terhadap Protein Hemofor sebagai Kandidat Fotosensitizer pada Terapi Fotodinamika Taufik Muhammad Fakih; Anggi Arumsari; Mentari Luthfika Dewi; Nurfadillah Hazar; Tanisa Maghfira Syarza
al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan Vol 8, No 1 (2021): al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ak.v8i1.8502

Abstract

Resistensi antibiotika muncul sebagai polemik yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Kemajuan teknologi membuka peluang dalam penemuan molekul senyawa baru yang mampu mencegah perkembangan mikroba patogen, seperti Pseudomonas aeruginosa yang resisten terhadap beberapa jenis antibiotika. Terapi fotodinamika dengan memanfaatkan penggunaan fotosensitizer yang berasal dari senyawa yang membentuk kompleks dengan besi merupakan salah satu pendekatan alternatif untuk mengatasi penyakit infeksi dengan risiko resistensi mikroba yang lebih rendah. Penelitian yang dilakukan secara in silico ini bertujuan untuk mengamati, mengeksplorasi, dan mengevaluasi mekanisme aksi berbasis struktural dari molekul senyawa yang membentuk kompleks dengan besi, yaitu besi-ftalosianina dan besi-salofen terhadap protein hemofor HasAp serta pengaruh molekularnya terhadap bagian situs aktif pengikatan dari protein hemofor HasR. Identifikasi interaksi molekuler dan afinitas antara molekul senyawa besi-ftalosianina dan besi-salofen terhadap protein hemofor HasAp dilakukan dengan simulasi ligan-protein docking mempergunakan software MGLTools 1.5.6 yang dilengkapi dengan AutoDock 4.2. Di samping itu, dilakukan juga simulasi protein-protein docking terhadap sistem kompleks ligan-protein untuk memastikan pengaruh molekularnya terhadap bagian situs aktif pengikatan dari protein hemofor HasR dengan mempergunakan software PatchDock. Berdasarkan simulasi ligan-protein docking diperoleh hasil bahwa senyawa besi-ftalosianina memiliki afinitas paling baik terhadap kedua protein hemofor HasAp, dengan nilai energi bebas pengikatan masing-masing sebesar −68,45 kJ/mol dan −65,23 kJ/mol. Menariknya, hasil simulasi protein-protein docking antara kompleks molekul senyawa besi-ftalosianina dan protein hemofor HasAp-besi-ftalosianina terhadap protein hemofor HasR memiliki nilai energi kontak atom yang positif sebesar 556,56 kJ/mol. Dari penelitian ini dapat diprediksikan bahwa perbedaan struktur molekul senyawa yang membentuk kompleks dengan besi mampu mempengaruhi mekanisme aksi berbasis structural terhadap protein hemofor target.