Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Ketahanan Nasional

Strategi Pertahanan Nirmiliter Dan PerguruanTinggi Armaidy Armawi
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 11, No 3 (2006)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1152.398 KB) | DOI: 10.22146/jkn.22110

Abstract

Para pendiri negara (founding father) Republik Indo-nesia mengamanat-kan dalam Pembukaan dan UUD 1945 bahwa : kemerdekaan adalah hak segala bangsa, oleh sebab itu penjajahan harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan; negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur; pemerintah negara Indonesia bertugas untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, serta turut melaksanakan ketertiban dunia; tiap-tiap warga negara berhak dan wajib bela negara; bumi, air, udara, dan kekayaan alam yang terkandung di dalanznya yang memenuhi hajat hidup orang banyak dikuasai negara, dan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Pembangunan Hankamnas Armaidy Armawi
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 12, No 1 (2007)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.22114

Abstract

Setiap bangsa akan selalu memperjuangkan kepentingan nasionalnya yaitu nilai kelangsungan hidup bangsa dan negara sehingga eksistensi kelzidupan nasional tetap terpeli-hara. Untuk mewujudkan kepentingan nasional tersebut, terjadilah relasi antar bangsa yang penuh dengan berbagai fenomena konflik. Suatu hal yang menjadi perhatian ketika terjadi relasi tersebut yaitu, setiap huhungan yang tercipta tidak akan ahadi, tetapi yang ahadi adalah upaya mewujud-kan kepentingan nasional dari bangsa yang bersangkutan. Perjuangan dari setiap bangsa dan negara untuk mewujud-kan kepentingan nasional juga akan selalu dihadapkan pada perkenzbangan situasi global, regional, maupun nasional. Apahila terjadi perhedaan kepentingan nasional antar satu bangsa terhadap bangsa yang lain, nzaka di situlah timbul berbagai konflik kepentingan yang dapat berkembang sampai mencapai pada tingkat intensitas tertinggi.
Revitalisasi Pancasila Dalam Konteks Nation And Character Building Armaidy Armawi
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 12, No 3 (2007)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.22122

Abstract

Keadaan sehari-hari tampak semberawut, jauh dari rasa aman, ketertiban, keteraturan dan kedisiplinan. Masing-masing memanifestasikan ke-egoisannya dan tidak peduli satu sama lainnya. Ternyata mereka yang dikategorikan sebagai kaum terpelajar sama saja dengan masyarakat awam, tidak mau peduli, egois, serta jauh dari sikap yang berdisiplin. Kondisi ini juga merambah instansi-instansi pemerintah yang juga menunjukkan ketidakteraturan, ketidaktertiban, dan ketidakdisiplinan. Banyak di antara karyawan di waktu jam kerja yang ngobrol, baca koran, dan jalan-jalan, sementara warga masyarakat memerlukan penyelesaian perizinan bagi pengembangan usahanya. Masyarakat lebih memilih untuk mengabaikan peraturan-peraturan dan tidak memiliki nurani sedikitpun ten tang melanggar peraturan-peraturan. Ketidaktertiban, tidak adanya upaya penegakan hukum, dan seringnya menyele-saikan masalah dengan kekerasan sehingga sering bertindak represif, enggan menghargai orang lain serta tidak mau dan mampu berkoordinasi.
Memaknai Kembali Ketahanan Pangan Armaidy Armawi
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 14, No 1 (2009)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.22183

Abstract

Kemampuan pertanian Indonesia belum cukup men ggem- birakan karena masih terda pat ketergantungan pada pangan impor, sehingga tan pa perbaikan sistem yang menyeluruh maka pasar pangan Indonesia akan diincar oleh produsen luar negeri. Upaya memban gun kemandirian pan gan bagi Indonesia sangat sulit dan pasti akan menda pat tantangan dari ban yak produsen pangan luar negeri. Hal ini disebabkan apabila Indonesia mandiri di bidang pangan, maka akan hilanglah pasar yang besar bagi produk pan gan negara- negara eksportir. Indonesia telah lama dikenal sebagai negara agraris (mayoritas penduduknya bermata pencaharian seba- gai petani); ironisnya justru merupakan salah satu negara pengimpor beras yang cukup besar di dunia yaitu 2 juta ton/th, impor gula 1,6 juta ton/th nomor 2 terbesar di dunia, impor kedelai 1,1 juta ton/th, impor gandum 4,5 juta ton/ th, impor jagung 1,2 juta ton/th, impor ternak sapi 450.000 ekor/th. Data tersebut memperlihatkan beta pa besarnya pan gsa pasar pangan Indonesia, sehingga kondisi yang demikian akan menjadi incaran dan peluang pasar bagi produsen pangan dunia (Yudo Husodo, 2003).
Pengembangan Wawasan Nusantara Menuju Ketahanan Nasional Armaidy Armawi
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 14, No 3 (2009)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.22302

Abstract

Banyak negara di dunia yang telah mencapai kemerde- kaan ratusan tahun, tetapi tidak pernah menjadi negara industri bahkan tetap menyandang predikat sebagai negara berlcembang. Sebaliknya ada negara-negara yang merdeka dalam usia sangat muda tetapi perkembangannya sangat pesat, dan tcrmasuk negara industri. Pendidikan bagi suatu ban gsa tidak dapat dipandang sepele, sebab melalui pendi- dikan akan terbentuk elemen kehidu pan ban gsa yang memi- liki nilai ketahanan. Sebalilcnya, kelemahan bidang pendidikan dapat men yebabkan ban gsa tersebut menjadi miskin dan sulit untuk maju.Kondisi ini makin berat ketika berbagai negara di dunia men galami krisis moneter clan ekonomi, kemudian menim- bulkan krisis keperc,ayaan baik di dalam mau pun luar negeri terhadap pemerintah. Negara bangsa (nation state) yang memiliki pluralitas sangat tin ggi seperti Indonesia ten gah ditantang untuk men ghadapi persoalan disintegrasi ban gsa. Apabila ban gsa dan negara tidak memiliki pemahaman akan wawasan nasional (national outlook), nilai ketahanan nasional yang mampu untuk menghadapi dan mengatasi dinamika global tersebut, maka dampaknya sangat besar terhadap upaya menciptakan integrasi nasional.