Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Imobilitas Unsur Tanah Jarang (UTJ) selama Mineralisasi Cu pada Granitoid Sulit Air, Provinsi Sumatra Barat Ronaldo Irzon; Ildrem Syafri; Iwan Setiawan; Johanes Hutabarat; Purnama Sendjaja; Agus Didit Haryanto
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 29, No 2 (2019)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/risetgeotam2019.v29.1019

Abstract

Transfer massa terkait perubahan komposisi geokimia batuan induk akibat alterasi hidrotermal, metasomatisme, maupun pelapukan menjadi topik untuk mempelajari proses geologi terkait. Perubahan massa tersebut dapat dijelaskan dan divisualisasikan melalui metode Isocon. Mineralisasi tembaga teridentifikasi pada salah satu bagian dari Granitoid Sulit Air di Kecamatan X Koto Diatas, Kabupaten Solok. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan transfer massa akibat mineralisasi Cu pada Granitoid Sulit Air dengan diagram Isocon. XRF dan ICP-MS di Laboratorium Pusat Survey Geologi, Kementerian ESDM (2015) digunakan sebagai perangkat pengukuran kadar oksida utama, unsur jejak, dan unsur tanah jarang. Berdasarkan korelasi antara kandidatnya, Al2O3 dianggap sebagai oksida immobile. K2O, Rb, Sr, dan Ba terkayakan sedangkan oksida utama lain maupun unsur jejak diketahui terkurangkan akibat mineralisasi Cu. UTJ  terdeteksi immobile akibat mineralisasi Cu dengan karakter yang relatif sama antara batuan segar dan teralterasi. Meski demikian, sebagian Ce teroksidasi akibat proses mineralisasi sehingga menurunkan anomali positif Ce. Penurunan nilai anomali negatif Eu pada sampel teralterasi dapat mengakibatkan plagioklas semakin terkurangkan. Karakter tipe-I Granitoid Sulit Air diperjelas melalui nilai perbandingan A/CNK, perbandingan N2O terhadap K2O, perbandingan Rb/Sr, dan perbandingan Rb/Ba. Afinitas granitoid busur kepulauan menunjukkan bahwa pembentukan Granitoid Sulit Air terkait dengan vulkanisme di bagian barat Sumatra.Mass transfer related changes in the geochemical composition of the host rock due to hydrothermal alteration, metamorphism, and weathering is an interesting topic for studying related geological processes. The transfer can be explained and visualized through the Isocon method. Copper mineralization was identified in an area of Sulit Air Suite at X Koto Diatas District, Solok Regency. This paper aims to explain mass transfer due to Cu mineralization on Sulit Air Suite with Isocon diagrams. XRF and ICP-MS of the Center for Geological Survey Laboratory were applied to measure the major oxides, trace elements, and rare earth elements contents of the samples. Based on the correlation between candidates, Al2O3 is considered as the immobile species. K2O, Rb, Sr, and Ba appear to be enriched while other major oxides and rare elements are reduced due to Cu mineralization. REEs are immobile due to Cu mineralization with relatively the same character between fresh and altered rocks. However, some Ce was probably oxidized due to the mineralization process thus reducing the positive anomaly Ce. Moreover, the more negative Eu anomaly means that plagioclase might have been replaced by K-feldspar due to this alteration. The I-type characters of Sulit Air Suite are clarified by  A/CNK value, N2O to K2O comparison, Rb/Sr ratio, and Rb/Ba ratio. The affinity to the volcanic arc granitoid implies that the Sulit Air Suite is related to volcanism in the western part of Sumatra.  
PENGARUH PELAPUKAN TERHADAP KADAR PLATINA DAN PALADIUM NIKEL LATERIT KONAWE UTARA Ronaldo Irzon; Kurnia Kurnia; Purnama Sendjaja; Dian Harisaputra; Baharuddin Baharuddin
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 15, No 2 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2019
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1081.992 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol15.No2.2019.925

Abstract

Platinum Group Element (PGE) merupakan logam transisi dengan kelimpahan sangat rendah yang terdiri dari platina (Pt), paladium (Pd), rodium (Rh), osmium (Os), dan rutenium (Ru). Selain terkait dengan sulfida, kelompok logam ini bersifat siderofil (mudah larut dalam besi) dan kalkofil (mudah bercampur dengan belerang). Proses pelapukan batuan menghasilkan beberapa lapisan sejajar permukaan tanah namun dengan kenampakan megaskopis berbeda dan disebut sebagai horizon. Studi mengenai PGE cukup banyak dilaksanakan pada wilayah batuan ultramafik dan lapukannya. Tingkat pelapukan dapat dihitung menggunakan beberapa formula berdasarkan komposisi geokimianya. Studi ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kadar Pt dan Pd pada pelapukan batuan ultramafik Andowia dan Asera yang merupakan bagian dari Kabupaten Konawe Utara. Chemical index of alteration (CIA) dan chemical index of alteration without potash (CIA-K) adalah dua jenis indeks pelapukan berbasis geokimia yang dikalkulasi untuk mengetahui korelasinya terhadap komposisi PGE masing-masing horizon. Pengukuran Pt dan Pd dilaksanakan menggunakan perangkat ICP-MS setelah tahap prakonsentrasi dengan teknik uji kadar logam (fire assay). Hasil analisis menunjukkan bahwa Pt dan Pd tertinggi terdapat pada horizon yang berada tepat di bawah lapisan tanah bagian atas (top soil) yang diduga terkait dengan komposisi Fe dan S pada setiap horizon di kedua profil studi. Indeks CIA dan CIA-K di sini sangat mirip akibat kandungan oksida kalium yang sangat rendah pada setiap percontoh. Indeks pelapukan berbanding lurus dengan kelimpahan Pt dan Pd pada setiap profil dengan korelasi sangat kuat. Perubahan CIA dan CIA-K yang drastis pada salah satu horizon di Asera menunjukkan bahwa pelapukan di sini ini telah terganggu oleh endapan lepas dari tempat lain. Pada sisi lain, pelapukan berjalan normal di Andowia berdasarkan pada kenaikan teratur CIA dan CIA-K dari horizon paling bawah menuju ke atas.
Petrology and Geochemistry of The Volcanic Arc Tarusan Pluton in Comparison to Lolo Pluton, West Sumatra Ronaldo Irzon; Ildrem Syafri; Irfani Agustiany; Arief Prabowo; Purnama Sendjaja
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 20 No. 4 (2019): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.v20i4.471

Abstract

The Volcanic Arc Suite is the group of batholiths in the range of the Barisan Mountains and mostly denotes I-type affinity. Previous investigations of the intrusions in West Sumatra emphasized the crystallization age without completing geochemistry characteristics. No former study discussed a pluton which mapped in the Kota XI Tarusan District. This study explains the geochemistry and petrology of the Tarusan Pluton using polarized microscope, XRF, and ICP-MS at the Center for Geology Survey of Indonesia. The microscopic analysis confirms the granite character of the samples. Although both plutons are identified as I-type calc-alkaline series, the Tarusan Pluton is peraluminous granite whilst the Lolo Pluton denotes wider range from metaluminous to peraluminous of granodiorite to granite. Both the plutons are clearly classified as volcanic arc granitoid in the correlation to Volcanic Arc Suite of Sumatra. Negative Ba, Nb, and P anomalies together with positive K, Nd, and Y anomalies are pronounced on the two felsic intrusions. Negative Eu anomaly on the Tarusan Pluton but the positive one at the Lolo Pluton might explain different magma evolution process.Keywords: volcanic arc granite, geochemistry, Tarusan Pluton, Lolo Pluton.
PENGARUH PELAPUKAN TERHADAP KADAR PLATINA DAN PALADIUM NIKEL LATERIT KONAWE UTARA Ronaldo Irzon; Kurnia Kurnia; Purnama Sendjaja; Dian Harisaputra; Baharuddin Baharuddin
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 15 No 2 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2019
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol15.No2.2019.925

Abstract

Platinum Group Element (PGE) merupakan logam transisi dengan kelimpahan sangat rendah yang terdiri dari platina (Pt), paladium (Pd), rodium (Rh), osmium (Os), dan rutenium (Ru). Selain terkait dengan sulfida, kelompok logam ini bersifat siderofil (mudah larut dalam besi) dan kalkofil (mudah bercampur dengan belerang). Proses pelapukan batuan menghasilkan beberapa lapisan sejajar permukaan tanah namun dengan kenampakan megaskopis berbeda dan disebut sebagai horizon. Studi mengenai PGE cukup banyak dilaksanakan pada wilayah batuan ultramafik dan lapukannya. Tingkat pelapukan dapat dihitung menggunakan beberapa formula berdasarkan komposisi geokimianya. Studi ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kadar Pt dan Pd pada pelapukan batuan ultramafik Andowia dan Asera yang merupakan bagian dari Kabupaten Konawe Utara. Chemical index of alteration (CIA) dan chemical index of alteration without potash (CIA-K) adalah dua jenis indeks pelapukan berbasis geokimia yang dikalkulasi untuk mengetahui korelasinya terhadap komposisi PGE masing-masing horizon. Pengukuran Pt dan Pd dilaksanakan menggunakan perangkat ICP-MS setelah tahap prakonsentrasi dengan teknik uji kadar logam (fire assay). Hasil analisis menunjukkan bahwa Pt dan Pd tertinggi terdapat pada horizon yang berada tepat di bawah lapisan tanah bagian atas (top soil) yang diduga terkait dengan komposisi Fe dan S pada setiap horizon di kedua profil studi. Indeks CIA dan CIA-K di sini sangat mirip akibat kandungan oksida kalium yang sangat rendah pada setiap percontoh. Indeks pelapukan berbanding lurus dengan kelimpahan Pt dan Pd pada setiap profil dengan korelasi sangat kuat. Perubahan CIA dan CIA-K yang drastis pada salah satu horizon di Asera menunjukkan bahwa pelapukan di sini ini telah terganggu oleh endapan lepas dari tempat lain. Pada sisi lain, pelapukan berjalan normal di Andowia berdasarkan pada kenaikan teratur CIA dan CIA-K dari horizon paling bawah menuju ke atas.