Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

SALINITAS AIRTANAH AKIFER TERTEKAN KEDALAMAN 0 – 20 M DAERAH KALIDERES – CENGKARENG, JAKARTA BARAT Abdurrachman Asseggaf; Hendarmawan Hendarmawan; Lambok M. Hutasoit; Johannes Hutabarat
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 27, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1496.29 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2017.v27.458

Abstract

The presence of salt water in the West Jakarta is still disputed by the groundwater experts. This research is aimed to clarify the cause of saline groundwater in the confined aquifer at the depth of 0 – 40 m by litostratigraphic correlation of Kalideres-Cengkareng section. Observation of the groundwater physical properties was carried out for 8 wells, consisting of 3 dug wells and 5 bored wells. The groundwater salinity classification was derived based on the total suspended solids and chloride content. Those data were compared to the groundwater flow pattern, aquifer system, groundwater facies and stable isotope 2H and 18O. Research results showed that the salinity is determined by the aquifer rock type and the change of groundwater facies to the flow pattern. Salinity is higher at the north east due to mixing of fossil water (connate water) or leaching of the rock salt. Stable isotope results also indicate that all samples have groundwater characteristics and none of seawater characters was present. AbstrakHingga saat ini keberadaan air asin di wilayah Jakarta Barat masih diperdebatkan oleh para ahli airtanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan penyebab tingginya nilai salinitas airtanah pada akifer tertekan kedalaman 0 – 40 m dengan cara mengkorelasi aliran airtanah, sistem akifer, fasies ion airtanah, dan isotop stabil di daerah Kalideres – Cengkareng. Pengamatan sifat fisik airtanah dilakukan pada 8 titik sumur yang terdiri dari 3 sumur gali, dan 5 sumur pantek. Data sifat fisik airtanah diintepretasikan dengan mengacu pada klasifikasi salinitas berdasarkan nilai jumlah padatan terlarut dan kadar Khlorida. Data tersebut dibandingkan dengan pola aliran airtanah, sistem akifer, fasies airtanah dan isotop stabil 2H dan 18O. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kadar salinitas ditentukan oleh jenis batuan akifer dan perubahan fasies airtanah terhadap pola aliran. Perubahan nilai salinitas yang semakin tinggi ke arah Timur laut disebabkan oleh adanya pencampuran dengan air fosil atau proses pencucian garam batuan. Hal inipun didukung oleh data isotop stabil yang menunjukkan bahwa seluruh sampel masih mencerminkan karakteristik air meteorik dan tidak mencirikan air laut.
ANALISIS SCANLINE STRUKTUR GEOLOGI DAERAH NGLANGGRAN , KECAMATAN PATUK, KABUPATEN GUNUNG KIDUL Ramadhan Adhitama; Abdurrachman Asseggaf; Jassy Yudhistira AL; Lilo Bayu Setiaji
Journal of Geoscience Engineering & Energy (JOGEE) VOLUME 2, NOMOR 2, AGUSTUS 2021
Publisher : Universitas trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3307.037 KB) | DOI: 10.25105/jogee.v2i2.10048

Abstract

Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil proses deformasi. Deformasi batuan adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan sebagai akibat adanya gaya yang bekerja di dalam bumi. Daerah Nglanggran merupakan daerah wisata khususnya geowisata, berdasarkan pemetaan geologi dan metode scanline dalam daerah penelitian dijumpai struktur geologi yang memiliki arah gaya timurlaut-baratdaya (dominan). Struktur geologi yang ada berdampak besar pada pembentukan morfologi daerah Nglanggran ini, dan hasil akhir penelitian ini berupa peta geologi daerah Nglanggran, dan dijumpai struktur geologi yaitu; sesar geser sinistral Ngoro-Oro 1, sesar geser sinistral Ngoro-Oro 2, sesar geser sinistral Terbah, sesar geser sinistral Nglanggran, sesar geser sinistral Putat. Penentuan jenis-jenis struktur geologi tersebut didapatkan menggunakan klasifikasi Rickard (1972).
HUBUNGAN LITOLOGI DENGAN KANDUNGAN KIMIAWI AIRTANAH DAERAH KECAMATAN BAYAH, PROVINSI BANTEN Suherman Dwi Nuryana; Ricky Muhammad Akbar; Abdurrachman Asseggaf
Journal of Geoscience Engineering & Energy (JOGEE) VOLUME 2, NOMOR 2, AGUSTUS 2021
Publisher : Universitas trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1921.678 KB) | DOI: 10.25105/jogee.v2i2.10050

Abstract

Air merupakan elemen yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari setiap manusia yang termasuk sebagai kebutuhan primer. Kebutuhan yang paling mendasar dalam kehidupan setiap manusia untuk bertahan hidup adalah kebutuhan fisiologis, dimana air termasuk dalam kebutuhan fisiologis setiap manusia Pada penelitian ini air tanah merupakan air yang akan diteliti dan dievaluasi kadar pencemarannya yang biasanya disebabkan oleh curah hujan, air fosil, atau air yang terperangkap di satuan batuan dan terjadi proses infiltrasi yang menyebabkan zat – zat yang terbawa ataupun terlarut oleh airtanah sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui kondisi kimiawi dan mengetahui faktor yang mempengaruhi kondisi air tanah pada Formasi Bayah dan Formasi Aluvium yang berlokasi di Kecamatan Bayah, Provinsi Banten. Metode yang yg dilakukan untuk penelitian ini dimulai dengan melakukan pengukuran muka airtanah setempat serta pengukuran sifat fisik air di lapangan dengan parameter kadar derajat keasaman (pH), total dissolved solids (TDS), Suhu (°C) dan electric conductivity (s/m)., pengambilan sampel airtanah dengan acuan dari SNI6989.58:2008 Air Dan Limbah – Bagian 58:2008. Metode pengambilan contoh airtanah dalam keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Metode pengambilan contoh airtanah, dan uji laboratorium sampel airtanah dengan Unsur kimia terpilih untuk analisis adalah kandungan besi (Fe), Mangan (Mn), dan Nitrogen (NO₂¯ & NO₃¯) menggunakan parameter Peraturan Menteri Kesehatan No.32 Tahun 2017 dengan Metode APHA, AWWA, WEF. Dari hasil analisis kedua formasi yang terdapat pada daerah penelitia bahwa airtanah pada daerah penelitian dipengaruhi oleh batuan yang terdapat pada tiap formasi yang ditandai dengan perbedaan kandungan kimiawi airtanah pada tiap formasi, serta kondisi morfologi and topografi juga mempengaruhi arah aliran yang terdapat pada daerah penelitian.
PERHITUNGAN KEBUTUHAN SUMUR RESAPAN BERDASARKAN DATA GENANGAN DI KELURAHAN CILANDAK BARAT, KECAMATAN CILANDAK, KOTA JAKARTA SELATAN : AMOUNT ESTIMATION OF WELL-REQUIREMENT BASED ON INUNDATION DATA IN CILANDAK BARAT URBAN VILLAGE, CILANDAK SUB-DISTRICT, SOUTH JAKARTA CITY Astrid Fauzia; Abdurrachman Asseggaf; Novi Triany
Journal of Geoscience Engineering & Energy (JOGEE) VOLUME 4, NOMOR 1, FEBRUARI 2023
Publisher : Universitas trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jogee.v4i1.14401

Abstract

Lahan kritis akibat pembangunan secara tidak langsung dapat menyebabkan berkurangnya daerah resapan air hujan. Berkurangnya daerah resapan dapat mengakibatkan adanya daerah genangan. Daerah genangan dapat dicegah dengan pembuatan sumur resapan. Sumur resapan dibangun dengan tujuan untuk memperkecil limpasan permukaan, sehingga dapat meminimalisir daerah genangan. Lokasi penelitian terletak di Kelurahan Cilandak Barat, Kecamatan Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan data genangan pada tahun 2016 untuk menghitung jumlah sumur resapan yang dibutuhkan. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan menganalisis volume genangan sesuai dengan PERGUB DKI Jakarta No. 20 tahun 2013. Dengan luas daerah terdampak genangan sebesar 56.156,82 m2, dengan tinggi genangan sebesar 0,67 m, maka total volume genangan yang terjadi di Kelurahan Cilandak Barat sebesar 37.625,07 m3. Dengan jumlah sumur resapan maksimum (volume sumur resapan 2m3) yang dibutuhkan sebanyak 18.813 buah, dengan jumlah sumur resapan minimum (volume sumur resapan 4m3) yang dibutuhkan sebanyak 9.406 buah.