Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ARSITEKTUR MESJID SEBAGAI ADAPTASI DAN ORIENTASI RUANG DALAM BUDAYA SASAK, STUDI KASUS DESA KOPANG, LOMBOK TENGAH Hidjaz, Taufan
Jurnal Arsitektur ZONASI Vol 1, No 1 (2018): Jurnal Arsitektur Zonasi Juni 2018
Publisher : KBK Peracangan Arsitektur dan Kota Program Studi Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jaz.v1i1.11737

Abstract

Abstract: Lombok referred to as “The Island of Thousand Mosques”, but more than that, there are around 9000 mosques in 518 Lombok villages with became the center of residential orientation. The traditional residential pattern of Kopang Village in central Lombok, as other Sasak residence in general, formed by values that bind its poeple in a culturalspace with a social system of kinship which then forms a distinctive environmental pattern. Sasak cultural space structure was formed as it is based on a worldview which became a way of life. The way of life of Sasak people in Kopang village is a concrete form of cultural values which makes mosque architecture as the center of the residential orientation pattern. Each of the cluster pattern is a residence formed by a relationship of structured activities from the people with the mosque. Before becoming identical with Islam, the old Sasak community which called Sasak Lebung used natural objects such as mountains, springs, and large trees as a marker and center of mythic-dynamism cultural and space orientation. After becoming Islam, Sasak people adapt the concept of space and make the mosque as the center of mythic-religious cultural and space orientation. This research using qualitative analytical descriptive method with environmental culture-based approach by considering the artifacts of the mosque with te residential environment in relation to the Sasak cosmology. Mosque architecture becomes very dominant role to represent culture and its symbolic meaning in cultural space of Sasak. Keywords : mosque, adaptive, orientation, Sasak culture, Kopang village. Abstrak : Lombok disebut sebagai “Pulau seribu mesjid” padahal lebih dari itu, dari 518 desa terdapat didalamnya 9000 an mesjid yang menjadi pusat orientasi hunian. Pola hunian tradisional desa Kopang di Lombok Tengah sebagaimana umumnya hunian Sasak terbentuk oleh tata nilai yang mengikat masyarakatnya dalam suatu ruang budaya dengan sistem sosial kekerabatan  yang kemudian membentuk pola lingkungan khas.  Terbentuknya struktur ruang budaya Sasak karena dilandasi oleh cara pandang terhadap dunia yang menjadi semacam jalan kehidupan. Cara hidup masyarakat Sasak di desa Kopang adalah bentuk kongkrit  nilai-nilai budayanya yang menjadikan Arsitektur Mesjid pusat orientasi hunian sehingga membentuk pola hunian kantong yang khas.  Tiap pola kantong tersebut merupakan hunian yang terbentuk oleh  hubungan kegiatan terstruktur masyarakatnya dengan mesjid.  Sebelum menjadi identik dengan Islam, masyarakat Sasak lama disebut Sasak Lebung menggunakan objek alam seperti gunung, mata air dan pohon besar sebagai penanda dan pusat orientasi ruang budaya yang mitis-dinamisme. Setelah menjadi Islam masyarakat Sasak melakukan adaptasi konsep ruang dan menjadikan mesjid sebagai pusat orientasi ruang budaya yang mitis-religius. Penelitian ini secara umum menggunakan metode deskriptif-analitis-kualitatif berbasis pendekatan budaya lingkungan dengan mempertimbangkan artefak mesjid menjadi fokus penelitian sebagai fenomena budaya. Hasil penelitian ini menguraikan keterkaitan   mesjid dengan lingkungan ruang hunian dalam kaitannya dengan kosmologi Sasak. Arsitektur mesjid menjadi sangat dominan berperan merepresentasikan  budaya dan makna simboliknya di dalam ruang budaya masyarakat Sasak. Kata kunci : mesjid, adaptasi, orientasi,budaya Sasak,desa Kopang.
DESAIN INTERIOR DAN PERILAKU PENGUNJUNG DI RUANG PUBLIK KASUS KELAPA GADING MALL JAKARTA Hidjaz, Taufan
Dimensi Interior Vol 5, No 2 (2007): DESEMBER 2007
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.597 KB) | DOI: 10.9744/interior.5.2.pp. 61-70

Abstract

The interaction between atmosphere and behavior is highly influenced by interior design factors as well as the dominant characters of the people interacting in it. As the quality of an environment, the atmosphere of is an input for people, which is then converted by the people into a perception and an output in their behaviors. The atmosphere of a public mall space is the resultant of the interior?s physical components, the activities of visitors and staff in it as well as the social interactions coming up with it which will be the stimulants for the behavior as the part of the space atmosphere itself. As the stimulants, the space atmosphere created will influence the perception, cognition and motivational processes in individual personality system, which then create response towards the space atmosphere actualized in their behaviors and activities. Abstract in Bahasa Indonesia : Hubungan timbal balik antara suasana ruang (atmosphere) dengan perilaku sangat dipengaruhi oleh faktor desain interior ruang dan karakteristik dominan dari manusia yang berinteraksi di dalamnya. Suasana ruang sebagai kualitas lingkungan, merupakan masukan pada manusia yang kemudian dikonversikan oleh manusia menjadi persepsi dan keluaran pada perilaku, sebaliknya kegiatan atau perilaku manusia itu sendiri dapat mempengaruhi suasana ruang. Suasana ruang di mall tercipta dan merupakan resultan dari komponen-komponen fisik interior, kegiatan pengunjung di dalamnya dan interaksi sosial yang menyertainya. Suasana ini akan menjadi stimulan bagi perilaku pengunjung, yang menjadi bagian dari suasana ruang itu sendiri. Sebagai stimulan, suasana ruang yang terbentuk akan mempengaruhi persepsi, kognisi dan proses motivasi dalam sistem kepribadian individu, kemudian membentuk respons-respons terhadap suasana ruang tersebut yang diwujudkan oleh perilaku atau kegiatan. Kata kunci: Desain interior, suasana ruang, perilaku.
Interaksi Perilaku dan Suasana Ruang di Perkantoran Kasus di 2 lokasi Kantor Pusat PT.Telkom, Bandung Hidjaz, Taufan
Jurnal Rekarupa Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract The interaction between atmosphere and behavior is highly influenced by interior design factors as well as the dominant characters of the people interacting in it. As the quality of an environment, the atmosphere of is an input for people, which is then converted by the people into a perception and an output in their behaviors. The atmosphere of an office space is the resultant of the interior physical components, the activities of visitors and staff in it as well as the social interactions coming up with it which will be the stimulants for the behavior as the part of the space atmosphere itself. As the stimulants, the space atmosphere created will influence the perception, cognition and motivational processes in individual personality system, which then create responds towards the space atmosphere actualized in their behaviors and activities. The difference of the space atmosphere which is as the result of the system used in an office interior design will be influencing the behaviors of its staff. Keywords: Interior design, atmosphere, behaviors.   ABSTRAK Hubungan timbal balik antara suasana ruang (atmosphere) dengan perilaku sangat dipengaruhi oleh faktor desain interior ruang dan karakteristik dominan dari manusia yang berinteraksi di dalamnya. Sebagai kualitas lingkungan, suasana ruang merupakan masukan pada manusia yang kemudian dikonversikan oleh manusia menjadi persepsi dan keluaran pada perilaku, sebaliknya kegiatan atau perilaku manusia itu sendiri dapat mempengaruhi suasana ruang. Suasana ruang di perkantoran merupakan resultante dari komponen-komponen fisik interior, kegiatan pengunjung dan karyawan di dalamnya serta interaksi sosial yang menyertainya. Ia akan menjadi stimulan bagi perilaku, yang menjadi bagian dari suasana ruang itu sendiri. Sebagai rangsang atau stimulan, suasana ruang yang terbentuk akan mempengaruhi persepsi, kognisi dan proses motivasi dalam sistem kepribadian individu, kemudian membentuk respons-respons yang diwujudkan oleh perilaku atau kegiatan. Perbedaan suasana ruang akibat penggunaan sistem yang berbeda dalam desain interior perkantoran berpengaruh pada beberapa perilaku karyawannya. Kata Kunci: Desain interior, suasana, perilaku
Interaksi Perilaku dalam Suasana Ruang Terbatas Studi Kasus Hotel Kapsul The Pod Singapura Hidjaz, Taufan
Jurnal Rekarupa Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Suasana ruang sangat dipengaruhi oleh faktor kondisi ruang dan karakteristik dominan dari manusia yang berinteraksi di dalamnya. Sebagai kualitas lingkungan, suasana ruang merupakan masukan pada manusia yang kemudian dikonversikan menjadi persepsi dan keluaran pada perilaku. Sebaliknya, kegiatan atau perilaku manusia itu sendiri dapat mempengaruhi suasana ruang.  Suasana di ruang hunian merupakan resultante dari komponen-komponen fisik interior, kegiatan pengunjung di dalamnya serta  interaksi sosial yang menyertainya. Ia akan menjadi stimulan bagi perilaku, yang menjadi bagian dari suasana ruang itu sendiri. Sebagai rangsang atau stimulan, suasana ruang yang terbentuk akan mempengaruhi persepsi, kognisi dan proses motivasi dalam sistem kepribadian individu yang menjadi penghayatan subyektif, kemudian membentuk respons-respons yang diwujudkan oleh perilaku. Perbedaan suasana ruang akibat tatanan yang berbeda dalam desain interior ruang hunian yang besaran terbatas,  berpengaruh pada beberapa perilaku pengunjungnya. Paper ini meneliti hubungan timbal balik antara suasana ruang (atmosphere) dengan perilaku tamu di hotel kapsul The Pod Singapura.   Kata Kunci :  Desain interior, suasana, perilaku, hotel kapsul Abstract The interaction between atmosphere and behavior is highly influenced by interior design factors as well as the dominant characters of the people interacting in it. As the quality of an environment, the atmosphere of is an input for people, which is then converted by the people into a perception and an output in their behaviors. The atmosphere of an residencial space is the resultant of the interior physical components, the activities of visitors and staff in it as well as the social interactions coming up with it which will be the stimulants for the behavior as the part of the space atmosphere itself. As the stimulants, the space atmosphere created will influence the perception, cognition and motivational processes in individual personality system as sense of subjectivity, which then create responds towards the space atmosphere actualized in their behaviors and activities. The difference of the space atmosphere which is as the result of the system used in an residencial interior design will be influencing the behaviors of its guests. This paper examines the interrelationships between room atmosphere with the guest behavior of The Pod capsule hotel Singapore. Keywords : capsule hotel, atmosphere, behaviors,capulse hotel