Yusdar Hilman
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Jln. Raya Ragunan No. 29A, Pasar Minggu, Jakarta 12540

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search
Journal : Jurnal Hortikultura

Inokulasi Mikoriza Glomus sp. dan Penggunaan Limbah Cacing Tanah untuk Meningkatkan Kesuburan Tanah, Serapan Hara, dan Hasil Tanaman Mentimun Rosliani, Rini; Hilman, Yusdar
Jurnal Hortikultura Vol 15, No 1 (2005): Maret 2005
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Wera, Subang mulai bulan Agustus sampai No vem ber2000. Tujuan penelitian adalah (i) mempelajari pengaruh inokulum mikoriza Glomus sp. dan limbah atau kotoranbekas cacing tanah (kascing) terhadap sifat-sifat kimia tanah, serapan N, P, dan K dan hasil buah mentimun, (ii)mengetahui efek inokulasi mikoriza dalam mengurangi pemakaian pupuk buatan NPK, dan (iii) mendapatkankombinasi pupuk hayati (mikoriza Glomus sp. dan kascing) dan pupuk NPK yang tepat dan efisien untuk mentimun.Rancangan penelitian menggunakan split-plot de sign dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri atas petak utama yaitupemberian mikoriza (tanpa dan dengan mikoriza), dan anak petak yaitu enam kombinasi penggunaan kascing + NPK.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kascing + NPK berpengaruh nyata terhadap serapan P vegetatiftanaman dan serapan N, P, dan K buah. Perlakuan mikoriza dan kascing dapat meningkatkan kesuburan (sifat kimiadan biologi) tanah. Dalam hal bobot buah, kascing dengan dosis 2,5 t/ha + ¾ x standar NPK merupakan aplikasi yangpal ing baik di antara perlakuan yang diuji.In oc u la tion of my cor rhi zal Glomus sp. and the use ofvermicompost to im prove soil fer til ity, nu tri ent up take, and cu cum ber yield. An experiment was conducted atWera ex per i men tal farm, Subang from Au gust to No vem ber 2000. The ob jec tives of the ex per i ment were: (i) to studymycorrhiza Glomus sp. in oc u la tion and vermicompost in im prov ing soil chem i cal prop er ties; NPK up take and yield ofcu cum ber, (ii) to find out the ef fect of my cor rhi za Glomus sp. in oc u la tion on the re duc tion of NPK fer til izer us age, and(iii) to screen the most ap pro pri ate and ef fi cient treat ment com bi na tion of biofertilizers (mycorrhyza) andvermicompost + NPK fer til izer on cu cum ber. A split plot de sign with three replications was used. Treat ments con -sisted of in oc u la tion of my cor rhi za (with and without in oc u la tion) as a main plot and six com bi na tions ofvermicompost + NPK fer til iz ers as subplot. Re sults of the ex per i ment in di cated that my cor rhi za and vermicompostap pli ca tion can im prove soil chem i cal and bi o log i cal fer til ity. Ap pli ca tion of vermicompost + NPK fer til izer sig nif i -cantly in flu enced P up take in plant veg e ta tive growth as well as N, P, and K up take in fruits. In terms of fruit weight,ap pli ca tion of vermicompost of 2.5 t/ha + ¾ x NPK stan dard was the best.
Pemupukan Fosfat Alam, Pupuk Kandang Domba, dan Inokulasi Cendawan Mikoriza Arbuskula terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentimun pada Tanah Masam Rosliani, Rini; Hilman, Yusdar; Sumarni, Nani
Jurnal Hortikultura Vol 16, No 1 (2006): Maret 2006
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Percobaan dilaksanakan di lahan petani Kabupaten Lebak, Banten, mulai bulan Juli sampai Oktober 2001.  Jenis tanah masam adalah ultisols yang mempunyai ketersediaan P rendah dan sifat fisik jelek. Tujuan percobaan adalah mempelajari pengaruh inokulasi cendawan mikoriza arbuskula, penyediaan bahan organik dari pupuk kandang domba dan dosis fosfat alam (P) terhadap pertumbuhan, serapan P, dan hasil mentimun. Perlakuan terdiri atas 3 dosis fosfat alam, pupuk kandang domba, dan inokulasi mikoriza. Kombinasi perlakuan seluruhnya ada 12 dengan 3 ulangan yang disusun dalam rancangan acak kelompok faktorial. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang domba meningkatkan efisiensi penggunaan fosfat alam, pertumbuhan, bobot buah, dan infeksi akar.  Pengaruh mikoriza tampak jelas jika disertai penggunaan pupuk kandang domba.  Tanpa  pupuk kandang domba maupun tanpa mikoriza, dosis P yang dibutuhkan untuk menghasilkan buah mentimun adalah 200 kg P2O5 /ha, sedangkan dengan pupuk kandang domba maupun dengan mikoriza dosis P yang dibutuhkan untuk menghasilkan buah mentimun yang sama hanya 100 kg  P2O5 /ha.  Tanpa pupuk kandang, mikoriza, dan pupuk P (kontrol), tanaman tidak menghasilkan buah mentimun. Teknologi yang diperoleh dari penelitian ini sangat berguna untuk pengembangan tanaman sayuran pada tanah-tanah masam atau lahan marginal seperti ultisols.The experiment was conducted at the farmer field in Lebak Distric of Banten Province, from July until October 2001. The soil type was ultisols with low P availability and poor physical property. The objectives of this experiment was to study the effect of application of rock phosphate, sheep manure, and arbuscular mycorrhiza fungi inoculation on the growth, P uptake, and yield of cucumber in acid soil.  The treatments consisted of three rates of rock phosphate, 2 rates of sheep manure and 2 rates of mycorrhiza inoculation. All treatment combinations were arranged in a factorial randomized block design with 3 replications. The results showed that sheep manure application increased the efficiency of rock phosphate application, growth, yield of cucumber, and root infection. The effect of mycorrhiza inoculation was distinct when accompanied with sheep manure supply. Without sheep manure supply and without mycorrhiza inoculation, 200 kg P2O5/ha of rock phosphate was needed to produce cucumber, while sheep manure supply and mycorrhiza inoculation, only 100 kg P2O5/ha of rock phosphate was needed to produce equivalence cucumber fruit. Without rock phosphate application, sheep manure supply, and mycorrhiza inoculation (control), the plant did not produce any cucumber fruit. The results of the experiment can be usefull for developing vegetables cultivation on acid soils or marginal land such as ultisols.
Inokulasi Mikoriza Glomus sp. dan Penggunaan Limbah Cacing Tanah untuk Meningkatkan Kesuburan Tanah, Serapan Hara, dan Hasil Tanaman Mentimun Rosliani, Rini; Hilman, Yusdar
Jurnal Hortikultura Vol 15, No 1 (2005): Maret 2005
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Wera, Subang mulai bulan Agustus sampai No vem ber2000. Tujuan penelitian adalah (i) mempelajari pengaruh inokulum mikoriza Glomus sp. dan limbah atau kotoranbekas cacing tanah (kascing) terhadap sifat-sifat kimia tanah, serapan N, P, dan K dan hasil buah mentimun, (ii)mengetahui efek inokulasi mikoriza dalam mengurangi pemakaian pupuk buatan NPK, dan (iii) mendapatkankombinasi pupuk hayati (mikoriza Glomus sp. dan kascing) dan pupuk NPK yang tepat dan efisien untuk mentimun.Rancangan penelitian menggunakan split-plot de sign dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri atas petak utama yaitupemberian mikoriza (tanpa dan dengan mikoriza), dan anak petak yaitu enam kombinasi penggunaan kascing + NPK.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kascing + NPK berpengaruh nyata terhadap serapan P vegetatiftanaman dan serapan N, P, dan K buah. Perlakuan mikoriza dan kascing dapat meningkatkan kesuburan (sifat kimiadan biologi) tanah. Dalam hal bobot buah, kascing dengan dosis 2,5 t/ha + ¾ x standar NPK merupakan aplikasi yangpal ing baik di antara perlakuan yang diuji.In oc u la tion of my cor rhi zal Glomus sp. and the use ofvermicompost to im prove soil fer til ity, nu tri ent up take, and cu cum ber yield. An experiment was conducted atWera ex per i men tal farm, Subang from Au gust to No vem ber 2000. The ob jec tives of the ex per i ment were: (i) to studymycorrhiza Glomus sp. in oc u la tion and vermicompost in im prov ing soil chem i cal prop er ties; NPK up take and yield ofcu cum ber, (ii) to find out the ef fect of my cor rhi za Glomus sp. in oc u la tion on the re duc tion of NPK fer til izer us age, and(iii) to screen the most ap pro pri ate and ef fi cient treat ment com bi na tion of biofertilizers (mycorrhyza) andvermicompost + NPK fer til izer on cu cum ber. A split plot de sign with three replications was used. Treat ments con -sisted of in oc u la tion of my cor rhi za (with and without in oc u la tion) as a main plot and six com bi na tions ofvermicompost + NPK fer til iz ers as subplot. Re sults of the ex per i ment in di cated that my cor rhi za and vermicompostap pli ca tion can im prove soil chem i cal and bi o log i cal fer til ity. Ap pli ca tion of vermicompost + NPK fer til izer sig nif i -cantly in flu enced P up take in plant veg e ta tive growth as well as N, P, and K up take in fruits. In terms of fruit weight,ap pli ca tion of vermicompost of 2.5 t/ha + ¾ x NPK stan dard was the best.
Penggunaan Pupuk TSP dan SP-36 pada tanaan Bawang Putih di Dataran Tinggi Hilman, Yusdar; Suwandi, -; Rosliani, Rini
Jurnal Hortikultura Vol 9, No 1 (1999): Maret 1999
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Efisiensi penggunaan pupuk fosfat pada bawang putih tergolong rendah. Salah satu alternatif untuk meningkakan efisiens penggunaan pupuk fofat adalah penggunaan pupuk SP-36 (Superfosfat 36). Penelitian ini dilaksanakan di lahan petani bawang putih di dataran tinggi iidey Kabupaten Bandung (1.400 d.p.l) dengantipe tanah andosol. Tujuan peneltian ini adalah untuk mendapatkan sumber da dosis fosfat yang paling efisien dan untuk mempelajari seberapa jauh pupuk SP-36 dapat mempertahankan hasil umbi serta perubahan ciri kimia tanah pada budidaya bawang putih. Perlakuan terdiri dari dua jenis pupuk fosfat yakni TSP dan SP-36 yang dikombinasikan dengan empat taraf dosis pemupukan fosfat. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Acak kelompok dengan empat ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pupuk SP-36 dan TSP pada berbagai dosis tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, berat kering, dan berat basah tanaman bawang putih dan tidak juga menigkatkan serapan nitrogen, fosfor, dan kalium total. Hasil umi total bawang putih tertinggi terjadi pada sumber fosfat yang berasal dari TSP dengan dosis 250 kg/ha, tetapi tidak berbeda nyata dengan pupuk fosfat yang berasal dari SP-36. Dengan demikian, pupuk fosfat yang berasal SP-36 dengan dosis 150 kg/ha merupakan penggunaan pupuk fosfat yang paling efisien. Peningkatan dosis TSP sedikit meningkatkan pH tanah, sebaiknya peningkatan dosis SP-36 cenderung memasamkan tanah. Makin tinggi dosis TSP dan SP-36 yang digunakan makin tinggi pula P ersedia di dalam tanah. Abstract.Utilization of triple superphniplaite (TSP). and superphosphate (SP)-36 fertilizers on garlic in highland of Ciwiday, The efficiency of using P fertilizer on garlic is low. One of the alternatives to increase the efficiency is by the utilization of SP-36 fertilizer,  Experiment was conducted at farmers field at Ciwidey, West Jawa. The altitude was 1400 m a.s.l. with Andosol suit type. The objectives of this research were to find out the most efficient rate of phosphate fertilizer and to study how far SP-36 fertilizer could increase bulb yield as well as the change of soil chemical properties in the cultural practises of garlic. The treatments  consisted of 4 dosage levels each of TSP and SP-36. Result of the experiment showed that SP-36 and TSP fertilizers al all rates tested did not influence plant height, leaf number, dry weight and fresh weight of garlic plant nor increase the total N, P, and K uptakes. The highest increase in total yield occured al the rate of 250 kg/ha TSP. However, the most rieiefficient was 150 kg/ha SP-36. Utilization of TSP slightly increased soil pH, but SP-36 tended to decrease soil pH. Soil P availability can he improved by increasing TSP and SP-36 dosage.
Respons Hama Lalat Buah Jantan terhadap beberapa Jenis Atraktan dan Warna Perangkap di Kebun Petani Hasyim, Ahsol; Boy, A; Hilman, Yusdar
Jurnal Hortikultura Vol 20, No 2 (2010): Juni 2010
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v20n2.2010.p%p

Abstract

ABSTRAK. Penelitian respons lalat buah jantan terhadap beberapa jenis atraktan dan warna perangkap dilakukan dikebun buah dan sayur Padang Pariaman dari bulan Juni sampai Oktober 2006. Penelitian menggunakan rancangan acakkelompok pola faktorial dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama ialah warna perangkap (merah, kuning,hijau, oranye, dan transparan). Faktor kedua ialah atraktan ME sintetik (metil eugenol murni 90%), petrogenol (ME70%), dan cue-lure. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata jumlah lalat buah yang terperangkap/perangkap/haripada berbagai warna perangkap dan atraktan sintetik berbeda nyata. Lalat buah lebih banyak terperangkap, diperolehpada perangkap warna kuning (39 ekor), kemudian diikuti oleh perangkap warna merah, hijau, oranye, dan transparan,masing-masing 29,84, 27,99, 14,89, dan 14,3 ekor lalat buah/perangkap/hari. Jumlah lalat buah paling banyak tertarikpada perangkap dengan atraktan metil eugenol murni dibandingkan dengan perangkap ME 70% dan cue-lure. Perangkapwarna kuning dengan atraktan ME dapat menarik lebih banyak jenis lalat buah (11 spesies) kemudian diikuti olehperangkap transparan, perangkap warna merah, oranye, dan hijau, masing-masing dapat menarik berturut-turut 9,8, 8, dan 7 jenis lalat buah. Penggabungan antara warna perangkap dengan atraktan sintetik metil eugenol, dapatmeningkatkan kemampuan sebagai perangkap yang potensial dan juga sebagai alat monitoring lalat buah.ABSTRACT. Hasyim, A., A. Boy, and Y. Hilman. 2010. The Response of Male Fruit Fly to Various Attractantand Trap Colors in the Farmer Orchard. The research was conducted in fruits and vegetables farmer orchard inPadang Pariaman from June to October 2006. The factorial randomized completely design with three replications andtwo factors were used in this experiment. The first factor was trap color (red, yellow, green, orange, and transparent).The second factor was kind of synthetic attractant (pure methyl eugenol 90%, petrogenol 70%, and cue-lure). Theresults showed that number of flies’ caught/trap/day was significantly different in response to trap colors and syntheticattractant. Yellow colored trap captured significantly highest number of male fruit fly (39 flies/trap/day) followed byred, green, orange, and transparent trap which were 29.84, 27.99, 14.89, and 14.3 fruit fly/trap/days, respectively.Pure ME (90%) attracted highest number of flies comparing ME 70% (petrogenol) and cue-lure. Yellow trap attractedhighest number of flies species (11 species) followed by transparent trap, red, orange, and green which were of 9, 8,8, and 7 species, respectively. The incorporation of trap color and synthetic attractant such as methyl eugenol wouldprovide powerful tools not only potential for fruit fly trapped but also for monitoring.