Rahayu Tedjasarwana
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Kultivar dan Formula Pupuk pada Pertumbuhan Bunga Potong Anthurium Tedjasarwana, Rahayu; Wuryaningsih, Sri
Jurnal Hortikultura Vol 19, No 2 (2009): Juni 2009
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Bunga potong Anthurium (Anthurium andraeanum Lind.) mempunyai bentuk bunga yang khas sepertitopi, terdiri dari spathe dan spadix dengan warna spathenya yang sangat beragam, dikenal mempunyai kesegaran bungadalam vas yang lama. Penelitian bertujuan untuk memperoleh formula pupuk yang tepat dan kultivar yang baik untukpertumbuhan dan produksi bunga potong Anthurium. Penelitian dilakukan di Rumah Sere Balai Penelitian TanamanHias (Balithi) dengan ketinggian 1.100 m dpl dari bulan Januari sampai Desember 2006. Percobaan menggunakanrancangan acak kelompok pola faktorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama 2 kultivar, yaitu kultivar Tropical danAvo Orange, sedangkan faktor kedua formula pupuk, yaitu (1) formula anthura sebagai kontrol, (2) formula Balithi1, (3). formula Balithi 2, (4) formula Balithi 3, dan (5) formula Balithi 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwajumlah klorofil, panjang dan diameter spadik, serta diameter tangkai bunga kultivar Tropical nilainya lebih besardibandingkan kultivar Avo Orange, yaitu berturut-turut 63,96 unit; 5,81; 6,77 cm; dan 4,86 mm. Sedangkan kultivarAvo Orange lebih cepat inisiasi bunganya, tangkai bunga lebih panjang dengan produksi bunga lebih tinggi, yaitumasing-masing 45,19 hari, 46,27 cm, dan 19,13 tangkai/petak. Formula pupuk 4 menghasilkan tanaman dengan inisiasibunga tercepat, yaitu 49,36 hari, sedangkan formula pupuk 3 menghasilkan bunga tinggi sebesar 18,0 tangkai/petak.Hasil penelitian memberikan informasi tentang adanya kultivar Anthurium yang produktif dan bermutu baik sertaformula nutrisi yang mudah diperoleh.ABSTRACT. Tedjasarwana, R. and S. Wuryaningsih. 2009. Cultivars and Fertilizer Formulae on the Growthof Anthurium Cut Flower. Anthurium cut flower (Anthurium andraeanum Lind.) has spesific flower form like hatconsist of spathe and spadix with variation on spathe color, and has long vaselife. The objectives of this researchwere to find out fertilizer formula and cultivars of Anthurium to increase the productivity of Anthurium cut flower.The experiment was carried out in a Screenhouse of Segunung Field Trial at Indonesian Ornamental Crops ResearchInstitute (IOCRI) from January to December 2006 at 1,100 m asl. Factorial design with 3 replications was used.The first factor was 2 cultivars of Anthurium cut flower consist of Tropical and Avo Orange. The second factor wasfertilizer formula: (1) Anthura as a control, (2) IOCRI 1, (3) IOCRI 2, (4) IOCRI 3, and (5) IOCRI 4. The resultsshowed that chlorophyl number, length and diameter of spadix, also flower stalk diameter of Tropical variety washigher than Avo Orange, i.e. 63.96 unit; 5.81; 6.77 cm, and 4.86 mm, respectively. On the other hand, Avo Orangeshowed faster flower initiation with flower stalk length and flower production higher than Tropical, i.e. 45.19 days;46.27 cm, and 19.13 flower stalk/plot respectively. Fertilizer IOCRI 4 showed fastest flower initiation (49.36 days)and fertilizer IOCRI 3 indicated the highest on flower production (18.0 flower stalk/plot).
Pengaruh Formula Pupuk dan Jarak Tanam terhadap Hasil dan Kualitas Bunga Mawar Potong Tedjasarwana, Rahayu; Rahardjo, Indiarto Budi
Jurnal Hortikultura Vol 19, No 3 (2009): September 2009
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Formula pupuk yang dipergunakan pada tanaman mawar di Indonesia perlu dikembangkan. Tujuanpenelitian untuk mengetahui formula pupuk yang sesuai bagi mawar potong pada beberapa jarak tanaman. Percobaandilaksanakan di dalam Rumah Plastik Kebun Percobaan Segunung, Balai Penelitian Tanaman Hias, di Desa CiherangCipanas, Pacet, Cianjur, Jawa Barat pada ketinggian 1.100 m dpl. pada bulan September 2003 - Januari 2004. Percobaanmenggunakan rancangan petak terpisah dengan 3 ulangan. Petak utama adalah formula pupuk yaitu komersial (JORO),Cipanas A1, dan Cipanas A2. Anak petak terdiri dari jarak tanam 30x30 cm, 30x20 cm, 30x15 cm, 40x20 cm, dan40x15 cm. Hasil percobaan menunjukkan bahwa panjang tangkai bunga tertinggi (63,33 cm) dan produksi bungatertinggi (46,31 tangkai/petak) diperoleh pada jarak tanam rapat (30x15 cm). Jumlah petal bunga tertinggi (44,27petal/kuntum) diperoleh pada jarak tanam terlonggar (30x30 cm) yang sama dengan jarak tanam terapat (30x15 cm)sebesar 40,53 petal/kuntum. Lama kesegaran bunga tertinggi (4,77 hari) diperoleh pada jarak tanam 40x20 cm yangsama dengan jarak tanam lainnya, kecuali pada jarak tanam terlonggar (30x30 cm) lama kesegaran bunganya terendah(4,33 hari). Formula pupuk komersial, Cipanas A1 dan Cipanas A2 yang diuji menunjukkan hasil yang tidak berbedanyata. Oleh karena itu formula pupuk Cipanas A1 dan Cipanas A2 dapat sebagai pengganti formula pupuk komersial.Hasil penelitian ini dapat dipergunakan pengusaha dan petani bunga mawar potong untuk meramu pupuk–pupukyang diteliti secara tunggal menjadi 1 formula pupuk yang lengkapABSTRACT. Tejasarwana R. and I.B. Rahardjo. 2009. The Effect of Fertilizer Formulae and Plant Spacing onthe Yield and Quality of Rose Cut Flower. Fertilizer formulae for rose cultivation in Indonesia need to be developed.The objective of the experiment was to find out appropriate fertilizer formulae and plant spacing for rose cut flower.The experiment was conducted in Plastichouse at Segunung Field Trial of Indonesian Ornamental Crops ResearchInstitute, Cianjur, West Java (elevation 1,100 m asl.) from September 2003 to January 2004. Split-plot design with3 replications was used. The main plot was fertilizer formulae, i.e commercial (JORO), Cipanas A1, and Cipanas A2.While the subplot was plant spacing, i.e. 30x30 cm, 30x20 cm, 30x15 cm, 40x20 cm, and 40x15 cm. Results of theexperiment showed that the longest flower stalk (63.33 cm) and the highest flower production (46.31 stalks/plot)were obtained from plant spacing 30 x15 cm. The highest petal number/flower (44.27 petals/flower) were obtainedfrom plant spacing 30x30 cm that was similar with plant spacing 30x15 cm (40.53 petals/flower). The longest flowervaselife (4.77 days) was obtained from plant spacing 40x20 cm that was same with other treatments, except on spacingof 30x30 cm of having flower vase life the lowest (4.33 days). Fertilizer formulae of commercial, Cipanas A1, andCipanas A2 showed no significant different. Therefore fertilizer formulae of Cipanas A1 and Cipanas A2 could be usedas substitution for commercial fertilizer formulae. This result can be used by businessman and farmer to formulatethe fertilizer that have been studied singly to become a complete fertilizer formulae
Tanggap Pertumbuhan Mawar Mini dan Produksi Bunga pada Berbagai Daya Hantar Listrik dan Komposisi Media Tanam Tedjasarwana, Rahayu; Nugroho, ED S; Herlinaa, Debora; Darliah, -
Jurnal Hortikultura Vol 19, No 4 (2009): Desember 2009
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Budidaya mawar mini Rosa sinensis Hort. var. Red Baby Rose pada pot memerlukan daya hantar listrik(DHL) media dan komposisi media tanam yang tepat agar pertumbuhan dan hasil bunga tinggi. Tujuan percobaanuntuk mendapatkan informasi tentang DHL media dan komposisi media tanam yang tepat. Percobaan diselenggarakanpada pot dalam naungan rumah plastik pada ketinggian 1.100 m dpl. di Kebun Percobaan Segunung Balai PenelitianTanaman Hias, Pacet, Cianjur, pada bulan Desember 2004-Juni 2005. Petak-petak percobaan disusun menurutrancangan petak terpisah dengan 3 ulangan. Perlakuan petak utama adalah 3 DHL media tanam >0,35-0,50, >0,50-0,75, dan >0,75-1,00 mS/cm, sedangkan anak petak yaitu komposisi media tanam cocopeat (1v), arang sekam (1v),cocopeat : arang sekam (2:1 v/v), (1:2 v/v), (1:1 v/v), dan moss:arang sekam (4:1 v/v). Hasil percobaan menunjukkanbahwa tidak terjadi interaksi yang berbeda nyata antara DHL media tanam dan komposisi media terhadap semuapeubah yang diamati. Panjang tangkai bunga tertingi (5,54 cm) diperoleh pada DHL media tanam >0,50-0,75 mS/cm. Tinggi tanaman tertinggi 22,17 cm, jumlah tunas terbanyak 18,60 buah/tanaman, jumlah klorofil tertinggi 45,87unit, diameter bunga kuncup tertinggi 8,54 mm, diameter bunga mekar tertinggi 4,46 cm, diameter neck tertinggi 1,39mm, diameter tangkai bunga tertinggi 1,84 mm, produksi bunga tertinggi 9,18 kuntum/tanaman, dan lama kesegaranbunga terlama 12,38 hari, diperoleh dari komposisi media tanam moss:arang sekam (4:1 v/v). Hasil penelitian inibermanfaat sebagai acuan petani mawar mini dan pengguna lainnyaABSTRACT. Tedjasarwana, R., E.D.S. Nugroho, D. Herlina, and Darliah. 2009. Response of Mini Rose Growthand Flower Yield at Various Electrical Conductivity and Growing Media Compositions. Mini rose, Rosa sinensisHort var. Red Baby Rose pot plant need proper media electrical conductivity (EC) and growing media compositionto obtain good growth and high flower production. The objective of the experiment was to find out the best growingmedia EC and media composition. Experiment was conducted on the pot in the plastichouse at Segunung FieldExperiment, Indonesian Ornamental Crops Research Intitute, Pacet, Cianjur, West Java (1,100 m asl.) from December2004 up to June 2005. The experiment was arranged in a split plot design with 3 replications. The main plots wasEC of growing media, namely >0.35-0.50, >0.50-0.75, and >0.75-1.00 mS/cm. While the subplot was 6 growingmedia composition, namely cocopeat (1 v), ricehull charcoal (1 v), cocopeat : ricehull charcoal (2:1 v/v), (1:2 v/v),(1:1 v/v), and moss: ricehull charcoal (4:1 v/v). The results of this experiment showed that there was no significantinteraction between growing media EC and growing media composition in all variables observed. The highest offlower stem length (5.54 cm) was found in >0.50-0.75 mS/cm of growing media EC. The highest plant height (22.17cm), buds number (18.6 buds/plant), chlorophyl contains (45.87 units), flower bud diameter (8.54 mm), blossomdiameter (4.46 cm), neck diameter (1.39 mm), flower stem diameter (1.84 mm), flower yield (9.18 flowers/plant),and flower vaselife (12.38 days), were found from growing media composition of moss: rice hull charcoal (4:1 v/v).The results of this experiment can be used as reference for mini rose farmer and any other usage.
Cara Aplikasi dan Takaran Pupuk terhadap Pertumbuhan dan Produksi Krisan Tedjasarwana, Rahayu; Nugroho, Evi Dwi; Hilman, Yusdar
Jurnal Hortikultura Vol 21, No 4 (2011): DESEMBER 2011
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Krisan merupakan salah satu tanaman hias penting dalam industri florikultura di Indonesia. Dalam budidayanya, pertumbuhan dan produktivitas krisan sangat dipengaruhi oleh pemberian pupuk yang sesuai dan optimal. Pupuk N, P, dan K sering diaplikasikan tanpa memperhatikan cara aplikasi dan takaran yang tepat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui cara aplikasi dan takaran pupuk terhadap pertumbuhan dan produksi bunga krisan. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaaan  Balai Penelitian Tanaman Hias Segunung 1.100 m dpl. dari bulan Januari sampai dengan Desember 2007. Bahan tanaman yang digunakan adalah krisan varietas Puspita Nusantara. Pupuk yang digunakan yaitu Urea, KNO3, dan SP-36. Percobaan menggunakan rancangan petak terpisah dengan tiga ulangan. Petak utama ialah cara aplikasi pupuk butiran dan fertigasi. Sebagai anak petak ialah takaran pupuk, yaitu tanpa pupuk, ½ takaran anjuran, 1 takaran anjuran, dan 1½ takaran anjuran. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian pupuk dengan cara ditabur dan fertigasi memberikan pengaruh yang sama, sedangkan takaran pupuk 1½ takaran anjuran menunjukkan pertumbuhan vegetatif dan jumlah bunga lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya (diameter batang terbesar 5,90 mm, panjang daun 8,41 cm, jumlah daun/tanaman tertinggi 37,5 helai, dan 10,5 kuntum/tanaman). Chrysanthemum is one of important ornamental crops on the floriculture industry in Indonesia. In Chrysanthemum cultivation, growth and productivity of it are significantly affected by application of appropriate fertilizer in optimal dosage. N, P, and K fertilizer were frequently applied without taking into consideration on its application method and appropriate dosage. The objective of this study was to determine effect of application method and dosage of fertilizer on plant growth and production of Chrysanthemum. The experiment was carried out at Segunung Field Experiment Station of Indonesian Ornamental Crops Research Institute 1,100 m asl. from January to December 2007. The material used in the experiment was Puspita Nusantara varieties. The fertilizer utilized in the study were Urea, KNO3, and SP-36. The treatments were arranged in split plot design with three replications. The main plot was application method of fertilizer i.e. spreading and fertigation. The subplot was without fertilizer, ½ recommended suggestion dosage, 1 recommended suggestion dosage, and 1½ recommended suggestion dosage. Results showed that application of fertilizer both spreading and fertigation gave the same effect on growth and production of Chrysanthemum. Fertilizer dosage at 1½ recommended suggestion gave higher effect on vegetative plant growth and number of flower than those others (highest stem diameter 5.90 mm, highest leaf length 8.41 cm, highest leaf number/plant 37.5 leaves, and 10.5 flowers/plant).
Kultivar dan Formula Pupuk pada Pertumbuhan Bunga Potong Anthurium Rahayu Tedjasarwana; Sri Wuryaningsih
Jurnal Hortikultura Vol 19, No 2 (2009): Juni 2009
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v19n2.2009.p%p

Abstract

ABSTRAK. Bunga potong Anthurium (Anthurium andraeanum Lind.) mempunyai bentuk bunga yang khas sepertitopi, terdiri dari spathe dan spadix dengan warna spathenya yang sangat beragam, dikenal mempunyai kesegaran bungadalam vas yang lama. Penelitian bertujuan untuk memperoleh formula pupuk yang tepat dan kultivar yang baik untukpertumbuhan dan produksi bunga potong Anthurium. Penelitian dilakukan di Rumah Sere Balai Penelitian TanamanHias (Balithi) dengan ketinggian 1.100 m dpl dari bulan Januari sampai Desember 2006. Percobaan menggunakanrancangan acak kelompok pola faktorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama 2 kultivar, yaitu kultivar Tropical danAvo Orange, sedangkan faktor kedua formula pupuk, yaitu (1) formula anthura sebagai kontrol, (2) formula Balithi1, (3). formula Balithi 2, (4) formula Balithi 3, dan (5) formula Balithi 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwajumlah klorofil, panjang dan diameter spadik, serta diameter tangkai bunga kultivar Tropical nilainya lebih besardibandingkan kultivar Avo Orange, yaitu berturut-turut 63,96 unit; 5,81; 6,77 cm; dan 4,86 mm. Sedangkan kultivarAvo Orange lebih cepat inisiasi bunganya, tangkai bunga lebih panjang dengan produksi bunga lebih tinggi, yaitumasing-masing 45,19 hari, 46,27 cm, dan 19,13 tangkai/petak. Formula pupuk 4 menghasilkan tanaman dengan inisiasibunga tercepat, yaitu 49,36 hari, sedangkan formula pupuk 3 menghasilkan bunga tinggi sebesar 18,0 tangkai/petak.Hasil penelitian memberikan informasi tentang adanya kultivar Anthurium yang produktif dan bermutu baik sertaformula nutrisi yang mudah diperoleh.ABSTRACT. Tedjasarwana, R. and S. Wuryaningsih. 2009. Cultivars and Fertilizer Formulae on the Growthof Anthurium Cut Flower. Anthurium cut flower (Anthurium andraeanum Lind.) has spesific flower form like hatconsist of spathe and spadix with variation on spathe color, and has long vaselife. The objectives of this researchwere to find out fertilizer formula and cultivars of Anthurium to increase the productivity of Anthurium cut flower.The experiment was carried out in a Screenhouse of Segunung Field Trial at Indonesian Ornamental Crops ResearchInstitute (IOCRI) from January to December 2006 at 1,100 m asl. Factorial design with 3 replications was used.The first factor was 2 cultivars of Anthurium cut flower consist of Tropical and Avo Orange. The second factor wasfertilizer formula: (1) Anthura as a control, (2) IOCRI 1, (3) IOCRI 2, (4) IOCRI 3, and (5) IOCRI 4. The resultsshowed that chlorophyl number, length and diameter of spadix, also flower stalk diameter of Tropical variety washigher than Avo Orange, i.e. 63.96 unit; 5.81; 6.77 cm, and 4.86 mm, respectively. On the other hand, Avo Orangeshowed faster flower initiation with flower stalk length and flower production higher than Tropical, i.e. 45.19 days;46.27 cm, and 19.13 flower stalk/plot respectively. Fertilizer IOCRI 4 showed fastest flower initiation (49.36 days)and fertilizer IOCRI 3 indicated the highest on flower production (18.0 flower stalk/plot).
Tanggap Pertumbuhan Mawar Mini dan Produksi Bunga pada Berbagai Daya Hantar Listrik dan Komposisi Media Tanam Rahayu Tedjasarwana; ED S Nugroho; Debora Herlinaa; - Darliah
Jurnal Hortikultura Vol 19, No 4 (2009): Desember 2009
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v19n4.2009.p%p

Abstract

Budidaya mawar mini Rosa sinensis Hort. var. Red Baby Rose pada pot memerlukan daya hantar listrik(DHL) media dan komposisi media tanam yang tepat agar pertumbuhan dan hasil bunga tinggi. Tujuan percobaanuntuk mendapatkan informasi tentang DHL media dan komposisi media tanam yang tepat. Percobaan diselenggarakanpada pot dalam naungan rumah plastik pada ketinggian 1.100 m dpl. di Kebun Percobaan Segunung Balai PenelitianTanaman Hias, Pacet, Cianjur, pada bulan Desember 2004-Juni 2005. Petak-petak percobaan disusun menurutrancangan petak terpisah dengan 3 ulangan. Perlakuan petak utama adalah 3 DHL media tanam >0,35-0,50, >0,50-0,75, dan >0,75-1,00 mS/cm, sedangkan anak petak yaitu komposisi media tanam cocopeat (1v), arang sekam (1v),cocopeat : arang sekam (2:1 v/v), (1:2 v/v), (1:1 v/v), dan moss:arang sekam (4:1 v/v). Hasil percobaan menunjukkanbahwa tidak terjadi interaksi yang berbeda nyata antara DHL media tanam dan komposisi media terhadap semuapeubah yang diamati. Panjang tangkai bunga tertingi (5,54 cm) diperoleh pada DHL media tanam >0,50-0,75 mS/cm. Tinggi tanaman tertinggi 22,17 cm, jumlah tunas terbanyak 18,60 buah/tanaman, jumlah klorofil tertinggi 45,87unit, diameter bunga kuncup tertinggi 8,54 mm, diameter bunga mekar tertinggi 4,46 cm, diameter neck tertinggi 1,39mm, diameter tangkai bunga tertinggi 1,84 mm, produksi bunga tertinggi 9,18 kuntum/tanaman, dan lama kesegaranbunga terlama 12,38 hari, diperoleh dari komposisi media tanam moss:arang sekam (4:1 v/v). Hasil penelitian inibermanfaat sebagai acuan petani mawar mini dan pengguna lainnyaABSTRACT. Tedjasarwana, R., E.D.S. Nugroho, D. Herlina, and Darliah. 2009. Response of Mini Rose Growthand Flower Yield at Various Electrical Conductivity and Growing Media Compositions. Mini rose, Rosa sinensisHort var. Red Baby Rose pot plant need proper media electrical conductivity (EC) and growing media compositionto obtain good growth and high flower production. The objective of the experiment was to find out the best growingmedia EC and media composition. Experiment was conducted on the pot in the plastichouse at Segunung FieldExperiment, Indonesian Ornamental Crops Research Intitute, Pacet, Cianjur, West Java (1,100 m asl.) from December2004 up to June 2005. The experiment was arranged in a split plot design with 3 replications. The main plots wasEC of growing media, namely >0.35-0.50, >0.50-0.75, and >0.75-1.00 mS/cm. While the subplot was 6 growingmedia composition, namely cocopeat (1 v), ricehull charcoal (1 v), cocopeat : ricehull charcoal (2:1 v/v), (1:2 v/v),(1:1 v/v), and moss: ricehull charcoal (4:1 v/v). The results of this experiment showed that there was no significantinteraction between growing media EC and growing media composition in all variables observed. The highest offlower stem length (5.54 cm) was found in >0.50-0.75 mS/cm of growing media EC. The highest plant height (22.17cm), buds number (18.6 buds/plant), chlorophyl contains (45.87 units), flower bud diameter (8.54 mm), blossomdiameter (4.46 cm), neck diameter (1.39 mm), flower stem diameter (1.84 mm), flower yield (9.18 flowers/plant),and flower vaselife (12.38 days), were found from growing media composition of moss: rice hull charcoal (4:1 v/v).The results of this experiment can be used as reference for mini rose farmer and any other usage.
Cara Aplikasi dan Takaran Pupuk terhadap Pertumbuhan dan Produksi Krisan Rahayu Tedjasarwana; Evi Dwi Nugroho; Yusdar Hilman
Jurnal Hortikultura Vol 21, No 4 (2011): DESEMBER 2011
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v21n4.2011.p306-314

Abstract

Krisan merupakan salah satu tanaman hias penting dalam industri florikultura di Indonesia. Dalam budidayanya, pertumbuhan dan produktivitas krisan sangat dipengaruhi oleh pemberian pupuk yang sesuai dan optimal. Pupuk N, P, dan K sering diaplikasikan tanpa memperhatikan cara aplikasi dan takaran yang tepat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui cara aplikasi dan takaran pupuk terhadap pertumbuhan dan produksi bunga krisan. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaaan  Balai Penelitian Tanaman Hias Segunung 1.100 m dpl. dari bulan Januari sampai dengan Desember 2007. Bahan tanaman yang digunakan adalah krisan varietas Puspita Nusantara. Pupuk yang digunakan yaitu Urea, KNO3, dan SP-36. Percobaan menggunakan rancangan petak terpisah dengan tiga ulangan. Petak utama ialah cara aplikasi pupuk butiran dan fertigasi. Sebagai anak petak ialah takaran pupuk, yaitu tanpa pupuk, ½ takaran anjuran, 1 takaran anjuran, dan 1½ takaran anjuran. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian pupuk dengan cara ditabur dan fertigasi memberikan pengaruh yang sama, sedangkan takaran pupuk 1½ takaran anjuran menunjukkan pertumbuhan vegetatif dan jumlah bunga lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya (diameter batang terbesar 5,90 mm, panjang daun 8,41 cm, jumlah daun/tanaman tertinggi 37,5 helai, dan 10,5 kuntum/tanaman). Chrysanthemum is one of important ornamental crops on the floriculture industry in Indonesia. In Chrysanthemum cultivation, growth and productivity of it are significantly affected by application of appropriate fertilizer in optimal dosage. N, P, and K fertilizer were frequently applied without taking into consideration on its application method and appropriate dosage. The objective of this study was to determine effect of application method and dosage of fertilizer on plant growth and production of Chrysanthemum. The experiment was carried out at Segunung Field Experiment Station of Indonesian Ornamental Crops Research Institute 1,100 m asl. from January to December 2007. The material used in the experiment was Puspita Nusantara varieties. The fertilizer utilized in the study were Urea, KNO3, and SP-36. The treatments were arranged in split plot design with three replications. The main plot was application method of fertilizer i.e. spreading and fertigation. The subplot was without fertilizer, ½ recommended suggestion dosage, 1 recommended suggestion dosage, and 1½ recommended suggestion dosage. Results showed that application of fertilizer both spreading and fertigation gave the same effect on growth and production of Chrysanthemum. Fertilizer dosage at 1½ recommended suggestion gave higher effect on vegetative plant growth and number of flower than those others (highest stem diameter 5.90 mm, highest leaf length 8.41 cm, highest leaf number/plant 37.5 leaves, and 10.5 flowers/plant).