Ahmad Zikri
UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

FITNAH (HOAX); Etika Berbicara dalam Pandangan Hadits di Era Digital Ahmad Zikri
TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama Vol 11, No 2 (2019): Juli - Desember
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/trs.v11i2.10624

Abstract

Tulisan ini mendiskusikan akan pentingnya upaya pentingnya penggunaan media sosial dan digital, yang bertanggungjawab. Bukan sebagai media dan sarana bagi penyebaran informasi palsu (hoax), fitnah, ghibah (penyampaian informasi faktual seseorang atau kelompok yang tak disukai), namimah (adu domba), gosip, pemutarbalikan fakta sampai ujaran kebencian dan permusuhan. Berbasis pada beberapa hadits, tulisan ini menegaskan akan keselamatan atau kedamaian merupakan hak setiap muslim karena itu orang yang mengaku muslim tentu mengetahui ada hak orang lain yang tak boleh diabaikan dan status non muslim juga di antaranya yang masuk dalam kategori “orang lain” itu. Mereka tidak boleh diganggu apalagi disakiti dengan aneka kejahatan fisik atau non fisik. Sebagaimana penelusuran penulis bahwa pemahaman ini karena didasarkan pada sebuah hadis lain dengan redaksi yang berbeda,  “Muslim ideal adalah muslim yang orang lain selamat..” Redaksi hadis tersebut menunjuk umum bukan hanya untuk orang Islam saja. Selanjutnya, sebuah negara tidak akan mencapai kemajuannya jika sesama warganya tidak tercipta toleransi antar sesama.
FENOMENA KORUPSI DI INDONESIA; Perspektif Hukum Pidana Islam Ahmad Zikri
Nusantara Journal for Southeast Asian Islamic Studies
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/nusantara.v15i1.10612

Abstract

Masih tingginya kasus tindak pidana korupsi menunjukkan pemberantasan korupsi belum maksimal. Salah satu faktor penyebabnya adalah lemahnya hukuman yang diberikan kepada pelaku tindak pidana korupsi. hukuman diberikan mempunyai tujuan pemidanaan sebagai Preverensi Khusus bagi pelaku tindak pidana untuk tidak mengulangi perbuatannya dan Prevefensi Umum selain pelaku agar tidak melakukan tindakan serupa. Lebih lanjut, hukuman bagi pelaku tindak pidana korupsi belum mampu memberikan efek jera. Bentuk hukuman dan ukurannya dalam hukum pidana islam diserahkan kepada hakim karena ini dikategorikan kepada Ta’zir. Akan tetapi lebih baik jika dilakukan formulasi dalam sebuah Qanun. Hukum pidana islam memberikan porsi yang besar kepada Hakim dalam pemberian hukuman bagi pelaku tindak pidana sehingga menimbulkan disparitas putusan